NovelToon NovelToon
Teman Bahagia

Teman Bahagia

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Ibu Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Keluarga
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: firefly99

Tampan, mapan dan populer rupanya tidak cukup bagi sebagian perempuan. Vijendra sendiri yang menjadi objek dari ketidak syukuran pacarnya, atau mungkin bisa disebut mantan pacar. Ia memilih mengakhiri semuanya saat mendapati perempuan yang ia kasihi selama 3 tahun lamanya sedang beradu kasih dengan laki-laki lain.

Cantik, berprestasi dan setia juga sepertinya bukan hal besar bagi sebagian laki-laki. Alegria harus merasakan sakitnya diputuskan sepihak tanpa tahu salahnya dimana.

Semesta rupanya punya cara sendiri untuk menyatukan dua makhluk yang menjadi korban ketidak syukuran hingga mereka sepakat untuk menjadi TEMAN BAHAGIA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon firefly99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27. Berdamai

Sejak pulang dari Cakrawala, Alegria merasa jauh lebih baik. Mungkin karena sedang dalam proses mengikhlaskan yang telah terjadi dan berdamai dengan keadaan. Apalagi kini ada Aileen yang bersamanya.

"Adnan mana?" tanya Vajen yang tiba-tiba sudah duduk di sebelah Alegria.

"Eh, kapan datangnya?" kaget Alegria.

"Baruu saja. Lo gak dengar gue salam yah?"

Alegria mengangguk. Tadi ia sedang serius memotong kuku Aileen yang sudah panjang.

"Melamun lagi Lo? sudah gue bilang, ikhlaskan semuanya." ujar Vajen.

"Siapa yang melamun kak? Tadi aku lagi motong kukunya Aileen. Nih, liat." Alegria menunjuk tissue yang berisi kuku potongan kuku Aileen.

"Gue kira, hehe." Vajen nyengir. "Aileen gue gendong yah, sambil nungguin Adnan." izinnya.

Alegria mengangguk.

"Selamat pagi anak cantik, anak manis."

"Ihh, ketawa."

"Lucunya."

"Jadi pengen cubit pipi mamanya."

"Eh salah yah."

"Jadi pengen cubit pipinya baby Aileen."

"Jangan sering buka mulut, nak. Giginya belum ada itu."

"Ihh, dibilangin malah ketawa lagi."

"Senang yah digendong papa Jeje?"

"Apaan papa Jeje?" seloroh Alegria.

"Ya kan memang calon papanya. Kamu mamanya." jawab Vajen dengan sangat santai. "Yah baby yah." Vajen kembali menemani Aileen bercakap-cakap.

"bercanda terus." cibir Alegria.

"Siapa yang bercanda mama Yaya? Gue serius yah. Atau gue minta ayah dan bunda kesini buat lamar kamu, mau?"

Alegria memutar bola matanya malas. "Kebal aku mah. Gak bakalan kena jeratan komodo." katanya lagi.

"Aileen cantik, mamanya nih, gak percayaan sekali." ujar Vajen. "Nanti bilangin ke mama yah, kalau papa Jeje beneran mau jadi papanya Aileen. Okay sayang? Kita bestie yah sekarang."

"Sorry, lama." ucap Adnan yang baru turun dari tangga.

"Never mind." Vajen menanggapi. "Aileen, sama mama Yaya dulu yah." ia lalu memberikan Aileen kepada Alegria lagi.

"Dek, kakak berangkat dulu." pamit Adnan, ia mengecup pipi adiknya dan ponakannya sebelum mengikuti langkah kaki Vajen.

Jadilah hanya ada Alegria dan Aileen di rumah. Yang lain sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

"Beneran kamu mau punya papa kayak om Vajen?" tanya Alegria pada anaknya. "Mana tadi ketawa-ketawa pula. Jangan yah nak yah, dia komodo lho. Jangan sampai kamu termakan ucapannya." imbuhnya lagi. "Gemesnya anak mama." ia lalu menciumi pipi anaknya yang sudah gembul.

Adnan memang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah Airlangga ketimbang di rumah mamanya. Ia suka di rumah Airlangga karena ramai. Fakta lain adalah, ia malas menyetir mobil sendiri, karena macetnya jalanan ibu kota. Sabarnya yang setipis tissue dibagi 7 tidak akan mempan menghadapi bunyi klakson yang saling bersahutan- sahutan. Jadilah ia memilih nebeng pada Vajen. Sebenarnya ia pernah memberikan sejumlah uang kepada Vajen sebagai balas budinya karena diantar jemput, tapi lelaki itu menolaknya dengan halus. Ya, ia tahu betul jika Vajen tertarik dengan adik sepupunya, makanya ia menggunakan dirinya agar selalu bisa menyambangi adiknya dan juga ponakannya. Itu bukanlah sesuatu yang harus ia takuti, sebab Vajen adalah lelaki yang baik dan ia berharap suatu hari nanti adiknya bisa membuka hatinya untuk Vajen.

✨✨✨

"Gue mungkin gak bakalan kesini dalam waktu yang lama. Gue sekalian mau minta tolong untuk dikirimkan foto Aileen setiap hari, kalau bisa sehari 3 kali." pinta Vajen.

"Kayak lagi minum obat aja."

