NovelToon NovelToon
Hancurnya Anak Pertama

Hancurnya Anak Pertama

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Little Fox_wdyrskwt

Riri, gadis polos nan baik hati, selalu mendapatkan penderitaan dari orang-orang di sekitarnya. Kehangatan keluarganya sirna, orang tua yang tak peduli, dan perlakuan buruk dari lingkungan membuat kepercayaan dirinya runtuh. Di tengah kebaikannya yang tak pernah lekang, Riri harus berjuang melawan luka batin yang mendalam, merangkak dari kehancuran yang disebabkan oleh mereka yang seharusnya melindunginya. Akankah Riri mampu bangkit dari keterpurukan dan menemukan kembali harapannya? Atau akankah ia selamanya terjebak dalam kegelapan yang menyelimuti hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Little Fox_wdyrskwt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

༺ ༻ BAB 20 ༺ ༻

...✧༺♥༻✧...

RiRi menghabiskan cemilan yang diberikan Iskandar. Ia merasa sedikit lebih tenang. Ia menyadari bahwa meskipun kejadian tadi membuatnya kesal, masih ada kebaikan di sekitarnya. Ia melirik Iskandar yang memperhatikannya dengan lembut. Perhatian Iskandar membuatnya merasa nyaman dan aman.

RiRi menatap Iskandar dengan tatapan yang berbeda. Ia mulai merasakan sesuatu yang berbeda terhadap Iskandar. Ia menghargai kebaikan Iskandar yang selalu ada untuknya. Ia mulai memikirkan perasaan yang lebih dalam terhadap Iskandar.

Iskandar juga memperhatikan RiRi. Ia merasakan perasaan RiRi yang mulai berubah. Ia mulai merasakan sesuatu yang berbeda terhadap RiRi. Ia juga mulai memikirkan perasaan yang lebih dalam terhadap RiRi.

Di kejauhan, Pak Ali masih asyik mengobrol dengan teman-temannya, tanpa menunjukkan sedikitpun rasa bersalah atas perbuatannya. RiRi mencoba untuk melupakan kejadian tadi dan menikmati perjalanan bersama teman-temannya. Namun, bayangan Pak Ali masih terbayang di benaknya.

Semua teman-teman RiRi, termasuk Riri Putri, asyik bermain air di air terjun. RiRi pun ikut bermain, terbawa suasana ceria dan lupa bahwa ia tidak membawa baju ganti. Setelah bermain selama beberapa lama, baju RiRi basah kuyup.

RiRi merasa sedikit dingin dan tidak nyaman dengan baju basahnya. Ia mencoba untuk mengeringkan bajunya, tetapi baju tersebut masih sangat basah. Ia sedikit malu karena baju basahnya. Ia hanya bisa memakai jaketnya untuk menutupi bajunya yang basah.

Iskandar memperhatikan RiRi yang sedang kesulitan dengan baju basahnya. Ia merasakan keprihatinan terhadap RiRi. Ia ingin membantu RiRi, tetapi ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia merasa sedikit khawatir terhadap RiRi.

Riri Putri dan teman-teman yang lain juga memperhatikan RiRi. Mereka merasakan keprihatinan terhadap RiRi. Mereka ingin membantu RiRi, tetapi mereka juga tidak tahu harus berbuat apa. Mereka merasakan sedikit khawatir terhadap RiRi.

Melihat RiRi menggigil kedinginan, Iskandar langsung bertindak. Ia membuka jaketnya dan menawarkannya pada RiRi.

Iskandar "Pakailah jaket punyaku. Tak apa."

RiRi "Kak, jangan! Nanti Kakak kedinginan."

Iskandar "Pakailah. Aku kuat tahan dingin."

RiRi menerima jaket Iskandar dengan rasa syukur dan sedikit malu. Ia merasakan kehangatan jaket Iskandar dan juga kehangatan perhatian Iskandar padanya. Ia menghargai kebaikan Iskandar yang tulus. Ia mulai merasakan perasaan yang lebih dalam terhadap Iskandar.

