NovelToon NovelToon
Istri Siriku, Sayang!

Istri Siriku, Sayang!

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Poligami / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rose Mia

Narendra sang pengusaha sukses terjebak dalam situasi yang mengharuskan dirinya untuk bertanggung jawab untuk menikahi Arania, putri dari korban yang ia tabrak hingga akhirnya meninggal. Karena rasa bersalahnya kepada Ayah Arania akhirnya Rendra bersedia menikahinya sesuai wasiat Ayah Arania sebelum meninggal. Akan tetapi kini dilema membayangi hidupnya karena sebenarnya statusnya telah menikah dengan Gladis. Maka dari itu Rendra menikahi Arania secara siri.

Akankah kehidupan pernikahan mereka akan bahagia? Mari kita ikuti ceritanya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rose Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lepaskan Aku, Tuan!

"Jadi... Kau saat ini tengah merasa jenuh dengan pernikahanmu?" Selidik Arga menatap lekat ke mata Gladys yang terlihat sendu.

"Oh.. itu bukan saya tapi sahabat sa_"

"Walaupun kamu seorang aktris yang pintar memainkan drama, tapi matamu tidak bisa berbohong." Ujar Rendra serius seraya meletakkan kedua tangannya di meja.

"Sepertinya aktingku sangat buruk di hadapan anda, pak Arga," Gladys mendenguskan nafas frustasi.

"Jadi.. apa yang menjadi masalah dalam pernikahan mu nona?" Pria tampan dan mapan itu menaikkan sebelah alisnya.

"Kau jenuh dalam pernikahanmu?" Ujar Rendra membahas pertanyaan awal yang dilontarkan artis cantik itu tadi.

"Sebenarnya saya sangat jenuh dengan pernikahan kami selama ini. Tapi saya hanya bisa memendamnya seorang diri. Dan itu sangat menyesakkan dada ini." Mata indah Gladys kini mengembun di pelupuk matanya.

"Saya tak menyangka di balik potret kebahagiaan pernikahan aktris terkenal seperti nona, yang beritanya selalu berseliweran di media-media ternyata dibalik itu semua terpendam derita mendalam. Memang kau adalah aktris berbakat mampu menutupi itu semua, nona Gladys."

Arga mencondongkan tubuhnya lebih dekat ke arah sang artis cantik itu. "Lalu.. kalau boleh saya tau, apa yang mendasari penderitaan mu itu?"

Percakapan itu hening beberapa saat. Hembusan angin pinggir pantai terdengar berdesir ditelinga mereka.

Dengan wajah yang sendu, Gladys mengangkat pandangannya ke arah Arga.

"Saya belum bisa menerima Mas Rendra di hati saya. Saya sudah berusaha untuk belajar mencintainya. Saya sudah berusaha bersikap manis padanya. Saya sudah mati-matian membuang jauh-jauh masa lalu saya. Saya sudah_" Air mata Gladys tak nampu di bendung lagi. Pandangannya tertunduk membawa beban berat di hatinya. Wanita cantik itu kini menangis terisak di hadapan Arga dengan seluruh penderitaan nya yang sangat pedih.

"Saya sangat ingin memiliki rasa cinta untuk suami saya. Sangat-sangat ingin. Namun betapapun saya berusaha dengan seluruh kemampuan yang saya miliki, tapi tetap saja saya tak bisa." Ujar Gladys disela tangisnya.

Arga berdiri dari duduknya kemudian mendekati artis cantik itu dengan berdiri di sampingnya. Pria tampan itu menepuk-nepuk pundak Gladys untuk memberikan ketenangan padanya.

"Baiklah tenanglah... Sekarang saya mulai paham dengan situasi mu nona, hingga kandang fikiran nona menjadi tak fokus saat bekerja." Ujar Arga.

Gladys memeluk pinggang Arga dan membenamkan wajahnya di sana. Arga berlutut di hadapan wanita yang nelangsa itu kemudian memeluk Gladys yang sedang tak berdaya dan rapuh.

"Tenang-tenang nanti kita akan pikiran langkah apa yang akan kita lakukan selanjutnya." Ucap Arga terus membuat Gladys merasa tenang.

