Seorang gadis yang terpaksa menerima pernikahannya demi kakeknya yang memiliki sebuah perjanjian dengan sahabat lamannya.
Nah.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 11
Arhan menatap Zahara yang tertidur pulas di atas kasurnya. Kemudian dia melirik ke arah jam dinding yang terpasang di atasnya sambil bergumam " Masih jam 10 tapi dia sudah tidur , dia terlihat sangat lelah ".
Arhan melemparkan dasi dan jaznya serta melepaskan semua kancing bajunya kemudian merebahkan dirinya di samping Zahara yang tertidur pulas.
Arhan menatap gadis yang berada di sampingnya dengan lekat, dan tanpa sadar dia mulai mendekat dan mencium bibirnya dengan lembut.
Tanpa diduga Zahara yang masih memejamkan matanya bergerak sambil membuka mulutnya, dan itu membuat Arhan leluasa menjelajahi rongga mulutnya.
" Uhhhh, ehmm " Zahara mulai mendesah dan entah apa yang dirasakannya saat ini.
Arhan terus menyesap bibir mungil milik istrinya hingga tangannya tak lagi bisa diam dan meremas dada kecil yang mulai tumbuh membesar.
Arhan merasakan saat ini sangat menginginkan, tapi seketika itu dia sadar dan menghentikan aktivitasnya. Dia menatap Zahara yang masih terlelap seperti tak terjadi apa apa. Arhan sadar istrinya masih sangat muda untuk bisa melakukanya.
Arhan merebahkan tubuhnya di samping Zahara dan mengusap kasar rambutnya karena menahan hasrat yang saat ini sedang membara.
Setelah beberapa saat suhu tubuhnya mulai turun begitu juga gemuruh hasratnya yang perlahan mulai mereda.
Arhan mengusap lembut pipi mulus Zahara dengan senyum tipis di sudut bibinya " Hhm, dasar bocil tidurnya kayak kebo".
Dan Zahara kembali bergerak mengubah posisi tidurnya dengan memeluk tubuh Arhan yang dikiranya guling.
" Maafkan aku hampir saja aku lupa kalau kamu masih bocil " Gumamnya sambil tersenyum kemudian melepaskan perlahan pelukan Zahara dan beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya sebelum ikut pergi ke alam mimpi.
Keesokan harinya di meja makan.
" Sayang, kamu berdandan rapi mau ke mana?" Tanya Sofia yang melihat Zahara keluar dari kamarnya dengan setelan kaos dan celana jeans yang sangat luwes dan sesuai umurnya.
Zahara tersenyum dan duduk di samping mama mertuanya " Aku akan pergi ke kafe ma menemui temanku dia mau membantuku mencarikan mama kandungku " .
Sofia pun mengangguk.
" Lho memangnya kamu tidak kerja hari ini? " Sahut Arhan dari belakang yang juga sudah rapi dengan setelan Jaz mahalnya.
Zahara menggeleng perlahan.
" Eh non ini kantor bukan milik kakekmu ya jangan seenaknya sendiri kalau bekerja " Ketus Arhan sambil meneguk segelas susu yang sudah disiapkan untuknya.
" Bukankah kemarin kak Arhan bilang kalau aku tidak perlu bekerja, kak Arhan sudah sanggup menafkahiku dan membantu perusahaan kakekku" Jawab Zahara tanpa menatap Arhan , sambil mengoleskan mentega di atas rotinya.
Arhan melotot tajam " Hahhh, bisa bisanya kamu ya, selain sebagai suamimu aku juga bosmu jadi harus ikut perintah ku, pokoknya kamu harus ikut ke kantor? ".
" Ogah! "
" Awas ya kalau berani menolak lagi " Gertak Arhan.
" Pokoknya aku ogah ikut kak Arhan, capek aku deket sama kamu kak, kamu selalu ngeselin membuatku emosi, ogah ogah pokoknya ogah " Jawab Zahara yang membuat Arhan semakin emosi dan mendengus kesal.
Sofia memijat pelipisnya, awalnya dia hanya tersenyum melihat keributan kecil suami istri itu tapi lama lama menjadi pusing karena hal yang sepele malah jadi pertengkaran beneran
" Cukup, mama sama papa pusing mendengar kalian ribut, Arhan habiskan susunya, Zahara habiskan sarapannya! " .
Zahara pun segera melahap rotinya dan tiba tiba dia berhenti mengunyah dan teringat sesuatu " Hahhh o iya ma, apa mama pernah bermimpi aneh ? ".
