Arvin Evano dia adalah seorang Dokter Psikiater bisa dikatakan Dokter Gangguan Mental/Jiwa dia sangat terkenal tidak pernah tertarik dengan siapapun.
Namun hal berbeda terjadi pada dirinya, saat diminta untuk menyembuhkan satu pasien Gadis yang sudah lama berada dirumah sakit jiwa tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Terima
Setelah beberapa menit Arvin dan Dicky keluar dari ruangan Direktur kini Valencia juga menyusul keluar, dia langsung menghampiri Arvin dan Dicky yang sedang berjalan santai.
Karena dia merasa tidak terima dipermalukan didepan Direktur itulah mengapa dia ingin marah kepada Arvin.
" Arvin tunggu" teriak Valencia
Seketika langkah kaki kedua pria itu berhenti dan menoleh kebelakang ternyata yang memanggilnya adalah Valencia.
Mereka saling bertatapan lalu mengangkat kedua bahunya menandakan heran mengapa Valencia memanggil dirinya.
" Apa maksud kamu mempermalukan diriku didepan Direktur?"
Arvin mengangkat satu alisnya dia merasa bingung sejak kapan dia mempermalukan Valencia.
" Maaf, tapi sejak kapan aku mempermalukan dirimu Valencia?" tanya Arvin dengan wajah bingungnya
" Tadi saat diruang Direktur, kau mengatakan hasil tes laboratorium Priscilla itu sama saja mempermalukan aku Arvin"
Arvin tertawa saat mendengar jawabannya Valencia dia langsung menggaruk batang hidungnya merasakan sangat pusing menghadapi wanita seperti Valencia.
" Aku mengatakan sesuai dengan hasil tes laboratorium tersebut, dan aku tidak mengada-adanya kau memang memberikan obat terlarang dengan dosis tinggi kepada dia lalu mengapa kau sangat marah saat aku menjelaskannya kepada Direktur?"
" Kau merusak reputasiku Arvin didepan Direktur" bentak Valencia
Dicky merasa terkejut dengan ucapannya Valencia, Reputasi? Sejak kapan dia memikirkan reputasi sedangkan saja perkerjaannya tidak pernah ada beresnya malah dari satupun pasien yang dia rawat tidak ada satupun sembuh termasuk Priscilla.
" Valencia, Valencia kau merasa dirimu sangat hebat sehingga memikirkan reputasi?" kata Arvin dengan nada mengejeknya
" Bukannya reputasimu sudah jelek karena tidak ada satupun pasienmu sembuh"
Valencia semakin kesal dengan ejekannya Arvin, dia merasa kali ini benar-benar sangat malu sekali.
" Dengarkan aku Valencia, jika kamu ingin reputasimu baik maka sembuhkan pasienmu lalu ikuti peraturan yang ada dirumah sakit ini jangan kamu seenaknya saja menggunakan obat yang sudah dilarang oleh rumah sakit itu namanya sudah melakukan tindakan hukum"
Valencia semakin mengepalkan tangannya dia sudah tidak bisa lagi menahannya.
" Kau bukan Dokter yang sebenarnya Arvin, Dokter sebenarnya tidak pernah mengejek dan mengambil pasien Dokter lain" teriak Valencia
Semua orang menoleh saat mendengar teriakkannya Valencia, dia ingin membuat Arvin merasa malu didepan semua orang tetapi bukannya Arvin yang malu namun iyalah Valencia yang semakin malu.
" Lalu Dokter sebenarnya yang kamu ketahui bagaimana? Apa sepertimu Dokter yang selalu menyiksa pasiennya lalu memberikan obat-obatan terlarang?"
Dicky hanya menahan tertawanya melihat wajah Valencia yang benar-benar malu, lalu terdengar bisikan-bisikan tentang dirinya Arvin hanya bisa tersenyum saja mendengar bisikkan itu.
Valencia mengangkat tangannya seraya ingin menampar Arvin namun niatnya menjadi menciut dan pergi begitu saja meninggalkan Arvin dan Dicky.
Hal itu membuat mereka berdua tertawa senang sekali melihat Valencia begitu malu.
" Eh, saat gue pagi tadi keruangannya Priscilla apa dia tidak mendapatkan sarapan?"
Dicky mengangkat kedua bahunya.
" Iya mana gue tau, kan dia bukan pasien gue"
Arvin terdiam sepertinya tidak ada yang beres telah terjadi, Arvin memutuskan untuk bertanya dengan petugas yang membuatkan makanan untuk pasien.
" Kalau gitu gue pamit dulu"
" Mau kemana lu?" tanya Dicky
" Ke area dapur"
Dicky mengernyitkan keningnya dia merasa bingung mengapa Arvin pergi kedapur?
********
Tok. Tok.
" Permisi bu" kata Arvin
" Loh Dokter Arvin, sedang apa anda kemari?"
Arvin pun masuk kedalam ruangan tersebut lalu mendekat kearah Kepala bagian yang memang tukang memasakkan pasien.
" Bu saya mau tanya untuk pasien ruang 202 lantai 2 apakah ibu lupa memberikan dia sarapan pagi?"
Awalnya ibu kepala itu terdiam, lalu dia mengingat sesuatu.
" Oh saya ingat, itu kata Dokter Valencia memberikannya makanan hanya satu kali antara siang atau malam saja"
Dug!
Jantung Arvin terasa seperti dijatuhi sesuatu yang berat, bukan masalah apa namun Arvin merasa kesal bahwa Valencia hanya meminta satu kali saja memberikan makan kepada Priscilla.
Arvin menghelankan nafasnya dalam-dalam dia mencoba untuk mengontrol dirinya.
" Bu, dari besok tolong kasih sarapan serta makan siang dan malam lalu berikan makanan yang bergizi seperti sayur dan buah ya bu karena dari besok saya Dokter penanggung jawabnya"
" O-oh baik Dokter" dengan nada terkejutnya
" Kalau begitu saya pamit dulu bu, terima kasih"
Arvin pun keluar dari ruangan dapur itu, dia mengepalkan tangannya sangat erat sekali karena emosinya seketika memuncak.
" Apakah dia bukan manusia? Bukan hanya memberikan obat terlarang namun dia tidak memberikan makan pantasan saja badannya begitu sangat kurus dah kurang gizi ternyata itu penyebabnya" gumam Arvin
Saat Priscilla sakit dia membayar dokter Valencia agar sakit Priscilla tambah parah dan segera lenyap dari muka bumi.
.
Apa yang kau tanam akan kau tuai seperti yang kau tanam....😟😟