Sebastian Clemornat menyamar menjadi Bastian di desa Texas yang jauh dari New York, asalnya. Dia kabur karena tidak ingin dijodohkan oleh wanita pilihan orang tuanya hanya untuk bisnis. Lagipula dia bukan pewaris utama karena memiliki kakak laki laki dan perempuan. Dia anak bungsu yang tidak bisa dikekang. Umur 24 ketika menyelesaikan pendidikan sebagai dokter, ia pun pergi tanpa membawa fasilitas mewah dari keluarga Clemornat. Ketika sudah 2 tahun hidup tenang di desa sebagai dokter keliling dan tukang bengkel, kehidupan Bastian berubah karena pada suatu malam, tiba tiba ada wanita yang melahirkan di bengkelnya dan dia membantu persalinan itu. Sejak saat itu Bastian merasakan hatinya yang sedingin es dengan wanita kini mencair. Penasaran siapa wanita itu? Author juga penasaran nih 😄 Jadi baca novel ini sampai selesai dan semoga suka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERASAAN DIRAGUKAN
Setelah beristirahat hingga sore hari, Nyonya George sudah dapat turun dari brankar dan berlatih berjalan pasca melahirkan.
Dokter Bastian juga sudah memeriksa kondisi bayi dan ibu sebelum mereka dapat dipulangkan dengan syarat besok pagi harus segera check up di rumah sakit. Malam ini biarkan keluarga George tinggal dirumah mereka.
Pukul 7 malam, Bastian memperbolehkan pasien pulang.
Saat masuk kembali ke rumah, Bastian melihat Lili sedang memasak makan malam dan aroma makanannya begitu membuat dirinya lapar.
Namun, Bastian tidak menghampiri sang istri tapi mendekat kearah box bayi.
"Good evening, my daughter 👶🏻" sapa Bastian pada Cana yang terbangun tapi tidak menangis.
Bayi itu digendong oleh sang ayah.
"Wah putri daddy pinter nih, nggak nangis padahal popoknya penuh ya" ujar Bastian sambil menciumi wajah Cana.
Lili dapat melihat perilaku manis sang suami yang tidak ia cintai iku kepada putrinya dan tersenyum tipis.
"Setidaknya, Cana mendapatkan ayah yang sungguh menyayanginya. Tidak masalah jika Bastian tidak menyukaiku secara tulus dan nyata, yang penting Cana mendapatkan kasih sayang seorang ayah di awal kehidupannya" batin Lili.
Bastian membawa Cana ke kamar untuk mengganti popok.
10 menit kemudian, Bastian kembali menggendong bayi cantik itu keluar kamar karena belum juga tidur.
Bastian menggendong Cana mendekat ke Lili saat wanita itu menata makanan di meja makan.
"Cana sepertinya ingin menyusu" ucap dingin Bastian.
"Biar aku gendong" sahut Lili sambil meraih putrinya.
Bastian pun memberikan Cana pada ibunya.
"Makanlah dulu" suruh Lili sambil berjalan menuju sofa ruang tengah.
"Aku menunggumu" sahut Bastian membuat Lili mengangkat alis apalagi saat suaminya itu malah mengikutinya hingga duduk di sofa.
"Udah perang dinginnya?" celetuk Lili sambil mulai nenyusui Cana. Bastian bisa melihat gundukan sumber asi yang begitu menggoda nalurinya dengan dekat.
"Aku minta maaf" celetuk Bastian, lagi lagi membuat Lili kaget.
"Kesambet apa nih orang?" batin Lili.
"Minta maaf untuk apa?" pancing sang Lili kemudian.
Bastian menghela nafas panjang.
"Minta maaf karena telah merendahkanmu sebagai seorang ibu. Aku tidak benar benar ingin membunuh calon anak ku jika memang ada. Hanya saja..." jelas Bastian terjeda.
"Hanya apa?" tanya Lili penasaran.
"Hanya saja jika anak itu laki laki, dia akan mengalahkan ketampananku dan jika anak itu anak perempuan maka akan mengalahkan kecantikanmu" jawab Bastian dengan senyuman menggoda dan mendapatkan pukulan gemas dari sang istri di lengannya.
Puk!
"Alasan apa itu! Gak lucu!" sahut Lili yang tidak puas dengan jawaban Bastian.
"Hahaha, iya gak lucu tapi menggemaskan melihatmu kesal seperti ini" ujar Bastian seperti cowok genit yang sedang menggoda wanitanya. Membuat Lili malu sendiri menerima sikap ini.
"Aku hanya tidak ingin anak ku lahir tanpa cinta" lanjut Bastian dengan serius sambil menatap penuh makna kedalam mata sang istri.
Lili pun sama, ia menatap Bastian dengan tatapan heran dan tidak percaya dengan jawaban pria dihadapannya ini.
"Cinta?" lirih Lili.