Arga membiarkan mereka pada posisi itu, agar bisa sedikit mengangkat beban berat yang Gladys pikul sendirian selama ini.

***

Di kantor Rendra, setelah semua pekerjaan terselesaikan, ia segera meraih ponselnya untuk menghubungi istri sirinya yang sedang berada di rumah.

Terdengar suara sambungan telepon yang berdering di saku Arania. Arania yang saat ini sedang bersama bik Erna di dapur gelisah dengan panggilan telepon yang bertuliskan 'My Hubby' itu.

"Neng, itu ponselnya berdering kenapa tidak diangkat dulu." Ujar bik Erna yang melihat wajah kebingungan Arania yang hanya memegangi ponselnya berdering.

Arania menoleh ke bik Erna, "Aku akan ke sana dulu bik, mau angkat telepon ini dulu." Ujar Arania.

"Ya sana diangkat dulu teleponnya siapa tau ada yang penting." Ujar bik Erna yang dibalas anggukan kepala Arania.

"Hallo.. Assalamualaikum.." Ucap Arania mengangkat telepon dari suaminya seraya berjalan menjauhi area dapur.

"Wa'alaikumsalam. Kenapa lama sekali menjawab telepon dari ku?" Ujar Rendra dari balik telepon dengan suara datar.

"Anu mas, tadi sedang berada di dekat bik Erna." Jawab Arania merasa bersalah.

"Baiklah sayang, mas paham. Oya.. Ayo kita berbelanja keperluan mu. Mas tau banyak barang yang kamu butuhkan. Mas tunggu kamu di pertigaan jalan Anggrek ya. Kira-kira setengah jam lagi mas sudah sampai di sana. Sekarang kamu bersiaplah."

"Tidak perlu, Mas. Aku belum perlu apa-apa. Aku masih memiliki sedikit stok keperluanku. Kalau nanti ada yang kurang aku akan membelinya di pasar atau di minimarket terdekat."

"Kamu tidak perlu membantah suamimu. Sekarang turuti saja perintahku." Terdengar nada kekecewaan pada suara Rendra. Membuat Arania menuruti keinginan suaminya agar tidak marah padanya.

"Tapi mas, aku harus buat alasan apa agar bik Erna tidak curiga?" Gadis yang baru-baru ini telah melepas kegadisannya itu kini merenung sejenak. Ia memikirkan alasan apa yang tepat untuk dirinya bisa meninggalkan rumah itu tanpa kecurigaan.

"Bilang saja kamu akan menemui saudara mu." Ujar Rendra.

"Ah, ya benar. Itu masuk akal mas." Arania menyunggingkan senyum di wajahnya.

"Baiklah, mas matikan teleponnya. Kamu bersiap-siaplah."

Setelah sambungan telepon terputus Arania kembali menemui bik Erna yang terlihat sibuk di dapur.

"Bi, aku harus pergi sebentar. Saudaraku yang ada di kota ini menelepon ku supaya aku menemuinya sekarang juga. Ada urusan yang harus saya selesaikan dengannya." Ujar Arania dengan menyembunyikan rasa gugupnya kala berbohong pada wanita paruh baya itu.

"Bisa sih neng, tapi sebentar lagi Tuan akan pulang. Nanti kalau Tuan mencari neng Ara gimana? Sebaiknya neng Ara meminta izin dulu sama Tuan, kalau nanti dapat izin baru deh neng Ara bisa pergi." Ujar bik Erna.

"Baiklah bik, nanti aku akan menelepon Tuan agar memberikan ku ijin. Ya sudah aku ke kamar ku dulu bik, mau siap-siap." Arania kembali ke kamar belakang. Ia dengan cepat mempersiapkan dirinya.

,,,

Saat Arania sedang berada di persimpangan jalan tiba-tiba mobil berwarna hitam berhenti di hadapannya. Gadis cantik itu mengenali mobil itu kemudian tak sungkan membuka pintu mobil itu. Arania terkejut dengan seseorang yang berbeda di dalam mobil itu yang ternyata bukan suaminya.

