"sudah aku katakan sedari dulu, saat aku dewasa nanti, aku akan menjadikan kakak sebagai pacar, lupa?" gadis cantik itu bersedekap dada, bibirnya tak hentinya bercerocos, dia dengan berani masuk ke ruang pribadi pria di depannya.
tidak menjawab, Vallerio membiarkannya bicara seorang diri sementara dia sibuk periksa tugas para muridnya.
"kakak.."
"aku gurumu Au, bisa nggak panggil sesuai profesi gitu?"
"iya tahu, tapi kalau berdua begini nggak perlu!"
"sekarang kamu keluar!" ujar Vallerio masih dengan suara lembutnya.
tidak mengindahkan perintah pria tampan itu, Aurora malah mengikis jarak, dengan gerakan cepat dia mengecup bibir pria itu, baru berlari keluar.
Vallerio-Aurora, here!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
panas!
"Ca, kamu duluan ke kantin, entar aku nyusul, janji!!" Aurora berdiri, seperti biasa satu Minggu ini dia selalu ke ruang guru setiap kali jam istirahat.
"eitsss, kamu mau kemana lagi? Setelah kemarin kemarin kamu menipuku dengan kalimat yang sama setiap harinya, menyuruh aku pergi lebih dulu ke kantin, terus aku tunggu tunggu kamu nggak nongol, kamu pikir aku terus percaya dengan bualanmu untuk ke berapa kalinya? No,, sekarang juga kita pergi ke kantin bersama, tidak boleh beralasan!!"
Caca menyeret tangan Aurora keluar kelas, dia bahkan tidak membiarkan Aurora berbicara untuk memberi sedikit alasan kenapa gadis itu menyuruhnya pergi lebih dulu, yang Caca peduli, mereka berdua harus seperti dulu, selalu bersama setiap saat.
"hufttt, tapi aku ada uru__" lagi, saat Aurora hendak protes, mulutnya di sumpal sama permen karet oleh Caca, hingga pada akhirnya mereka berdua sampai di kantin, walau wajah Aurora tak terlihat senang, Caca masa bodoh.
"Va, disini ada orang?" tanya Caca dengan heboh saat sudah berdiri didepan meja yang di duduki Cava seorang diri, pria itu terlihat sedang menyedot minuman, sambil menunggu makanan pesanannya.
Cava mendongak, dia tersenyum lembut melihat dua orang itu,
"tidak ada, silahkan duduk saja!!" jawab Cava mempersilahkan keduanya.
Caca menuntun Aurora untuk duduk lebih dulu, duduk berdekatan dengan pria tampan pemilik senyum manis itu, kemudian Caca duduk di sebelah Aurora, tepatnya Aurora berada di tengah tengah mereka berdua.
"mau pesan apa? Mie ayam atau__"
"bakso aja!!" belum selesai Caca bicara, Aurora memotong kalimatnya begitu saja dengan wajah datar. Sepertinya gadis itu tidak minat sekali berada di tempat ini.
"hmm, baiklah! Aku pesan dulu, duduk diam disini, jangan pergi kemana mana atau persahabatan kita putus selamanya!!" ancam Caca dengan wajah serius. Setiap kalimat yang dia keluarkan terdengar tidak main main, hingga Cava yang memperhatikan keduanya sejak tadi hanya memicingkan matanya mendengar kalimat itu.
Caca berdiri, pergi memesan dua porsi bakso ke ibu kantin. Setelah memesan makanan keduanya, dia kembali duduk di samping Aurora. Mengajak kedua orang itu ngobrol. Hanya Cava yang menimpali obrolannya, sementara pikiran Aurora melayang ke pria yang mungkin saja saat ini tengah menunggunya di ruang pribadi pak karlo.
.
.
untuk satu Minggu ini, Vallerio memang tidak lagi melarang Aurora kesana, sama halnya saat ini, pria yang tengah duduk di kursi dengan laptop di depannya sejak tadi terus memandang ke arah pintu.
sekilas dia mengalihkan tatapannya ke laptop, tapi setelah itu kembali lagi, melihat pintu yang tengah tertutup.
"hais,, dia kemana sih.." mematikan laptopnya, sesekali dia memperhatikan ponsel yang sejak tadi berbunyi, notif pesan masuk dari Riska.
"mana nggak ada nomor ponselnya di aku!!" guman pria itu tak jelas, berjalan mondar mandir di depan mejanya, kemudian duduk kembali.
Dia membuka aplikasi hijau miliknya, mencari nomor Alena, pas banget, bumil itu terlihat sedang online.
hendak mengirim pesan ke Alena saja Vallerio gugup setengah mati, beberapa kali dia menghapus pesan itu, kemudian kembali mengetik, hapus lagi, ketik lagi, hingga,
~bestie pencicilan~
Hei pak guru!! Mau bicara apa, sejak tadi menunggu pesannya tapi tak kunjung terkirim!!
Ada apa sih???
Valle,, kamu mau curhat?
Nah kan,, lagi??
Udahlah,, aku off lima menit lagi,, kalau mau chat sekarang aja!!
