NovelToon NovelToon
Altar Darah!

Altar Darah!

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi / Sci-Fi / Tamat / Peradaban Antar Bintang / Tumbal / Permainan Kematian
Popularitas:314
Nilai: 5
Nama Author: Hana Indy

Bawa pesan ini ke keluargamu!
Teruslah maju! Walau sudah engkau tidak temui senja esok hari. Ada harapan selama nafas masih berembus.

Bawa pesan ini lari ke keluargamu!
Siapa yang akan menunggu dalam hangatnya rumah? Berlindung dibawah atap dalam keceriaan. Keset selamat datang sudah dia buang jauh tanpa sisa. Hanya sebatang kara setelah kehilangan asa. Ada batu dijalanmu, jangan tersandung!

Bawa pesan ini ke keluargamu!
Kontrak mana yang sudah Si Lelaki Mata Sebelah ini buat? Tanpa sengaja menginjak nisan takdirnya sendiri. Tuan sedang bergairah untuk mengejar. Langkah kaki Tuan lebih cepat dari yang lelaki kira. Awas engkau sudah terjatuh, lelaki!

Jangan lelah kakimu berlari!
Jika lelah jangan berhenti, tempat yang lelaki tuju adalah persinggahan terakhir. Tuan dengan tudung merah mengejar kilat.

Tuan telah mempersembahkan kembang merah untuk Si Lelaki Mata Sebelah.

Sulur, rindang pohon liar, sayupnya bacaan doa, lumut sejati, juga angin dingin menjadi saksi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Indy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 Menari-Nari

..."Tarian meliuk dalam irama kata. Ada pena yang terus bergores dalam kanvas, kuas yang tidak dicuci menjadi pengaruh buruk. Tetapi, ada yang terus menggores kain merah dengan darah. menyatu warnanya dalam indahnya tanah yang engkau kubur." - Altar....

Tidak kunjung usai perjalanan kembali dalam kereta mesin yang sama. Menangkap langit malam dengan indah gemerlap bintang. Sedikit basah hujan reda satu jam yang lalu. Masih menetes sedikit demi sedikit dalam kaca bening.

Clause masih setia dengan buku gambarnya berada di dekat kemudi. Tuan Zion hanya berpikir sembari menyangga dagu, sedangkan Julian masih setia dengan kertas dan gambar mayat. Entah sejak kapan kesukaannya menjadi pekerjaan yang paling membahagiakan bagi dirinya.

"Benar juga, aku tidak melihat serbuk besi yang berada di persinggahan Airis."

Perkataan Julian membuat Tuan Zion tertarik. "Aku mendapat laporan dari kantor. Ibunda Amanda tidak menemukan putrinya di alamat yang dia bawa. Untuk sementara kita harus menunggu selama 1x24 jam untuk melakukan pencarian secara menyeluruh."

Julian mendongak. "Apakah kita mencurigai Amanda sebagai korban?"

"Benar juga," Clause teringat akan satu yang mengganjal di otaknya. Bergegas menutup sketsa wajah Amanda. "Tuan Zion bisakah kita kembali ke Altar festival?"

"Untuk apa?"

"Kereta mesin yang terparkir di luar Altar. Apakah kamu mengingatnya?"

Tuan Zion terhubung ingatan dengan Clause. Segera memutar kereta mesinnya menuju Altar. Bekas festival sudah dibereskan sedemikian rupa. Tempat berdagang bersih dari sampah. Tuan Zion menuju lokasi di mana penjual manik berdagang. Menatap masih kereta mesin putih yang berada di ujung sedikit jauh.

Tiba saja perasaan yang merinding menyelimuti. Tuan Zion menggenggam tangan Clause, menariknya untuk tidak pergi jauh. "Tunggu dulu, Clause."

"Julian?" Tuan Zion mengedarkan pandanannya. Lelaki itu berada sedikit jauh dari keduanya. Masih dekat dengan gapura Altar.

"Ada apa?" tanya Clause.

"Aku memiliki firasat buruk mengenai ini. Sebaiknya kita menguji keamanan telebih dahulu."

Tuan Zion melemparkan batu pada dekat kereta mesin. Hingga beberapa menit tidak ada pergerakan balasan. Selanjutnya melepaskan jasnya lalu melemparkan. Setelah memastikan aman.

