Vernando Permana. banyak orang yang memanggilnya Nando, seorang siswa yang dikenal berekspresi datar. namun banyak siswi-siswi yang mengidolakan nya, tidak ada seorang siswi manapun yang bisa menembus dinding hati beku nya Nando.
Sampai takdir yang mempertemukan dirinya dengan seorang gadis ceria bernama Monisha Listiani yang biasa dipanggil Mona, kisah hidup dan kisah cintanya berawal dari situ.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PHB | 10. Tidak Pernah Akur.
Sehabis selesai kerja kelompok, Mona merebahkan diri ke dalam ranjang Novia, bahkan dia menganggap kalau rumah Novia adalah rumah ternyaman yang di kelilingi orang tua yang sangat peduli dan perhatian dengan nya.
Berbeda sekali dengan Mona, yang kedua orang tua nya selalu memarahi nya karena ulah Mona selalu buat onar.
Yang tidak dimiliki Mona ada semua di Novia, yang tidak dimiliki Novia semua ada di Mona
Dan kedua orang itu tidak menyadari, kalau Nando lah yang tidak mempunyai kedua itu.
"Mon jangan tidur" Kata Novia sambil menghampiri sambil membawa bungkus gorengan yang dia beli.
Mona hampir saja terpejam, lalu dia bangkit dari rebahan singkatnya untuk mengambil jaket nya yang ada di cantolan.
"Nov, temani aku tidur yu semalam ini, orang tua aku lagi ada diluar kota, aku takut tidur sendirian di rumah" Kata Mona sambil memakaikan jaket di tubuh nya.
"Tapi besok sekolah Mon" Kata Novia, niatnya dia ingin menolak halus, padahal hatinya ingin sekali menemani dia. Namun dia sadar diri dari keluarga yang kekurangan.
"Tinggal bawa buku-buku, tas, seragam sekolah, baju tidur, baju ganti gampang kan, ke sekolah nanti kita berangkat bareng" Kata Mona, licin sekali mulutnya untuk mengucapkan kata-kata itu dengan raut wajah yang polos tanpa beban. Membuat Novia langsung tersenyum, dia kali ini tidak bisa berbicara lagi, sebab Mona terus mengelak dan kekeh minta di temani.
Barulah disitu Novia langsung menghampiri Ibu nya sekalian membawa tas yang sudah dimasukan seragam dan buku-buku sekolah
"Loh Nov mau kemana?" Tanya Bu Sari dengan kerutan kening.
"Oh iya aku mau nginep di rumah Mona ya mah, soalnya dirumah dia sepi minta di temenin, aku sudah bawa buku-buku sama seragam nya kok" Novia meminta izin
Pak Sofyan yang sedang bersantai meminum kopi langsung menoleh dan ikut berbicara "Sudah tidak apa ma, jarang-jarang kan Novi ada teman yang ngajak nginep di rumah"
Perkataan itu membuat Bu Sari langsung mengizinkan. Tanpa berlama-lama lagi, kedua gadis itu langsung berpamitan kepada mereka.
Di perjalanan Mona tiba-tiba berhenti di perkumpulan tunawisma, dia memberikan gorengan yang telah dia beli untuk orang yang membutuhkan. Bersama dengan botol minuman yang dia beli di Indomaret barusan.
Novia sampai tercengang lagi, melihat gadis yang cover nya terlihat sangat barbar, dalam hatinya itu lemah lembut.
"Terima kasih ya nak, kebetulan ibu sama anak belum makan dari pagi" Kata ibu-ibu yang sedang menggendong anak kecil di depan dada kanan nya.
"Iya sama-sama Bu, habisin ya Bu, kalau gitu saya permisi dulu" Kata Mona dengan senyuman. Ia langsung balik badan menuju sepeda motor yang sedang ditunggu Novia disana.
"Kuy" Kata Mona sambil memasang kembali helm bogo nya. Novia langsung membenarkan posisi duduk nya yang menyamping di jok motor.
Mereka berdua melanjutkan perjalanan, Novia terus mempertanyakan kepedulian Mona terhadap sesama. Mona memilih bungkam, karena kalau menjawab dia sadar hanya akan menyebar sifat angkuh.
Sampai nya mereka dirumah, Mona langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya yang sudah bau dan lengket.
