*ini novel remaja bukan novel dewasa*
Amelia Chandra Kusuma sudah lama jatuh cinta pada
Arjuna Suryanata,namun cintanya bertepuk sebelah tangan
perjodohan yang diatur dua keluarga konglomerat itu menjadi beban untuk Juna
karena sebenarnya dia menentang perjodohan itu
karena mamanya yang terus mendesak
membuat Juna tak bisa menolak
berbeda dengan Amel yang dengan senang hati menerima perjodohan itu
apakah cinta Amel akan terbalas
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lion Queen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mendekor ulang ruang rahasia
dua minggu kemudian*
Juna yang merasa tak betah di rumah sakit, memilih untuk rawat jalan di rumah,Juna dan Amel menempati Apartemen baru yang di belikan oleh Bu Laras
Amel dengan sabar dan telaten merawat Juna,, hingga Juna pulih sepenuhnya, bahkan Amel tak mengurusi cafenya dan menyerahkan semua tanggung jawab pada Cindy
Melihat semua perlakuan Amel,membuat Juna semakin tak bisa menahan rasa cintanya,dan sikap Juna pun berubah menjadi sosok yang lembut pada Amel,dan Juna masih merahasiakan tentang ingatannya yang sudah pulih dan bersumpah akan membalas Reynaldi yang sudah menyerang dirinya dan Amel
Amel yang merasakan perubahan Juna, tentu sangat bahagia walaupun Juna belum mengucapkan kata cinta, tidak mengurangi rasa bahagia Amel dan dengan tulus merawat Juna
"pagi honey"Juna menyapa Amel yang sedang menyiapkan sarapan berupa sandwich dan segelas susu
"pagi mas,,kamu mau ke kantor mas?"Amel melihat Juna yang sudah rapi dengan setelan jasnya
"iya honey,,aku mau beresin urusan kantor, rencananya besok aku dan Romi akan ke Singapura untuk urusan bisnis"
"tapi mas,kamu kan baru sembuh,apa gak bisa suruh orang lain yang mengurus bisnis di Singapura"
"gak bisa honey, untuk masalah ini aku sendiri yang harus turun tangan"
"tapi mas,, nanti kalau kamu sakit lagi gimana,,aku gak mau kamu kenapa',"Amel mencemaskan Juna
Juna berdiri kemudian memeluk Amel yang sedang duduk di kursi
"aku tahu kamu mencemaskan keadaanku,,dan aku janji akan menjaga kesehatanku,, lagi pula ada Romi dia bisa segera membantu Kalau sampai terjadi sesuatu "Juna mencoba meyakinkan Amel
"ya sudah, terserah kamu saja mas,, berapa lama kamu di sana mas,?"
"tergantung situasi, bisa cepat bisa lama"
"aku pasti akan sangat merindukan mu mas"Amel berdiri sambil memeluk suaminya
"aku juga akan merindukan mu honey,,"Juna membalas pelukan Amel, setelah itu Juna berangkat ke kantor dan Romi sudah menunggu di area parkir apartemen
Setelah Juna berangkat,Amel pun akan segera ke cafe, karena sudah seminggu lebih tidak ke cafe
...----------------...
dalam perjalanan menuju ke cafe
"Met nanti kita ke toko furniture dulu ya,ada beberapa barang yang mau aku beli,"kata Amel pada Memet
"baik bos"Memet melajukan mobilnya menuju toko furniture yang berada di dalam mall
Lalu Amel dan Memet masuk kedalam mall,untuk mencari barang yang di inginkan Amel
"mbak saya mau beli ranjang yang ukuran nomor dua,dan lemari baju dua pintu"ucap Amel pada pelayan toko
"iya Bu, silahkan ibu lihat lihat dulu"
Setelah cukup lama memilih akhirnya Amel sudah menentukan pilihannya,dan menyuruh pelayan mengirim barang itu ke cafe,, rencananya Amel akan mendekor ulang ruang rahasianya menjadi sebuah kamar agar bisa dia jadikan tempat istirahat yang nyaman
Setelah selesai membeli barang Amel akan kembali ke cafe,,tapi saat Amel akan keluar dari mall Amel bertemu dengan Reynaldi dan Stella
"halo nona manis,,apa kabar?"sapa si Rey dengan nada menggoda
Amel tak merespon dan meneruskan langkahnya,, lalu si Rey mencoba memegang pundak Amel,tapi secepat kilat Memet menahan tangan si Rey lalu memelintirnya
"lepasin brengsek,,"lalu Memet melepaskan tangannya
"dasar kurang ajar lo,,berani lo sentuh geu,lo pikir lo siapa"jiwa psikopat si Rey muncul,dan dia akan memukul Memet,,tapi Memet yang seorang Atlet pencak silat tentu dengan mudah menangkisnya dan kembali memelintir tangan si Rey
"Memet biarkan dia,, kita tidak perlu meladeni orang seperti dia,buang buang waktu saja,"ucap Amel sambil beranjak pergi meninggalkan si Rey yang masih merasa sakit di tangannya
"kau bisa sombong sekarang nona manis,,tapi tunggu saja,aku pasti akan membalas mu"bisikan syaiton muncul di pikiran si Rey
"bukannya dulu lo suka sama dia,,"ucapan Stella pada si Rey dengan raut wajah cemburu
si Rey diam tak menjawab Stella
"dulu gue memang suka sama Lo Amel,,tapi sekarang gue cuma ingin melihat lo dan si Juna itu hancur,,"bisikan syaiton dalam hati si Rey
Di cafe*
Amel memasuki cafe,dan melihat dua stafnya sedang merapikan meja dan kursi pelanggan
"pagi mbak Amel"sapa wati dan Santi kompak
"pagi,,apa kabar kalian,, semua baik' saja kan,gak ada masalah?"Amel bertanya sambil berdiri di depan meja service
"kita baik kok,,dan semuanya aman' saja tidak ada masalah"kata Santi
"ok terusin kerja kalian,, nanti kalau Cindy datang suruh ke lantai atas"Amel meninggalkan meja service lalu menuju lantai atas di ikuti oleh Memet
Lalu Amel membuka pintu ruang rahasia,, Memet kagum dengan isi ruangan itu, yang dipenuhi berbagai macam lukisan,dan lukisan tentang Juna mendominasi ruangan itu,
"gimana Met,kamu udah gak penasaran lagi kan"tanya Amel
"gak lagi bos,, kalau boleh tahu sekarang kita mau ngapain bos,,?"