"Iya cinta. Aku yakin Cana ada di dunia ini karena ada cinta dari orang tuanya. Tapi pengkhianatan cinta juga membuatnya kehilangan cinta pria brengsek yang membuatnya ada yang seharusnya ada untuknya. Aku tidak ingin anak ku akan merasakan kehilangan cinta dari ku" sahut Bastian.
"Ya sudah, jangan menghilang dan tidak bertanggung jawab seperti pria brengsek itu. Kamu sangat lebih baik darinya" ujar Lili lembut.
"Tapi kamu tidak mencintaiku" tebak Bastian.
"Maafkan aku. Aku masih tidak percaya dengan cinta" sahut Lili.
Bastian tersenyum tipis.
"Ya tidak masalah, aku akan membuatmu jatuh cinta padaku" ujar Bastian lantang.
Lili terdiam. Hatinya berdetak cepat, menjadi gugup saat melihat mata biru milik Bastian yang memandangnya berbeda dari sebelumnya.
Pandangan penuh cinta.
"Jangan bilang kamu..." tebak Lili yang terjeda. Seakan akan Bastian bisa membaca pikiran Lili, pria ini langsung menjawab tebakan istrinya.
"Ya, jika kamu menebak aku mencintaimu, itu benar. Percayakah jika ini cinta pandangan pertama? Entahlah, saat kamu muncul di bengkelku waktu itu, hatiku sudah menjadi milikmu, Liliana. Hanya saja aku tidak bisa langsung mengungkapkan perasaanku kepadamu karena aku tau kamu terluka oleh pria sebelum ku. Aku tidak ingin membuatmu melupakan rasa sakit kekecewaanmu terhadap cinta sebelum kamu bisa menyingkirkannya sendiri" ungkap Bastian jujur.
Lili lagi lagi terdiam, seperti Cana yang sudah tidak menggerakkan bibirnya untuk menyedot asi yang menandakan bayi itu sudah tidur.
Tanpa menjawab atau menyahuti ungkapan hati Bastian, Lili berdiri dan meletakkan Cana di box bayi.
Lalu wanita itu berjalan menuju meja makan. Bastian sedikit merasa kecewa jika sang istri tidak langsung merespon ungkapan hati darinya.
"Ayo makan dulu. Nanti kita lanjutkan mengobrol" panggil Lili yang sudah duduk di meja makan terlebih dahulu.
Bastian pun duduk dihadapannya dengan ekspresi datar menatap Lili yang baru pertama kali ini mengambilkan makanan di piringnya.
"Makanlah" suruh Lili lagi sambil giliran mengisi piringnya.
Bastian pun makan malam bersama sang istri yang selama beberapa minggu ini mereka berdua makan terpisah.
Tidak ada percakapan hingga makan malam selesai.
Bastian mencuci piring dan gelas kotor, sedangkan Lili hanya memperhatikan punggung gagah sang suami membelakanginya.
"Duduklah, Bastian" suruh Lili saat suaminya sudah membereskan piring dan gelas.
Bastian menurut. Mereka berdua saling pandang.
"Terima kasih kamu sudah mengungkapkan isi hatimu. Aku juga percaya cinta pada pandangan pertama itu benar benar ada, namun itu sangat menipu. Itu hanya perasaan sementara yang bisa menyakitimu. Kamu sangat tampan dan mempesona sebagai seorang pria. Aku pun bingung pada awalnya kenapa kamu sangat ingin menikahiku, seorang wanita asing yang memiliki anak tanpa suami dan seperti menjadi wanita buangan. Tapi karena penjelasanmu tadi, aku tau alasanmu menikahiku" ujar Lili mulai memberikan pemikirannya.
"Ya karena aku mencintaimu" sahut Bastian.
"Tidak, bukan itu. Kamu menikahiku karena melihatku sebagai wanita lemah yang butuh perlindungan. Kamu mengasihani ku, Bastian. Perasaanmu ini bukan cinta sebenarnya" ucap Lili membuat Bastian kembali memasang ekspresi dingin.
"Oh jadi itu yang kamu pikirkan tentangku? Mengasihani mu? Memandangmu lemah?" ulang Bastian dengan format dirinya awal yaitu bersikap acuh tak acuh.
"Maafkan aku. Aku bisa menjadi istrimu tapi tidak menjadi wanitamu" sahut Lili yang membuat Bastian benar benar tersulut amarah.
Penolakan dari Lili dan pemikiran wanita itu tentangnya sangat menyakiti hati Bastian.
😔😔😔😔😔
Pasti Bastian kecewa dan sedih.. 😔😔😔😔😔
Maka terungkaplah kebenaran bersaksikan Cana baby cantik..
♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️
Direct to the point ya author.. ♥️♥️♥️♥️♥️
Ga ada basa basi..
Meluncur terosss..
Gaspolll..💪💪💪💪💪