seorang anak yang memiliki kelebihan bisa mendengarkan bisikan-bisikan dari alam dan hewan-hewan, hingga dia dianggap gila oleh warga desa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hambali balon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11 : Akhirnya Bersatu Kembali
Setelah kejadian itu membuat ibunya ayu depresi sehingga sakit-sakitan, ayu merasa sangat bersalah, sedangkan mamat setelah kematian amel, mamat sering termenung, sehingga ibunya khawatir. akhirnya ibu mamat menjodohkan dia dengan siti, agar mamat tidak terfikir terus dengan amel.
sementara abizar masih terfikir dengan keadan ayu, abizar sering termenung karena memikirkan ayu terus, akhirnya abizar dikirim oleh orang tuanya keluar negeri untuk mengasingkan dirinya dan meneruskan penelitiannya. beberapa bulan di luar negri abizar dijodohkan oleh anak teman papanya yang bernama Nabila.
akhirnya abizar dan nabila menikah, sedangkan ayu tidak menikah, dia hanya mengurus anaknya dan ayahnya dan ibunya yang sering sakit-sakitan, sedangkan mamat sudah menikah dengan siti.
beberapa bulan abizar menikah dengan Nabila, perlakuan abizar dengan nabila kurang perhatian, tetapi nabila berbeda tetap memperlakukan abizar dengan baik sebagai suaminya.
sedangkan bima masih berhubungan dengan mamat, hingga bima memberitahukan kepada abizar lewat seluler, bahwasannya mamat sudah menikah, abizar sangat senang sahabatnya itu sudah bisa melupakan amel. lalu abizar membuat janji bertemu dengan bima.
abizar “bim kamu bisa kabari mamat, kalau setiap bulan nya aku berikan uang untuk ayu”
bima “bisa aja sih zar, tetapi kenapa kamu yang tidak langsung memberinya”
abizar “aku malu bim, aku sudah mengecewakannya, aku janji dengan mamat untuk menikahi ayu, tapi buktinya sekarang, dan aku tidak mau juga papa ku tau bim”
bima “ya sudah, kalau itu alasan kamu zar, aku maklumi, terus jika mamat menanyakan ini uang dari siapa zar, aku harus jawab apa?”
abizar “bilang saja dari aku, dan bilang saja semuanya yang aku bilang ini, nanti kamu buatkan rekening khusus dan berikan kepada mamat, aku minta tolong ya bim”
bima “baiklah zar, terus kamu dengan nabila bagaimana zar”
abizar “sudahlah bim, aku belum mau bahas nabila bim”
bima “maaf ya zar, nabila itu istri kamu, tetap perlakukan dia dengan baik. aku memang banyak berubah tidak seperti dulu, ini semua pelajaran dari ibunya mamat”
abizar “baiklah bim, nanti aku pikirkan kembali masalh ini”
setelah beberapa jam mereka ngobrol di satu cafe, mereka sudahi karena bima masih ada urusan.
bima “zar aku duluan ya, masalahnya aku masih ada kerjaan lagi”
abizar “ya bim, makasih ya bim”
bima “ok sama-sama zar”
beberapa tahun abizar menikah dengan nabila, abizar mulai menerima keberadaan nabila, dan abizar mulai menceritakan semuanya tentang dia dan ayu. nabila sangat lapang dada menerimanya dan memaklumi suaminya.