Iskandar memperhatikan RiRi yang memakai jaketnya. Ia merasakan kebahagiaan karena dapat membantu RiRi. Ia juga merasakan perasaan yang lebih dalam terhadap RiRi. Ia ingin selalu ada untuk RiRi.

...✧༺♥༻✧...

Hari sudah sore. Mereka memutuskan untuk kembali ke tempat perkemahan bersama guru-guru dan teman-teman lainnya. Mereka turun dari gunung dengan perlahan dan hati-hati. Sepanjang perjalanan, Iskandar diam-diam memperhatikan RiRi.

Iskandar dalam hati. "Dia begitu polos. Seandainya dia tahu aku suka…"

Sementara itu, RiRi juga memikirkan Iskandar. Ia merasa senang dengan perhatian Iskandar, tetapi ia juga merasa sedikit ragu.

RiRi dalam hati. "Ih… Dia perhatian banget. Gak mungkin, kan, dia suka?"

RiRi dan Iskandar keduanya memendam perasaan mereka masing-masing. Mereka belum berani untuk mengungkapkan perasaan mereka. Mereka masih ragu dan takut untuk mengungkapkan perasaan mereka.

Suasana perjalanan turun gunung menjadi sedikit hening. Mereka semua tenang dan menikmati suasana alam sekitar mereka. Namun, di balik ketenangan itu, tersimpan perasaan yang berbeda di hati RiRi dan Iskandar.

Sesampainya di perkemahan, RiRi dan Iskandar terlihat sedikit canggung. Mereka saling berpandangan sesekali, namun tidak ada yang berani untuk mengatakan sesuatu. Suasana hening menyelimuti mereka. RiRi merasa hati berdebar-debar.

RiRi mencoba untuk mencari kesempatan untuk berbicara dengan Iskandar. Ia ingin menanyakan perasaan Iskandar padanya, tetapi ia takut untuk mengatakannya secara langsung. Ia merasa sedikit gugup dan takut untuk mengungkapkan perasaannya.

Iskandar juga mencoba untuk mencari kesempatan untuk berbicara dengan RiRi. Ia ingin mengungkapkan perasaannya kepada RiRi, tetapi ia takut untuk mengatakannya secara langsung. Ia merasa sedikit gugup dan takut untuk mengungkapkan perasaannya.

Suasana di perkemahan semakin menghening. Semua orang sedang sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing. Namun, di balik kesibukan itu, tersimpan perasaan yang berbeda di hati RiRi dan Iskandar. Mereka keduanya menunggu kesempatan yang tepat untuk mengungkapkan perasaan mereka.

Iskandar menghampiri RiRi. Ia terlihat gugup.

Iskandar "Oh iya, RiRi…"

RiRi "Iya, kenapa, Kak?"

Iskandar "Sebenarnya… sebenarnya… hmmm… itu…"

dalam hati iskandar "aduh… aku harus ngomong apa?"

RiRi "Sebenarnya apa?"

Dalam hati riri "wah… dia mau ngomong apa, ya?"

Iskandar tampak semakin gugup. Ia berbicara dengan sangat cepat.

Iskandar "Riri, Sebenarnya… itu… itu… jaketku yang kubeli kemarin masih baru. Nyaman nggak?"

Dalam hati iskandar "aduh… aku bodoh… bodoh… bukannya ngomong suka, ihhhhh"

RiRi "Oh… iya, nyaman."

Dalam hati riri "aduh… udah ge-er aja aku. Kirain dia mau mengungkapkan perasaan."

RiRi merasa sedikit kecewa karena Iskandar tidak mengungkapkan perasaannya. Ia merasa sedikit sedih karena kesempatan untuk mengetahui perasaan Iskandar terlewatkan. Ia merasa sedikit kecewa terhadap Iskandar.

Iskandar merasa sangat menyesal karena tidak berani mengungkapkan perasaannya kepada RiRi. Ia merasa kesempatan yang baik telah terlewatkan. Ia merasa sangat bodoh dan menyesal atas kesalahannya.

