Niat ingin mencari ibunya yang sudah pergi meninggalkannya sejak kecil, justru membuat Yona harus terjebak ke dalam kehidupan seorang mafia yang sangat misterius. Yang akhirnya membuat keduanya jatuh cinta. Namun hubungan mereka penuh liku dan berpengaruh besar pada proses pencarian ibu Yona.
Akankah cinta mereka berdua tetap bertahan setelah ibu Yona ditemukan? Atau harus berakhir demi Yona bisa berkumpul lagi dengan Sang Ibu?
Simak terus kelanjutan kisahnya.. jangan lupa follow akun ig author @dee_k9191
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee_K, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Tidak Bisa Selamat
Jarvis masuk ke dalam kamarnya. Menutup pintu dengan keras, membuat Yona yang masih di ruang tengah terperanjat kaget. Pria yang usianya hampir setengah abad itu merasakan kecewa yang bertubi-tubi akibat ulah putrinya sendiri. Dia mengira Yona hanya membohonginya dengan liburan dengan Finn. Ternyata ada hal lain yang semakin membuatnya kecewa dan marah. Ternyata selama ini Yona sedang berusaha keras mencari ibunya. Wanita yang tidak pantas dipanggil ibu, namun Yona bersikeras mencarinya.
Mungkin kalau dirinya bukan ayah yang baik, atau selama ini membuat hidup Yona tertekan, pantas jika Yona mencari ibunya. Namun, kenyataannya tidak seperti itu.
Jarvis selama ini memang sengaja tidak memberitahu putrinya bagaimana dulu hubungannya dengan mantan istrinya. Dia tidak ingin mengingat rasa sakit masa itu. cukup dengan mendidik Yona dengan baik dan tidak pernah kekurangan kasih sayang baginya sudah mampu mengobati rasa sakitnya. Namun ternyata diam-diam Yona mencari informasi mengenai keberadaan ibunya. Sehingga membuat Yona nekat pergi ke USA demi bertemu dengan ibu kandungnya.
Tanpa mengganti pakaiannya, Jarvis langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Rasa kecewa yang mendalam, ditambah dengan tubuh yang lelah setelah perjalanan jauh, membuat mata Jarvis diserang rasa kantuk.
Sedangkan Yona, gadis itu baru saja menaiki tangga menuju lantai dua kamarnya. Tubuh dan hatinya juga lelah. Masalahnya dengan sang ayah sepertinya akan semakin rumit. Yona tidak tahu apa yang akan dilakukan nanti.
“Kak Finn!”
Yona tiba-tiba teringat Finn. Bagaimana keadaan pria itu sekarang. Yona benar-benar sangat khawatir. Finn sudah banyak membantunya. Namun apa yang didapat oleh pria itu dari ayahnya. Sungguh Yona tidak mengira kalau ayahnya mengetahui semuanya.
Yona bingung bagaimana cara menghubungi Finn saat ini. sedangkan ponselnya sekarang ada di tangan ayahnya. Keluar pun sepertinya sekarang tidak bebas seperti biasanya.
Waktu semakin larut. Yona yang dilanda kelelahan setelah perjalanan jauhnya, akhirnya ia memutuskan untuk tidur.
Finn sendiri memutuskan pulang keesokan harinya setelah kepulangan Yona dan ayahnya. Karena tidak ada hal penting yang dilakukan di negara itu, lebih baik memang ia pulang. masih ada banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan. Untuk masalah Yona, Finn membiarkan kekasihnya menyelesaikan masalahnya itu dengan ayahnya. Dia tidak mau ikut campur.
**
Beberapa hari berlalu. Hubungan Yona dan ayahnya masih tidak baik-baik saja. Jarvis memilih mendiamkan Yona setelah kejadian waktu itu. mungkin hatinya masih kecewa karena merasa dihianati anaknya sendiri. Ponsel Yona juga masih disita. Bahkan di rumah sampai ada pengawal yang menjaga Yona agar tidak bebas keluar ke mana pun.
Yona merasa sangat tersiksa. Tentu saja ia kesulitan bertemu dengan Finn. Nomor kontaknya saja Yona lupa. Dia tidak memegang ponsel dan terus berada di rumah.
Saat ini Yona sedang berada di ruang makan. Selema diabaikan oleh ayahnya, Yona tidak pernah sarapan atau pun makan makam dengan ayahnya. Ia akan makan setelah ayahnya selesai.
“Bik, bisa buatkan aku teh hangat?” pinta Yona yang pagi ini merasa badannya sedang tidak baik-baik saja.
“Baik, Non. Apa Non Yona sedang sakit?” tanya si bibi saat melihat wajah anak majikannya itu sedikit pucat. Bahkan terlihat jelas kantong matanya.
“Kurang fit saja kok, Bi. Aku ingin minum teh hangat,” jawab Yona.