nabila “sudah lah mas, adik tidak masalah, itu kan masa lalu mas, sekarang kita tatap masa depan kita, apa lagi adik sedang mengandung anak kita”
abizar “iya dek, maafin mas ya, hati mas sudah bisa lega, mas sudah cerita dengan adik semua”
nabila “iya mas, mas harus bertanggung jawab dengan anak mas yang disana, walau ibunya tidak mau, mas bisa bantu dengan materi untuk kehidupan anak mas yang disana”
abizar “terimakasih dek, kamu sangat mengerti, iya mas akan lakukan yang kamu bilang tadi”
nabila “iya mas, lagian itu juga anak mas, dan yang didalam perut adik ini adalah adik dia”
abizar “iya dek, ya sudah kita istirahat”
nabila “iya mas”
akhirnya hubungan abizar dan nabila membaik, sembilan bulan kemudian nabila melahirkan anak yang berjenis kelamin wanita yang diberi nama SARAH. beberapa tahun berlalu sarah sudah masuk sekolah, salah sedari kecil sudah diberi pelajaran tentang tata krama dan mandiri oleh ibunya walau dia serba kecukupan, akhirnya sarah menjadi anak yang mandiri dan tidak manja, walau terkadang sarah sesekali manja dengan papanya, dikarenakan papanya sering keluar negri, mengurus perusahaan kakeknya yang semua di serahkan oleh papanya.
abizar “assalamualaikum”
sarah “waalaikumsalam, papa lama banget pulang dari paris”
abizar “maafkan papa ya nak”
nabila “sarah, biar papa mu istirahat dulu ”
sarah “iya mah”
nabila “sarah, kamu lanjutkan belajar kamu”
sarah “iya mah”
sarang langsung masuk ke kamarnya, saat ini sarah berumur 10 tahun, abizar dan nabila sambil berjalan ke kamarnya
nabila “mas, mas capek kan, ya sudah, mas mau makan atau mandi dulu, setelah itu mas istirahat”
abizar “mas mau mandi dulu dek”
nabila “ya sudah, itu handuk dan pakaian sudah adik siapkan, makanan sudah disiapkan sama bok minah”
abizar “iya sayang”
kecupan mesra mendarat di keningnya nabila. pagi yang cerah menghampiri kota dimana sarah tinggali, waktunya sarah berangkat sekolah, ketika di meja makan sarah meminta sedikit permohonan kecil dengan papanya.
sarah “pah, hari ini sarah boleh tidak minta diantarkan oleh papa”
nabila “sarah, biar pak manto saja yang antar sarah, nanti papa ke kantornya telat”
abizar “gak masalh kok dek, iya nanti papa antar kok”
sarah “horeee. papa aja mau kok mah, mamah ini saja”
nabila “sarah, mama itu ngajarin agar kamu mandiri jangan selalu papa, apa apa papa, papa juga banyak kerjaan sarah”
abizar “sudah-sudah, gak masalah kok sayang, aku lagi gak sibuk kok, paling cuma mengontrol kantor aja, terus mas ada janji ketemu dengan bima”
nabila “ohhh.ya sudah mas, sarah buruan makanya”
sarah “iya mah”
pagi itu sarah diantar oleh papanya, di perjalanan abizar menelpon bima,
abizar “assalamualaikum bim”
bima “waalaikumsalam zar”
abizar “bim, kita ketemunya di cafe biasa aja ya, waktu makan siang aja kita jumpa di sana”
bima “ok zar”
sampailah di sekolahnya sarah, tak lupa sarah mencium tangan papanya
sarah “pah, sarah masuk dulu ya pa, papa hati-hati”
abizar “iya sayang”
abizar sudah menunggu bima di cafe, tidak berselang lama bima datang
bima “sorry bro, aku sedikit telat , tadi ada pekerjaan mendesak”
abizar “aman bro”
bima “apa cerita ne bro, dah ngaren kau mau ketemu sama aku, biasanya kau nelpon aku saja”
abizar “sudah tidak boleh lagi aku jumpai kau bim”
bima “ya boleh lah, kalau jumpa gini [asti ada yang penting, kalau gak masalah masa lalu, atau tanya keadaan mamat, atau kamu mau kasih aku projek besar”
abizar “kalo projek besar kau tinggal minta aja lagi, ada ini projek besar”
bima “apa tuh, mau lah aku”
abizar “lanjutkan penelitian di desa mamat, mau kau?”