"Dengan nona Arania?" Ujar pria berkacamata hitam dengan masker menutupi wajahnya serta topi yang dikenakannya di kepala.

"Saya di suruh Pak Rendra untuk menjemput anda, nona. Masuklah!" Ujar pria asing itu.

Arania mengangguk, kemudian dia menutup kembali pintu depan dan beralih ke pintu belakang penumpang. Pria asing itu hanya tersenyum miring melihat tingkah gadis itu.

Saat berada di dalam mobil Arania terus memalingkan pandangannya dari pria yang tengah menyetir itu. Ia merasa canggung berada dalam sebuah mobil yang hanya berdua dengan laki-laki asing.

"Pak, kita akan ke mana?" Tanya Arania saat dirasa mereka telah lama berkendara.

"Nanti nona pasti akan tau. Tuan Rendra sudah menunggu nona."

Arania tak tinggal diam saat merasa ada kejanggalan karena pria ini sedari tadi terasa curi-curi pandang padanya. Ia mengambil ponselnya dengan terburu-buru untuk menghubungi sang suami. Namun saat mendial nomer suaminya ternyata tidak aktif. Arania semakin takut dengan keadaan ini yang menurutnya berbahaya.

"Ada apa nona? Apa kau gagal menghubungi suami mu?" Ujar pria yang dirasa mencurigakan.

Arania kembali merasakan hawa yang mencekam di sekitarnya. Keringat dinginnya mulai keluar dari pori-porinya.

"Turunkan aku!" Pinta Arania dengan sedikit keberanian.

Pria itu dari balik kacamata hitamnya menatap tajam pada Arania dari arah sepion . Kemudian menyunggingkan senyum miringnya. "Ada apa nona? apa kau sedang ketakutan? kau takut padaku?" Ucapnya.

"Tolong, turunkan aku di sini, Tuan," ujar Arania dengan wajah yang hampir menangis.

"Kenapa? saya akan membawa nona pada suami nona kan?" pria itu terlihat menyeringai dari balik maskernya membuat bulu kuduk Arania merinding karena rasa takutnya.

"Tidak! Anda bohong. Anda orang jahat. Anda berniat menculik ku kan?" ujar Arania dengan wajah yang tengah menangis.

Pria itu menghentikan mobilnya mendadak. Namun saat Arania ingin cepat-cepat membuka pintu mobil itu ternyata masih terkunci. Arania dibuat semakin ketakutan.

Tiba-tiba pria itu berpindah posisi ke belakang, duduk di sebelah Arania.

"Anda mau apa? Anda siapa? saya tidak mengenal anda. Tolong biarkan aku pergi. Jangan sakiti saya, Tuan. Aku tidak memiliki apapun. Aku hanya seorang pelayan. Aku mohon lepaskan aku, Tuan." Arania terus menangis saat pria itu hanya menatapnya lekat. Arania kembali berusaha membuka pintu mobil itu yang terkunci.

Tiba-tiba tangan besar pria itu mencekal pergelangan tangan Arania. Gadis itu memberontak dan terus berteriak histeris.

"Arania..." Panggil pria asing itu, hingga gadis itu berhenti berontak dan kembali menatap pria yang berada di dekatnya.

,,,

1
JessicaArt
😍😍😍
JessicaArt
lanjut Thor...
JessicaArt
lanjut lagi Thor, penasaran.. 🔥✍️
Rose Mia: Bab selanjutnya telah diperbaharui. Silakan lanjutkan membaca ke bab berikutnya,,, terimakasih ☺️🫰
total 1 replies
JessicaArt
Lanjut...
Max >w<
Thor, kapan update selanjutnya?
Rose Mia: Insyaallah nanti siang ya kak,,, ☺️🫰
total 1 replies
JessicaArt
Saya suka cerita ini
JessicaArt
ceritanya seru Thor, lanjut... Semangat ✍️✍️✍️🔥
Rose Mia: silahkan membaca ke bab berikutnya, ,☺️🫰
total 1 replies
Rose Mia
Semangat nulisnya ❤️‍🔥❤️‍🔥❤️‍🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!