Pasti ada asap, makanya ada api. Tidak mungkin seseorang dengan tiba-tiba membenci jika tidak ada sebab.
Itu yang di alami Adara gadis 25 tahun yang mendapatkan kebencian dari William laki-laki berusia 30 tahun.
Hanya karena sakit hati. Pria yang dulu mencintainya yang sekarang berubah menjadi membencinya.
Pria yang dulu sangat melindunginya dan sekarang tidak peduli padanya.
Adara harus menerima nasibnya mendapatkan kebencian dari seorang yang pernah mencintainya.
Kehidupan Adara semakin hancur dikala mereka berdua terikat pernikahan yang dijalankan secara terpaksa. William semakin membencinya dan menjadikan pernikahan itu sebagai neraka sesungguhnya.
Mari kita lihat dalam novel terbaru saya.
Apakah 2 orang yang saling mencintai dan kemudian berubah menjadi benci. Lalu benci itu bisa kembali berubah?
Terus di ikuti dalam Novel ini. Jangan lupa like, koment dan subscribe.
Follo Ig saya.
ainunharahap12.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12 Tidak Punya Pilihan
"Saya menyuruh kamu datang sendiri dan bukan membawa wanita itu. Jadi apa yang terjadi hari ini, karena kesalahan kamu. Jadi mau seperti apa hubungan kamu dengan dia. Itu bukan urusan saya. Saya sama sekali tidak peduli. Kamu hanya akan menikah dengan Adara!" tegas Nenek yang memberikan pernyataan itu dan jelas kata-kata yang keluar dari mulut Nenek diperdengarkan di telinga Katy
Tidak menyangka Katy akan mendapatkan perlakuan yang seperti itu. Bagaimana dirinya sudah berpenampilan begitu cantik yang mana William mengatakan akan memperkenalkan dia kepada Nenek dan ternyata justru Katy ditampar dengan kenyataan bahwa William akan dinikahkan dengan pilihan nenek dan sudah diperkenalkan kepada semua orang.
Katy yang tidak bisa melakukan apa-apa dengan tangan yang terkepal dan nafasnya naik turun dengan situasi yang dia hadapi. Dia sudah tidak punya wajah berada dalam ruangan itu yang seperti sedang dipermalukan. Katy yang langsung meninggalkan tempat itu dan memang lebih baik dia pergi dari pada dirinya lebih dipermalukan dan sangat tidak dipedulikan dan hanya menunggu tinggal ditertawakan saja.
"Katy tunggu!" panggil William yang ingin menyusul kekasihnya. Namun, lengannya langsung ditahan oleh Nenek.
"Pergilah! dan jangan kembali lagi ke Hotel. Jika kamu mengejar wanita itu dan tidak mendengarkan apa yang saya katakan. Saya lebih baik tidak memiliki seorang cucu!" tegas Ambar yang memberikan ancaman yang tidak main-main kepada William.
William terlihat menelan ludah, dan tidak jadi mengejar Katy. William benar-benar sangat terjebak dalam situasi itu dan semua tidak benar-benar tidak di sangka William akan terjadi. Dia tahu setelah ini Katy pasti akan marah dan hubungan mereka juga tidak tahu akan seperti apa selanjutnya.
"Nona! kenapa sejak tadi menunduk, apa kamu takut kecantikan kamu akan menular kepada kami?" tanya salah satu wanita yang menjadi tamu dari Ambar dengan mengguyon.
Ambar tersenyum dan melepaskan tangannya dari William yang berusaha untuk tetap tenang dihadapan para tamu-tamu yang seperti tidak terjadi apapun.
"Dia terlihat sangat malu-malu sekali. Nyonya Ambar pintar sekali mencari menantu," tambah yang satunya lagi yang mana ternyata mereka menerima dengan baik kehadiran Adara dan tanpa mempertanyakan siapa wanita yang dibawa William.
Dilihat dari penampilan Adara yang sangat begitu menarik, tidak akan ada yang mengira ia adalah seorang pelayan. Lagipula, mana mungkin Ambar membawa pelayan baru ke tempat itu dengan pakaian elegan seperti ini.
Para tamu yang hadir adalah orang-orang yang sibuk dan mungkin tidak sempat melihat gosip-gosip. Jadi mereka tidak tahu bahwa William memiliki seorang kekasih yang baru saja hubungan mereka dipublikasikan.
"Adara angkatlah kepala kamu, sapa mereka dengan baik! mereka semua ingin sekali melihat wajah kamu!" titah Nenek dengan lembut
Perlahan kepala Adara terangkat dan melihat orang-orang yang tersenyum kepadanya, tidak ada satupun yang menatapnya dengan sinis, semua orang tampak menyukainya dan sejak tadi terdengar di telinga Adara yang tidak henti-hentinya memuji kata cantik kepada dirinya.
Pasti sangat berbeda dengan William yang sekarang hatinya sedang panas yang dapat dipastikan semakin membenci Adara.
"Kalian berdua akan menikah!" ucap Nenek.