Mendahului langkah menuju kereta mesin. Masih teronggok kini dingin besi baja. Tuan Zion menyentuh bagian dalam kereta mesin. Berembun seperti yang dia duga. Posisi tidak pernah berubah semenjak dia melihatnya terakhir kalinya. "Sudah lama ditinggalkan."

"Siapa pemilik kereta mesin ini?" Julian pada akhirnya memberanikan diri mendekati kereta mesin yang dikerubungi oleh dua manusia. Memegang lengan baju Clause meredam ketakutannya. Terlalu gelap, sunyi, senyap, adalah hal yang paling ditakuti oleh lelaki bermata hijau berlian.

"Pegang ini!" perintah Clause dengan nada sedikit kesal. Menarik-narik jasnya.

Surat tanda kepemilikan digeletakkan begitu saja. Dengan nama Tuan Ferden di atasnya. "Siapa ini?"

"Entahlah," Tuan Zion akhirnya mengambil surat pelanggaran parkir yang ada di tasnya lalu menempelkan di depan kereta mesin. "Kita akan mencari lokasi rumahnya."

Bergegas ketiganya menuju rumah yang masih terpagar rapi. Penerangan unik yang berkelap-kelip juga mainan anak seusia 3 tahunan. Ada yang mengintip ketika Tuan Zion mengetuk pagar rumah. Seorang anak kembar dengan mata lebarnya berlari menuju ke dalam lalu memanggil ibunda mereka.

Tidak lama pintu terbuka. Menampilkan wanita yang Tuan Zion langsung menebak dia adalah istri Tuan Ferden. "Selamat malam, Nyonya Ferden?"

"Iya," jawabnya dengan was-was. Sedikit takut seakan bertanya ada apa gerangan. "Ada apa ya?" tanyanya.

"Apakah Nyonya Ferden tahu jika Tuan Ferden meninggalkan kereta mesinnya di pinggir Altar Festival. Saya harap bisa bertemu dengan Tuan Ferden dan membicarakan mengenai pelanggaran ini." Tuan Zion menunjukkan kartu identitas milik Tuan Ferden.

"Suamiku tidak pulang selama dua hari. Dia hanya mengatakan jika ada tugas luar kota. Jadi, dia tidak mungkin meninggalkan kereta mesinnya." Julian juga Clause yang mendengar alasan itu hanya saling melirik.

"Boleh kami pastikan berapa jenis kereta mesin yang Tuan Ferden punya?" Clause penasaran dengan itu, mengingat ada bagasi besar yang terletak di samping rumah kemungkinan dua atau tiga kereta mesin. Meski jaman itu, belum banyak yang sekaya Tuan Ferden.

"Hanya satu," jawabnya cepat.

Clause mengernyit. "Apakah benar itu nama suami Anda?"

Wanita itu melihat saksama identitas kereta mobil hingga mengangguk pada akhirnya. "Jika dia meninggalkan kereta mesinnya lalu dimanakah suamiku?" Sedikit degupan jantung mulai berkobar dalam jiwa.

Putra kecil kembar mulai mengintip dari balik pintu. Clause sedikit merasa bersalah seketika.

Ketiganya dikejutkan dengan ringikan kuda yang berhenti. Ada dua kepolisian yang merupakan anak buah Tuan Zion datang. Nampak keduanya terkejut dengan kehadiran Tuan Zion, Julian, juga Clause.

"Apa yang kalian lakukan di sini?" Tuan Zion juga masih penuh keheranan.

Kedua anggota kepolisian itu saling menoleh. "Bukankah Tuan Zion yang memerintahkan kami mencari Nona Amanda?"

Clause menganga begitu juga Julian. "Jadi, Tuan Ferden dan Nona Amanda pergi bersama-sama?" Clause memastikan.

"Apakah dua polisi ini datang untuk menanyakan dimana Amanda berada?" Buru Julian menambahkan pertanyaan.

"Iya," jawab istri cantik itu.

Seakan penuh kebingungan dalam malam semakin meninggi. Kedua kepolisian akan meminta nyonya Ferden untuk menjadi saksi atas kepergian suaminya dan menunjukkan kebiasaan suaminya.

Wawancara yang akan dilakukan malam ini.

...***...

Tertawalah pada dunia akan kejinya dunia. Hubungan tidak sejalan, penghianatan yang dilakukan, gapura pustaka yang dihancurkan. Semua peradaban tengik seharusnya dimusnahkan.