Hal itu dilakukan juga dengan Novia, setelah mereka semua selesai mandi, Novi langsung dibawa ke kamar Mona setelah berganti pakaian kaos tidur yang nyaman dan adem.
Novi tak henti-henti nya mengaplikasikan wajah kagum ketika melihat kamar Mona yang begitu nyaman, bersih dan penuh warna merah muda, Sementara itu Mona hanya tersenyum simpul.
"Tunggu sini bentar ya, saya mau ambil cemilan di lemari es" Kata Mona, Novia mengangguk kepala tanda dia setuju.
Mona telah pergi meninggalkan Novia di dalam kamarnya, Novi disana masih asik memperhatikan setiap sudut kamar Mona.
Karena kamar Mona dihiasi berbagai macam aksesoris yang membuat Novia tenggelam di dalam kekaguman.
Dalam penjelajahan matanya, Novi melihat balkon luar kamar, langkah kaki nya langsung mengarah ke balkon itu. Novi membuka pintu kaca yang menghubungkan nya ke balkon itu.
Sejuknya udara langsung menyambut nya, dan pandangan nya langsung terpaku pada pemandangan gunung manglayang yang eksotis di depan nya, walau terlihat samar tapi sangat jelas terlihat di bola matanya.
"Gila, ini pemandangan nya gila! Bagus banget" Gumam Novia berbicara pada diri sendiri, dia seakan masih kagum yang tak pernah berhenti.
Sementara dibelakang sana, sudah ada Mona yang kedua tangan nya sudah penuh dengan makanan dan minuman dingin. dari arah pintu kamar, Ia melihat tubuh Novia yang sedang membentang kedua tangannya ke samping dari arah balkon luar.
"Nih saya bawakan banyak cemilan buat kamu Nov" Kata Mona sambil mendekat ke arahnya.
Novia menoleh dan mendekat "Makasih banyak Mon, tau aja saya mau nyemil saat cuaca mendung begini"
Mereka langsung duduk di balkon sambil menikmati beberapa cemilan dan minuman serta melihat pemandangan di sore hari.
Disaat mereka tengah asik mengobrol, Nando muncul dari samping balkon depan kamar nya. Novia yang melihat itu langsung terkejut dan menyapanya, setelah disapa Nando lebih terkejut melihat Novi yang sudah memakai baju tidur.
"Hay Nando" Kata Novia. Mona langsung menoleh ke samping setelah Novi menyapa pria itu.
"Jangan nyapa cowok rese itu, kalau dia ngomong pasti bikin kesel" Protes Mona.
Nando menaikkan satu alis, dia tak menjawab dengan santainya Nando menyulut rokok dan duduk santai bersandar di kursi balkon.
"Lah dia ngerokok?" Kata Mona dengan mata membulat sempurna. Terkejut sekali dia seperti nya, tapi tidak untuk Novia. dia justru sudah biasa melihat Nando merokok terang-terangan.
"Bad boy dia itu Mon" Kata Novia. dan itu terdengar renyah di telinga Nando, tapi dia cuek dan tidak peduli, fokus mengembuskan asap demi asap pada rokok yang dia pegang di jari-jari tangan nya.
"Anjir berani banget dia ngerokok lagi disana, emang gak dimarahin apa sama orang tua nya?"
Novia menjawab dengan bisikan "Sudah di bolehkan dia itu, karena orang tua nya sering ninggalin dia jadi dibebaskan oleh kedua orang tua nya."
"Sumpah kok jadi gak nyaman ya, saya dekat-dekat cowok brengsek" Kata Mona, membuat Nando menyimpan rokok dan menatap ke arah Mona.
"Mau saya lakban mulut kamu itu?"
"Tuh kan dia ngajak ribut lagi, sayang nya saya lagi malas saya ladeni bocah"
"Punya cermin kan kamu? Ngaca deh" Nando terpancing emosi, hampir saja mereka adu bacot, Novia lebih dulu membawa Mona untuk masuk ke dalam kamarnya.
Sedangkan Nando sendiri masih berada di balkon dalam keadaan tenang, netranya fokus menatap pemandangan sore yang ditemani sebatang rokok dan kopi hitam yang dibawa nya.
Sisi lain, Mona sedang berkacak pinggang di dalam kamarnya, yang terus di redam emosi nya oleh Novia.