" Aneh gimana maksudnya sayang? " Jawab Sofia.
Zahara melahab potongan terakhir rotinya dan berbicara dengan mulut penuh roti.
" Tadi malam aku seperti bermimpi ada yang mengusap mulutku terus mencium bibirku seperti yang aku lihat di drama Korea terus aku juga merasakan ada yang meremas dadaku, tapi ketika aku membuka mata, ternyata hanya mimpi ".
uhukkkk
Mendengar ucapan Zahara membuat Arhan tersedak dan batuk batuk membuat Sofia berdiri dan memijit tengkuk leher putranya itu " Arhan pelan pelan dong kalau minum ".
uhuk uhuk(Arhan masih batuk batuk) " cukup cukup Zahara itu hanya mimpi tidak perlu dibahas malu tau "
Seketika itu Sofia menjitak kepala putranya
" Apa yang kamu lakukan Arhan! " bisik Sofia yang membuat Arhan bingung mau jawab apa
" ehm am em ".
" Sudah ma, cukup lanjutkan saja makannya " Potong Arya.
Zahara mengernyitkan keningnya dan kembali menceritakan mimpinya yang seperti nyata semalam namun dihentikan oleh Arhan.
" Stop Zahara, itu hanya mimpi kenapa kamu lebay banget sih, uhuk uhuk " Gertak Arhan.
" Ih kak Arhan kenapa sih, ini mimpi juga mimpi aku gak ada hubungannya dengan mu lagi pula aneh ya kok seperti nyata ya, bangun tidur bajuku juga berantakan dan bibirku seperti ada yang baru saja gigit "
Jawab Zahara ketus sambil mengusap bibirnya .
Sofia dan Arya hanya saling menatap kemudian keduanya menatap Arhan yang mulai kelicutan " Ma, pa, ini tidak seperti yang kalian duga ".
Sofia menarik nafasnya dalam dalam " Arhan, apa yang kamu lakukan! , ingat kalau melakukan itu memakai pengaman dia masih kecil jangan sampai kebobolan, bisa bahaya untuk nya".
Arhan pun menggaruk garuk rambutnya yang tidak gatal " Ih mama sama papa tidak percaya, aku tidak melakukan apa apa lo ".
Zahara juga mulai bingung " Apa sih yang kalian bicarakan? ".
Sofia tersenyum lembut pada menantunya itu
" Eh tidak ada sayang ini masalah orang dewasa, em kalau kamu pergi ke kafe biar di antar pak Teguh ya biar lebih aman "ucap Sofia mengalihkan perhatian Zahara.
Zahara menggeleng " Zahara memakai mobil Zahara sendiri saja ma".
" Tuh kan muncul lagi keras kepala nya" Gumam Arhan sambil beranjak dari meja makan dan bersiap untuk pergi ke kantor.
" Apa sih kak! Tuh kan ma, kak Arhan selalu bikin emosi! "Rengek Zahara yang membuat kedua mertuanya senyum senyum sendiri.
" Ya udah sana buruan pergi nanti jangan lama-lama begitu selesai kamu kembali ya nak? " ucap Sofia.
" Tapi ma, nanti setelah dari kafe Zahara mau mampir ke rumah tante Laura, mereka mau berkunjung ke sini " Jawab Zahara.
Sofia dan Arya terdiam dan saling menatap kemudian mengangguk perlahan.
Dan Zahara pun pergi sendiri dengan mengendarai mobilnya (karena sejak SMP Zahara memang sudah diberikan kebebasan untuk mengemudi mobil meskipun harus kucing kucingan dengan petugas polisi patroli).
Dan tak lama kemudian Zahara pun tiba di kafe Remaja untuk menemui temannya.
" Hai Radit, sudah lama ya menunggu? "ucap Zahara sambil melangkah melambaikan tangannya begitu tiba di depan pintu kafe.
Radit memasang senyuman nya " Hai Zahara, ya enggak lah aku juga baru saja sampai".
Mereka pun mengambil tempat duduk di sisi pintu masuk sehingga tidak tertutup oleh pengunjung lain.
" Tolong ya Dit, bantu aku untuk menemukan mamaku, ini fotonya "Ucap Zahara sambil menunjukkan sebuah foto sosok wanita cantik yang sangat mirip dengan dirinya.
Radit meraih dan memasukkan foto tersebut di dalam saku kemejanya sambil mengangguk " Aku akan berusaha semampuku Zahara".
Dan mereka pun saling melemparkan candaan hingga tak menyadari ada sepasang mata yang dari tadi memperhatikan mereka.