Seseorang wanita menangis dalam sendunya cinta. Berimajinasi akankah dunia indah yang dia miliki bertahan selamanya? Kereta api yang menjadi saksi atas bermadunya cinta mereka, berakhir dalam penyesalan yang ada.

Kedua pasang manik mata hanya melihat ibunda dalam kesengsaraan. Kemudian saling menangis menguatkan satu sama lain. Sedikit naluri Julian tergerak maju. Memeluk kedua bocah dalam dekapan. "Kami akan mengembalikan mamamu segera ya."

Setelah mendapat anggukan semangat dari kedua bocah. Bibi yang mengasuh mereka membawa ke dalam kamarnya. Sedangkan, sang ibunda akan mengikuti kereta mesin untuk sebuah kepastian.

Berpegang teguh pada pendirian. "Suamiku tidak akan melakukannya, bukan? Tidak akan menjadi korban pembunuhan, bukan?"

Pertanyaan untuk menepis segala luka.

"Saya berharap Anda bisa menenangkan diri Anda Nyonya Ferden." Elus Clause pada kedua pundak Nyonya Ferden. Sejatinya, Clause pintar membaca situasi, suasana, peka terhadap lingkungan sekitar sangat mudah menenangkan orang, jarang memiliki rasa takut atau khawatir. Terlampau susah dalam menunjukkan emosi.

"Jika Tuan Ferden dan Nona Amanda pergi bersama dan meninggalkan Anda. Apakah Anda tahu alasannya apa? Sebelumnya apakah Anda bertengkar dengan suami Anda? Atau semacamnya?"

"Tidak, kami baik-baik saja. Aku hanya merasa jika dia bosan di rumah jika dia mampu menyewa wanita jalang itu."

Seorang ibunda memerah wajahnya. Hendak menampar wanita yang sudah menyebut putrinya wanita jalang, berhasil ditangkap oleh Tuan Zion. "Apakah kamu tahu apa yang dilakukan suamimu itu? Bagaimana bisa seorang istri tidak tahu apa yang dlakukan suaminya."

"Kamu sendiri, apakah kamu memiliki suami? Jangan sok tahu mengenai kehidupanku."

"Tolong tenanglah sedikit." Tuan Zion melerai keduanya.

Bertemu dalam meja bundar berjarak membuat keduanya menyulut emosi yang kentara. "Saat ini posisi Nona Amanda dan Tuan Ferden masih belum diketahui. Mengingat keduanya tidak saling akrab, tidak ada tempat yang dituju selain penginapan luar kota, resort, atau sejenisnya. Kami sepakat untuk menjadikan Tuan Ferden dan Nona Amanda sebagai orang hilang dalam pencarian.

Dikarenakan, ada beberapa berita yang sedang hangat mengenai kasus mayat kering. Kami berharap kedua belah pihak mampu menerima hasil yang sudah kami usahakan."

Tuan Zion mengambil beberapa catatan. "Yang kita ketahui bersama. Nona Amanda dinyatakan hilang pada 19 November jam 2 dini hari. Sedangkan, Tuan Ferden masih belum ketahui. Jika mereka berdua merencanaan pertemuan maka, anggap saja Tuan Ferden hilang diwaktu yang sama." Tuan Zion masih menjelaskan.

Kedua wanita itu saling terdiam dan menerima sebuah kenyataan. "Kita juga tidak akan menepis jika Tuan Ferden atau Nona Amanda mungkin bagian dari Kasus Mayat Kering."

Yang direbut akan melawan.

Yang terus dilempar akan melempar kembali.

Janji tidak terucap di ruangan megah menjadi saksi. Hari di mana bulan temaram bersinar memantulkan banyaknya bintang.

Janji akan terus melawan.

...***...

Seseorang, melangkah kakinya pelan tanpa suara tercipta. Bising daun bergesekkan mengiringi langkahnya. Setelah banyaknya tanah melekat di sepatu, membasuh dengan air terjun yang ada. Bekas ribuan doa telah dipanjatkan dari tanah kuburan basah disebelahnya. Tudung merah membawa cangkul di pundak.

Terhenti, pada lirikan kedua pasang mata berada di balik gelapnya malam. Tiada takut dia rasa, ada penguasa dunia sedang berdiri gagah di tengah hutan. Siapa yang akan menikam?