"aku mau kamu keluarin semua lukisan ini,,"ucap Amel sambil mengemas lukisan yang ada di ruangan itu
"maksudnya mau di buang gitu,,?"Memet tak paham
"ya gak lah, masa mau di buang,,gue mau bersihin tempat ini,,mau aku jadiin kamar,,dan sebagian lukisan ini mau aku pajang di apartemen"jelas Amel
"ok bos, saya akan pindahin semua lukisannya"
"pagi bestie"Cindy masuk ke dalam ruang kerja lalu menghampiri Amel
"kangen gue, sama lo,"ucap Cindy sambil memeluk Amel
"bisa aja kamu ndy,baru dua Minggu gak ketemu,,udah kangen aja"Amel membalas pelukan Cindy
"gimana kabar Juna,, sorry gue gak jenguk dia waktu di rumah sakit,,lo tahu sendiri kan ini cafe sibuk banget,,di tambah lo gak ada disini,makin double kerjaan gue"keluh Cindy
"iya,,maaf Cindy sayang,,hari ini lo bisa istirahat biar gue yang handle semuanya,, lagi pula Juna juga sudah sembuh,, katanya besok dia mau berangkat ke Singapura"
"serius lo,, dia kan baru sembuh,,masak mau ke luar negeri"
"katanya sih ini urusan penting,,gak bisa pakai perwakilan,harus dia sendiri yang kesana"ucap Amel sambil mengemasi barang-barang
"terus ini lo mau ngapain,, kenapa lo bongkar semua lukisan kesayangan lo ini"
"gue mau rubah ruangan ini jadi kamar,,biar nanti kalau Juna kesini dia gak harus tidur di sofa"
"astaga jadi lo lakuin ini semua untuk Arjuna lo,, memang dasar ratu bucin,,ya udah sini gue bantuin"Cindy membantu Amel mendekor ulang ruangan itu
Di sisi lain,,,
"bos ini laporan kerja selama dua Minggu terakhir"Kata Romi sambil menaruh setumpuk berkas di meja Juna
"ada yang lain lagi,?"tanya Juna
"cuma mau mengingatkan bos, besok pagi kita sudah harus berada di bandara,,"
"ok, kamu lanjutin kerjaan kamu,, pastikan semua urusan disini beres,biar kita bisa fokus di Singapura nanti"
"siap bos"lalu Romi keluar ruangan
"pagi brother,, gimana kabar lo teman"sapa Lexi sembari duduk di sofa
"temen macam apa,, yang gak nengokin temennya yang sakit"jawab Juna ketus
"haha,lo ngambek ya,,gak nyangka kalau lo bisa ngambek sama gue"goda Lexi
Juna hanya diam tak merespon ucapan Lexi
"gue kerumah sakit bro,,tapi lo kan gak sadar selama dua hari,,dan selama dua minggu ini gue keluar kota,, biasa cari bahan buat pabrik,baru kemarin gue balik,,"jelas Lexi dengan santai
"Lex gue mau ngomong sesuatu sama lo,,"Juna menghentikan kegiatannya lalu duduk di sofa
Kemudian Juna menceritakan kronologi kejadian di masa lalu secara detail pada Lexi
dan cerita Juna membuat Lexi geleng geleng kepala
"jadi sebelum lo hilang ingatan,lo udah jadian sama si Amel,,gila lo ya,,hal sepenting ini lo gak cerita sama gue,,lo nganggep gue temen gak sih"Lexi ngambek
"sorry bro,,gue gak bermaksud menyembunyikan soal hubungan gue dan Amel"
"bodho amat,,gue gak mau denger alasan lo"
"ok,, gue minta maaf beneran,,lo jangan ngambek lagi,gue akan kasih diskon biaya eksport barang lo gimana"bujuk Juna
"ini yang gue suka,,ya udah gue maafin"secepat kilat mood Lexi berubah
"terus masalah penyerangan itu gimana,,"tanya Lexi,,pembicaraan mulai serius
"CK,gak ada bukti, atau pun saksi, jadi kasus ini sepertinya buntu"kata Juna
"memang brengsek itu si Reynaldi,, manusia laknat,!"umpat Lexi
"gue minta lo jangan cerita sama Cindy kalau ingatan gue udah pulih, karena dia pasti akan cerita sama Amel,,dan sementara waktu gue mau rahasiain ini dari Amel"
"ok,, rahasia lo aman sama gue"
bisakah Juna dan Amel memecahkan kasus dari masa lalu mereka,, sementara tidak ada bukti ataupun saksi yang bisa digunakan untuk menangkap si Reynaldi
~£Q~