Sambil menunggu teh hangat yang dibuatkan oleh asisten rumah tangganya, Yona melihat makanan yang tersaji di atas meja. Dia tidak selera sama sekali. mulutnya pun terasa pahit.
“Ini Non teh hangatnya!” ujar si bibi yang sudah meletakkan segelas teh hangat.
Yona menerimanya. Ia meminumnya sampai hampir tandas. Kemudian makan roti saja yang ia olesi selai. Setelah itu menghabiskan tehnya. Selanjutnya Yona kembali masuk ke kamarnya. Aktivitasnya akhir-akhir ini tidak jauh dari ruang makan dan kamar. mau keluar kamar, di taman pun ada yang mengawasinya. Yona sangat bosan.
Kini Yona sudah berbaring lagi di tempat tidur. Benar-benar sangat bosan kalau begini terus. Kalau ia memberontak dan nekat keluar rumah, pasti ayahnya semakin murka. Namun Yona tidak sampai hati melakukan itu. dirinya yang bersalah, harusnya memperbaiki kesalahannya.
Yona tertidur cukup lama setelah tadi pagi hanya makan roti dan teh hangat. Saat bangun, waktu sudah petang. Namun ia merasakan badannya sangat lemas, keringat dingin membanjiri tubuhnya, dan mulutnya sangat kering.
Jarvis yang sudah pulang sejak tadi, pria itu hanya bertanya sebentar pada pembantunya tentang Yona. Menurut informasi dari pembantunya itu, tadi pagi Yona sempat minta teh hangat dan makan roti selai saja. sedangkan saat siang, si bibi tidak tahu karena sedang pergi ke rumah kerabatnya. Pulang menjelang sore. Dan tidak tahu apakah Yona sudah makan siang atau belum. Meski di meja makan, makanannya masih utuh.
Jarvis bersantai di ruang tengah sambil membaca. pria itu memang sengaja mendiamkan Yona setelah kesalahan yang dilakukan Yona. Berharap dengan hukuman itu, Yona sadar dan mau memperbaiki kesalahannya.
“Bi, tolong lihat Yona di kamarnya!” ujar Jarvis saat pembantunya itu meletakkan kopi di meja.
“Baik, Tuan!”
Jarvis menikmati kopinya dan melanjutkan membaca. meskipun terlihat santai, namun tetap saja ada perasaan khawatir di dirinya pada Yona. Terlebih beberapa hari ini ia sangat jarang bertemu dengan putrinya. Meski tinggal serumah.
“Tuan! Non Yona, Tuan!” pekik pembantu itu yang menuruni tangga sambil tergopoh-gopoh.
Jarvis meletakkan bukunya di atas meja. “Ada apa?”
“Non Yona tidak sadarkan diri di kamarnya!” ucapnya panik.
“Jangan bicara sembarangan! Bisa saja dia sedang tidur,” Jarvis masih tidak percaya.
“Tapi wajah Non Yona sangat pucat, Tuan. Saya bangunkan tidak bisa,”
Seketika itu Jarvis bangkit dari duduknya. Berlari menaiki tangga menuju kamar putrinya. Betapa hancurnya hati Jarvis saat melihat tubuh lemas putrinya dengan wajah pucat, sedang terbaring di atas tempat tidur. Secepat kilat Jarvis menggendong Yona dan melarikannya ke rumah sakit.
Air mata Jarvis menetes jatuh mengenai Yona yang sedang berada di pangkuannya. Saat ini Jarvis sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit.
“Tolong lebih cepat lagi!” seru Jarvis pada sopir pribadinya karena tidak sabar dan takut keadaan Yona semakin parah. karena sampai saat ini Yona tak kunjung bangun.
Beberapa saat kemudian mereka sudah tiba di rumah sakit. Petugas bertindak cepat dan membawa Yona untuk segera mendapatkan pemeriksaan. Jarvis sangat cemas karena takut terjadi sesuatu pada putrinya.
Cukup lama pria itu duduk di ruang tunggu menunggu Yona yang sejak tadi masih diperiksa. Dan tak berselang lama, pintu ruangan itu dibuka. Muncul dua orang perawat yang tampak panik mendorong brankar Yona keluar dan sepertinya akan dipindahkan.
“Apa yang terjadi dengan putri saya, Dok?” tanya Jarvis.
“Pasien mengalami dehidrasi dan ada masalah dengan lambungnya. Kami akan melakukan observasi lanjutan. Sedikit saja anda terlambat membawanya ke sini, mungkin nyawanya tidak bisa selamat,” ujar dokter. seketika itu tubuh Jarvis langsung lemas.
Tak jauh dari tempat Jarvis berada, ada seseorang yang melihat dan mendengar penuturan dokter baru saja tentang Yona.
.
.
.
*Happy Reading!!