Keheningan menyelimuti mereka sesaat setelah percakapan singkat itu. RiRi merasa sedikit kecewa, tetapi ia juga mencoba untuk tidak terlalu berpikir panjang. Ia mencoba untuk fokus pada aktivitas lainnya di perkemahan. Namun, bayangan wajah Iskandar masih terbayang di benaknya.

Iskandar menyesali kesempatan yang terlewatkan. Ia menyesal karena tidak berani mengungkapkan perasaannya kepada RiRi. Ia merasa sedikit putus asa, tetapi ia juga bertekad untuk mencari kesempatan lain untuk mengungkapkan perasaannya. Ia berharap RiRi tidak akan menjauh darinya.

Suasana di perkemahan semakin menghening. Semua orang sedang sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing. Namun, di balik kesibukan itu, tersimpan perasaan yang berbeda di hati RiRi dan Iskandar.

Mereka keduanya menunggu kesempatan yang tepat untuk mengungkapkan perasaan mereka. Namun, kesempatan itu tampaknya sulit untuk didapatkan.

Malam hari tiba. Semua orang sudah tertidur. Namun, RiRi dan Iskandar masih terjaga. Mereka keduanya memikirkan perasaan mereka masing-masing. Mereka keduanya mengharapkan sesuatu yang lebih dari pertemanan mereka.

Hari sudah pagi. Dari wajah RiRi dan Iskandar terlihat jelas mereka kurang tidur. Mungkin keduanya memikirkan sesuatu sepanjang malam. Semua siswa-siswi sudah berbaris rapi di lapangan untuk acara penutupan Persami. Hari ini, Persami sudah selesai dan semua sedang bersiap-siap untuk kembali ke bus.

Iskandar menarik RiRi ke sampingnya.

Iskandar "RiRi, sini duduk di sini."

RiRi "Oh, Kak, aku ke tempat kosong sana saja."

Iskandar menarik tangan RiRi. "Di sini saja. Kau di pojok, dekat jendela."

RiRi "Iya, udah deh. Serius, nggak apa apa."

Iskandar "Nggak apa apa."

RiRi merasa sedikit gugup karena Iskandar menarik tangannya. Ia merasakan sesuatu yang berbeda dari Iskandar. Ia mulai merasakan perasaan yang lebih dalam terhadap Iskandar. Ia mengharapkan sesuatu yang lebih dari Iskandar.

Iskandar merasa lega karena RiRi mau duduk di sampingnya. Ia merasakan kedekatan dengan RiRi. Ia mulai merasakan perasaan yang lebih dalam terhadap RiRi. Ia ingin mengungkapkan perasaannya kepada RiRi, tetapi ia masih ragu.

...✧༺♥༻✧...

...Bersambung…...

1
Ytta
kejam banget
Little Fox🦊_wdyrskwt: iyaa karna ini bukan hanya sekedar cerita tapi kisah nyata autor sendiri
total 1 replies
putribulan
aku mampir kak
Dhiyaandina
ayoo semangat lanjut update kak✨
Little Fox🦊_wdyrskwt: iyooo tunggu selanjutnya iya😍😍
total 1 replies
⚖️Teͥ🆁eͣsͫa🦐♚⃝҉𓆊
semangat berkarya
Little Fox🦊_wdyrskwt: terima kasih
total 1 replies
Little Fox🦊_wdyrskwt
ku sudah mampir juga
yanah~
Mampir kak 🤗 semangat untuk bab selanjutnya 💪
Little Fox🦊_wdyrskwt: okeey arigatoo/Scream/
total 1 replies
Tuan Ketiga 塔塔
selamat tahun Baru 🎉🥳🎉🥳🎉🥳
Little Fox🦊_wdyrskwt: selamat tahun baru juga🎉🎉🎉🎇
total 1 replies
Luka Menjadi Cerita
Aku komentar pertama ☝
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!