Yang satu memiliki tinggi sedikit berbeda. "Lelaki dengan seliwir putih di poninya sungguh menganggu," suara berat menyapa indra pendengaran lelaki bertudung merah.

Seorang jas abu-abu keluar dari persembunyian. Hanya menyaksikan lelaki bertudung merah mengubur seseorang. "Sejak kapan kamu berada di situ?" Rasa kesal menghampiri setelah harus bekerja keras sendirian.

"Aku hanya menunggu tadi," jawab lelaki berjas abu-abu. Tudung merah senada juga hanya dibawa di tangan kananya. Wajah rupawan di terpa sinar rembulan. Tinggi semampai, otot pun kekar tidak tertandingi, wajah muda selayaknya usia 25 tahun. Ada yang menarik dari wajah berahang keras, dia yang disebut dengan pemimpin tanpa tua.

Lelaki bertudung merah sedikit pendek membuka tudungnya. Meletakkan cangkul yang telah lama dia pikul. Dengan bentuk yang hampir sama, dengan merah dibibir, wajah sedikit runcing, rona pipi pun ada. Mata ramah tertarik ketika tersenyum, gigi taring yang terasa menonjol juga nampak indah. Rambut hitam memancarkan kemilaunya.

"Aku lelah, aku akan menyerahkan sisanya kepadamu." Lambaian tangan mengiringi langkahnya pergi.

"Hm," jawab lelaki berjas abu-abu. "Membereskan masalah yang dia perbuat. Sungguh gila."

"Sebaiknya kita mulai merubah rencana."

Suara lantang lelaki berjas abu-abu membuat lelaki bertudung merah sedikit pendek tersenyum nakal.

Matanya bersinar ketika melihat sebuah rumah yang sangat dia hampiri sejak awal datang ke sebuah gundukan tanah. "Iya, kita akan merubah rencana."

...***...

Kaki terseok-seok berlarian, keringat membasahi wajah cantik. Terus menggumamkan doa, meminta bantuan Tuhan. Berkepang dua rambutnya sudah berantakan. mencuat ke sana ke mari di samping pundaknya. Setelah menyetujui untuk ikut ke Kota bersama dengan Tuan Besarnya, gadis ini mendapatkan karma.

Percaya dengan orang yang sudah lama dikenal, atau baru semuanya rugi.

Mengumpat dalam hatinya ketika sulur pohon menghalangi jalan. Siapa yang akan mendengar rintihannya meminta tolong. Kepada lelaki bajingan di belakang dirinya membuat gadis itu terus merusak dandannya.

Tangan terus menggapai akar pohon untuk membantunya terus bersemangat kabur. Hutan gelap, di mana arah pulang?

Adakah yang bisa membantunya?

"Setan atau monster sekalipun ku mohon tolong!"

"Liliana!"

Teriakan melengking membuat bulu romanya berdiri tegak. Sudah tidak kuat jantungnya bekerja, genggaman tangan besar dia rasakan di pinggangnya sekilas. Rok yang tersangkut pada akar pohon ketika dirinya di seret paksa menuju tempat yang sedikit nyaman dengan banyak rumput. "Sudah lama aku menginginkanmu, Liliana."

Manusia birahi menjijikan!

Seumur hidup Liliana akan terus menyumpahi. Meludahi jiwanya yang membuka tubuhnya sepenuhnya. Memasukkan benda menjijikkan dan terus menjilat ludahnya.

Liliana, bukan gadis lagi sejak malam itu.

...***...

Bersambung...

1
Kicauan burung di pagi hari, menjadi musik bagi para santri di pondok terasing dalam hutan sunyi.

Meski hati terserang rindu akan rumah tapi canda teman sesama menjadi penghangat lara, namun mereka tak tau ada sesuatu yang tengah mengincar nyawa.~~ Samito.

numpang iklan thor/Chuckle/
@shithan03_12: gakpapa iklan dong .. bebasmah saya
total 3 replies
Pecahnya dinding dimensi diatas altar darah yang mengantarkan pemangku Sijjin melintasi alam, hingga airmata darah menjadi awal dalam sebuah ketakutan yang mengerogoti para generasi pemeran opera. Namun para penonton sibuk menertawakannya tanpa tau, nyawa merekalah balasan bagi altar darah. ~SAMITO.

Iklan dikit ya thor🤭
@shithan03_12: Busyed... bisa juga kau ini menyambungknnya ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!