Alena mengirim pesan beruntun, Vallerio jadi bingung hendak bagaimana.
~bestie pencicilan~
... Ale, kirimkan nomor Aurora dong!!...
Eh, mau ngapain??
Ada perlu!!
Hmm, Deman ya sama adik ipar saya??
Kepo!! Sekarang ya...
081*********
makasih Alena....
Hmmmm!!
saat Vallerio tengah asyik berbalas pesan dengan sahabatnya itu, suara pintu yang di buka dari luar mengalihkan tatapan pria itu. Cepat cepat dia menyimpan ponselnya, senyum tipisnya terpancar begitu saja, dia berpura pura bersedekap dada, menampilkan wajah sok coolnya seperti biasa.
"selamat siang pak Vallerio.." bukan Aurora, melainkan Bu Lisa, ibu guru yang umurnya memang masih muda, gencar mencari perhatian Vallerio akhir akhir ini.
Wajah pria itu berubah masam, ini tidak seperti yang dia harapkan, perlahan dia berpura pura memeriksa tugas para murid, padahal tugas tugas itu sudah selesai dia periksa bahkan sudah di beri nilai olehnya.
"iya Bu, ada perlu??" tak ada baiknya dia bertanya, kalimat datar terlontar begitu saja.
Bu Lisa tersenyum, mendekat ke arah Vallerio.
"bapak nggak mau ke kantin? Ini sudah jam istirahat loh,," selembut mungkin ibu Lisa berusaha mencari perhatian, menatap Vallerio dengan senyum terbaiknya.
"saya sudah makan Bu!" jawabnya, sengaja dia jawab seperti itu, merupakan sebuah cara halus untuk mengusir wanita itu, tapi sama sekali tidak mempan, Bu Lisa malah memiliki berbagai cara untuk tetap kekeuh mengajaknya.
"kalau pak Vallerio sudah makan, boleh temanin saya pergi ke kantin gak?" lagi dan lagi ibu Lisa gencar dalam mencoba mengakrabkan diri dengan pria tampan itu, beberapa kali Vallerio menolak tawarannya, tapi sudah ke tahap pemaksaan, hingga pada akhirnya Vallerio menuruti kemauan wanita itu. Hanya menemani, kedua guru populer yang terlihat sangat serasi itu berjalan ke kantin.
Hal itu menghebohkan para murid, banyak dari mereka yang menjodoh jodohkan Vallerio dengan Bu Lisa, apalagi wanita itu tergolong ke dalam kategori cantik, sangat cantik malah, tubuhnya ideal, terkesan seksi dan, tipe banyak orang.
Apalagi keduanya sama sama berstatus jomblo, tak salah para siswa siswa, bahkan rekan guru menjodohkan keduanya.
Kantin mulai heboh, Bu Lisa dengan senyumnya yang tak luntur menghampiri meja yang biasanya terkhusus para guru yang mau makan di kantin, Vallerio mengekorinya dari belakang dengan tatapan datar dan lurus ke depan.
"bapak benaran tidak mau pesan makanan? Aku pesan bakso, mau? Atau yang lainnya?" tanya Bu Lisa sekali lagi pada Vallerio. Pria itu menggeleng, kembali fokus ke ponselnya.
.
.
Di tempat lain, Aurora yang saat ini tengah duduk berdua dengan Cava, tidak ada Caca karena gadis itu mendadak pergi ke toilet barusan, kini dia mendengus melihat Vallerio yang berjalan dengan ibu Lisa.
"cih, sengaja datang ke kantin, mau pamer kemesraan!!" umpat Aurora dalam hati. Demi apapun, mata gadis itu terasa sakit saat melihat keduanya, ingin sekali dia pergi melabrak, tapi kembali lagi, dia tidak punya hak, apalagi status ibu Lisa yang adalah guru di sekolahnya.
"cocok, sama sama tua!!" kali ini, dia keceplosan mengumpat, dia menekan kuat garpu yang dia pegang, berusaha mengambil bakso tapi benda bulat itu selalu tergelincir hingga Aurora meletakkan garpu itu dengan kasar, menciptakan dentingan yang terdengar nyaring, membuat Cava yang sejak tadi asyik memperhatikannya melonjak kaget.
"astaga!!" pria tampan itu mengelus dadanya, kembali memperhatikan wajah Aurora Lamat.
"kamu kenapa Rora? Mau tambah?" tanya Cava perhatian. Gadis itu tak menyahut, duduk diam dan melanjutkan makan bakso yang tersisa.
"kelihatannya sedang marah, kenapa sih?" lagi, Cava berusaha menyelam isi pikiran gadis cantik itu, dia menggeleng, tak menemukan jawaban.
"ayok, kita balik!!" Caca dengan suara hebohnya menarik tangan Aurora, mengajak gadis cantik itu kembali ke kelas.
Aurora mengangguk, dari pada dia kepanasan disini, mending pergi ke kelas dengan sahabatnya itu. Mereka bertiga meninggalkan tempat itu setelah Caca selesai dengan urusan bayar membayar, kembali ke kelas.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
lagian knpa emgga bilng kalo udah punya pacar .. 🗿🔪