"Aileen kan memang obat buat gue, Yaya. Bisa yah?"

"Nanti ku usahakan."

Vajen mengeluarkan sesuatu dari tas punggungnya, lalu memberikannya kepada Alegria. "Hadiah buat wisuda Lo. Sorry banget gak bisa datang." katanya.

"Apaan sih kak, kok jadi repot begini?"

"Jangan di tolak, Yaya. Ini aku ngasih kamu sebagai teman bermain, bukan sebagai seorang lelaki yang ingin kamu menjadi miliknya."

Alegria lalu mengambil kotak tersebut. "Terima kasih." ucapnya.

Vajen mengangguk. "Gue pulang deh." ia mencium pipi Aileen lebih dulu sebelum meninggalkan kediaman Harrison.

"Hati-hati." ucap Alegria pelan.

Besok, timnas Atlantis memang akan terbang menuju Qat setelah berhasil mengalahkan tim lawan beberapa saat lalu. Menurut informasi yang diberikan Adnan, para pemain akan menghabiskan waktu kurang lebih sebulan di sana. Sudah ada beberapa rencana yang disusun oleh Kevin dan Alden juga Airlangga untuk menonton pertandingan secara langsung.

"Hati-hati sayang. Ingat solat yah." pesan Ale pada Adnan.

"Siap, ibu." Adnan mencium punggung tangan Ale, lalu beralih ke Airlangga.

"Ayah usahakan terbang ke Qat. Semangat terus, boy!"

"Terima kasih, ayah." ucap Adnan. Ia lalu mengecup pipi adik dan ponakannya. "Happy graduation, dek. Maaf jadi gak bisa liat Yaya pake toga."

Alegria terkekeh kecil. "Never mind, kak." katanya. "Yang penting kakak di sana sehat selalu."

"Kakak aja nih?" goda Kevin yang mendengar obrolan para sepupunya.

"Lo, ganggu banget deh." cibir Adnan, tapi tetap berhi-5 dengan sepupunya.

"Wish you luck, bro!" Alden ikut bergabung dan mereka bertiga saling merangkul menuju mobil.

Senyum Alegria merekah melihat kekompakan ketiga kakaknya dan juga senyum senang ayah dan ibunya. Ini lebih dari cukup untuknya. Apalagi yang harus ia keluhkan? Tidak ada.

Dua hari kemudian, mereka semua lalu berangkat menuju Mahalaga, bahkan Aileen juga ikut. Bayi itu sangat anteng dalam dekapan mamanya. Seketika rumah Aldric menjadi sangat ramai sebab kedatangan sanak saudaranya untuk merayakan hari wisuda Alegria 4 hari lagi. Meskipun masih lama, tapi mereka juga berniat untuk nobar pertandingan bola sebelum menontonnya secara langsung.

Ruang keluarga disulap menjadi ruang teater, orang-orang pada ribut. Alegria memilih untuk mengamankan diri dan Aileen di kamarnya, meskipun harus nonton seorang diri.

Pertandingan pertama malam ini, timnas Atlantis melawan tuan rumah.

"Dan dapat kita saksikan bersama bagaimana kecewanya para penonton melihat goal bunuh diri yang dilakukan oleh Vajendra diakhir pertandingan....."

Alegria tahu betul jika itu adalah sebuah upaya yang dilakukan oleh Vajen untuk mengamankan gawang Atlantis. Namun sepertinya tendangannya tadi cukup keras, sehingga bola sulit dihalau oleh kiper. Ia refleks mengambil ponselnya, lalu mengirimkan pesan kepada Vajendra.

Alegria : send a picture. *foto Aileen yang sedang tidur

Alegria : It's okay, papa Jeje. Semangat terus untuk pertandingan selanjutnya.

Alegria lanjut membuka sosial media yang berisi umpatan dan cemoohan untuk Vajen.

Orang putus cinta jangan disuruh main woy!

Gini nih kalau yang main jamet.

Orang galau main bola, bunuh diri gak tuh?

Gantikan Vajendra!

Pertandingan selanjutnya, gak usah ajak dia.

Jari telunjuk Alegria berhenti men-scroll layar ponselnya saat melihat id caller penelpon. Tanpa menunggu lama, ia menyentuh icon telpon hijau.

"Belum tidur?" sapa seseorang diseberang sana.

"Belum."

"Kenapa?"

"Belum ngantuk."

"Karena kecewa?"

"Bu- bukan"

"Terus?"

"Aku tadi buka sosmed, sampai gak nyadar kalau sudah larut begini. Kak Vajen, okay?"

Vajen terdengar mengambil napas cukup dalam lalu menghembuskannya.

"Tadinya gak baik-baik saja. Tapi setelah mendengar suara bunda, melihat foto Aileen dan sekarang mendengar suaramu, better lah."

"Masih bisa ngalus ternyata." cibir Alegria.

Vajen terkekeh kecil. "Makasih Y. Sekarang kamu tidur gih, temanin Aileen."

"Baiklah, kak. Keep fighting!" ucap Alegria sebelum memutuskan sambungan telponnya.

1
Novita Ika Rini
Kayaknya seru banget nih ceritanya 😍
Mau pantengin terus sampai tamat ahh 😁
Semangat kak bikin ceritanya 🤗 ditunggu sampai happy ending yahh 😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!