bima “bajingxx kau, anak aku masih kecil tau, aku gak mau mati konyel”
abizar “becanda tolol, aku cuma mau tanya kabar anak ku dengan ayu, kan aku nyuruh kamu pantau mereka, sekalian aku mau tanya kabar danu gimana”
bima “iya anjxx, ayu dan sari sehat, danu juga sehat”
abizar “mata-mata kamu yang memantau mereka menyalurkan uang dari aku kan”
bima “pastilah, ini sekolah sari dan danu dari dia, eh salah dari kamu dia yang menyalurkannya”
abizar “hemmm… aku kangen sama mamat”
bima “jangan kan kau zar aku juga rindu dengan mamat, terlalu cepat dia meninggalkan kita, padahal dia tidak ada sakit”
abizar “iya, aku belum sempat minta maaf loh bim, o ya bim aku minta tolong terus pantai mereka ya bim”
bima “pastilah zar, apa lagi danu, neneknya yang membuat aku berubah zar, kalau tidak, aku gak bisa sampai di puncak seperti ini zar, aku dengar kelebihan danu melebihi mamat”
abizar “iya bim, aku pengen kali bawa mereka ke kota, apalagi danu dianggap gila oleh warga, kenapa aku percaya, karena kita sudah menyaksikan bapaknya gimana”
bima “iya zar, yang penting kita bantu mereka dari belang, semoga mamat melihat kita”
abizar “iya bim”
pembicaraan mereka terhenti seketika abizar mendapat telepon dari mbok imah,
Mbok imah “assalamualaikum”
abizar “waalaikumsalam, ada apa bok”
Mbok imah “den ibu pingsan”
seketika abizar mematikan telpon lalu pamit sama bima
bima “ada apa zar”
abizar “nabila pinsan, solanya gak pernah kayak begini nabila”
bima “langsung saja bawa ke rumah sakit zar”
abizar “iya bim, aku pamit dulu ya, assalamualaikum”
bima “waalaikumsalam, hati-hati zar”
abizar langsung bergegas pulang, setelah sampai abizar dengan tergesah-gesa langsung masuk kekamar, nabila sudah sadar
abizar “dek kamu tidak apa-apa kan”
nabila “gak mas, gak apa-apa kok, cuma kecapean aja”
abizar “kita ke rumah sakit ya”
nabila “tidak usah mas”
nabila menyembunyikan penyakitnya ke semua orang, agar semua orang tidak khawatir, tetapi dia selalu kontrol ke rumah sakit tanpa sepengetahuan abizar, tetapi abizar tetap memaksakannya, karena dia tidak mau terulang lagi seperti adik sepupunya, karena filing abizar tidak enak.
abizar “sudah kita kerumah sakit, bok tolong siapai pakaian nabila”
bok imah “iya den”
abiza segera menelpon manto
abizar “asslamualaikum, to nanti kamu langsung ke rumah sakit bawa sarah ya”
manto “waalaikumsalam, iya pak, siapa yang sakit pak”
abizar “ibu to, tapi jangan bilang sarah dulu, biar sarah tau waktu di rumah sakit”
manto “oke pak”
akhirnya abizar membawa nabila kerumah sakit, untuk cek keadaan nabila, setelah di cek di rumah sakit, akhirnya rahasia nabila terbongkar, nabila memiliki penyakit kanker rahim stadium dua. mendengar keterangan dari dokter abizar terkejut dan terdiam menahan sedih. selama ketahuan nabila punya penyakit parah, abizar tidak pernah keluar negeri lagi.
bertahun-tahun berlalu sarah sudah tamat sekolah, nabila pun semakin parah penyakitnya, sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, nabila berpesan agar abizar harus kembali kedasa tempat ayu, untuk menikahi ayu, membawa ayu dan anaknya kekota, beri kehidupan yang layak untuk ayu dan anaknya, karena dia sudah lama menderita menahan rindunya, anaknya juga butuh kasih sayang dari seorang ayah, makanya abizar kembali kedasa dan menikahi ayu.