Kepala Adara menoleh ke arah Nenek dan mata sendu itu bertemu dengan mata William.
Mata indah seperti lautan dalam itu melihat ke arah Adara. Dengan tatapan mata yang sangat tajam. Adara bukan pertama kali melihat tatapan yang sangat membenci dirinya itu, tetapi kali ini terlihat kemarahan yang tampak terpancar dari dua bola mata itu.
Wajah William juga memerah, yang rasanya ingin sekali mulut William mungkin memaki Adara, tangan William yang terkepal yang rasanya ingin meninju dinding.
"Aku tahu, dia sekarang marah kepadaku, dia merasa terjebak, dia kesal, dia semakin membenciku, Bagaimana tidak. Dia baru saja membawa kekasihnya dan ternyata Nenek malah mengumumkan hubungan kami. Aku terpaksa melakukan semua ini. Aku tidak punya pilihan lain," batin Adara seolah memberitahu kepada William bahwa dia juga terjebak dalam suasana itu.
Lalu apa William akan percaya dengan semua perkataan Adara dan justru di dalam benak William, dia merasa Adara sengaja melakukan semua itu yang mendekati nenek dan menjebak dirinya dalam hubungan itu.
Acara makan malam VIP itu akhirnya selesai juga. Ruangan sudah terlihat sepi yang mana hanya ada Adara, William dan juga Nenek, para tamu yang sudah pulang dan pasti sebelum itu memberikan ucapan selamat kepada William dan Adara.
Pelayan di ruangan itu disuruh keluar yang mana ternyata ada pembahasan serius. William yang tidak terima dengan semua yang dilakukan nenek kepadanya.
Adara sejak tadi duduk dengan kepala tertunduk.
"Ini bener-bener sangat keterlaluan!" tegas William dengan amarah yang begitu besar dengan protes yang sudah sediakan sejak tadi.
"Apa yang keterlaluan hah! saya sudah menegaskan kepada kamu untuk kamu menikah dengan Adara dan bukan malah membawa wanita itu dan memperkenalkannya kepada saya. Jika kamu merasa tidak adil kepada wanita itu karena sudah membawa dia kemari dan tidak ada yang peduli kepadanya, kamu merasa dia telah dipermalukan. Kamu jangan sok-sokan membawanya ke tempat ini!" tegas Ambar dengan penuh penekanan yang bahkan sembari mengangkat jari telunjuknya.
"Tapi Nenek tidak harus melakukan semua ini! apa yang Nenek lakukan hanya sepihak dan tanpa meminta persetujuanku terlebih dahulu!" ucap William dengan suara rendah.
"Kenapa tidak harus melakukan semua ini?" Nenek menimpali pertanyaan itu.
"Aku yang akan menikah, aku yang memiliki tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki. Aku yang akan menjalani semuanya. Keputusan itu berdasarkan keinginanku. Aku tidak akan menikah dengan wanita seperti dia!" tegas William yang beberapa kali melakukan penolakan dan bahkan sekarang terdengar begitu jelas sembari menunjuk Adara.
"Hentikan omongan kamu!" tegas Nenek dengan penuh penekanan.
"Saya juga tidak akan memaksa kamu dan terserah jika kamu tetap ingin melanjutkan hubungan bersama model itu. Tetapi kamu harus tahu satu hal, seperti apa yang saya katakan sebelumnya kepada kamu. Jangan menginjakkan kaki kamu di rumah ini dan jangan berurusan dengan semua aset saya. Kamu jalankan hidup kamu sendiri tanpa bayangan dari saya, karena saya tidak ingin memiliki cucu yang pembangkang!" tegas Ambar yang sudah berkali-kali memberikan ancaman kepada William.
William mendengar semua itu mendengar kasar,
"Apa yang sudah dia lakukan kepada Nenek. Sampai Nenek begitu patuh kepadanya dan sampai berbicara seperti ini kepadaku. Aku seperti orang yang tidak punya harga diri!" sinis William dengan matanya yang melihat ke arah Adara.
Percuma Adara tidak melihat hal itu. Karena sampai detik ini dia masih tetap konsisten menunduk.
"Dia tidak perlu melakukan apapun. Feeling saya sebagai pengganti orang tua kamu selama puluhan tahun sudah tepat. Saya tahu apa yang terbaik untuk kamu!" tegas Nenek.
William terdiam dan jangan tanya bagaimana kekesalan yang tidak bisa bertindak apa-apa. Jika protes maka akan diberikan ancaman dan sepertinya Adrian tidak menginginkan ancaman itu terjadi dalam hidupnya.
Dia adalah tipe pria yang bekerja keras, hotel dan semua aset Ambar selama ini dia yang memegang dan bagaimana mungkin segala sesuatu yang telah dia usahakan akan hilang begitu saja seperti kertas yang sudah terbakar hanya karena permasalahan seorang wanita.
"Baiklah!" ucap William.
"Aku akan menikah dengannya!" ucapnya tiba-tiba setuju.
Bersambung.....