Hyuna Isvara, seorang wanita berusia 29 tahun yang bekerja sebagai seorang koki di salah satu restoran.
4 tahun menjalani biduk rumah tangga bersama dengan Aksa Dharmendra, tidak juga diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk memiliki anak.
Namun, kehidupan rumah tangga mereka tetap bahagia karena Aksa tidak pernah menuntut tentang anak dari Hyuna.
Akan tetapi, kebahagiaan mereka sedikit demi sedikit menghilang sejak Aksa mengenalkan seorang wanita kepada Hyuna tepat di hari annyversary mereka.
Siapakah wanita yang Aksa kenalkan pada Hyuna?
Bagaimanakah rumah tangga mereka selanjutnya?
Yuk, ikuti kisah Hyuna yang penuh dengan perjuangan dan air mata!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 19. Mencari ke Semua Tempat.
Aksa yang melihat keberadaan Dayu langsung memanggilnya membuat langkah laki-laki itu terhenti. Dia lalu mendekatinya yang sedang berdiri di pintu dapur.
"Apa istri saya tidak masuk, Pak?" Aksa langsung menanyakan tentang Hyuna membuat Dayu berbalik dan melihat ke arahnya.
"Tadi pagi Hyuna datang, setelah itu dia mengajukan cuti."
"A-apa, cuti?" Aksa terkejut saat mendengar apa yang Dayu katakan, lalu dijawab dengan anggukan kepala laki-laki itu.
"Ke-kenapa dia sampai cuti?"
Dayu mengernyitkan keningnya saat mendengar pertanyaan Aksa. "Anda kan suaminya, bukankah Anda yang lebih tahu alasan kenapa dia mengajukan cuti?"
Aksa langsung terdiam saat mendengar ucapan Dayu, sementara laki-laki itu beranjak pergi menuju dapur untuk melanjutkan pekerjaannya.
"Dia ada di mana sekarang?"
Aksa langsung beranjak keluar dari tempat itu sambil mencoba untuk menghubungi Hyuna, tetapi nomor ponsel wanita itu tidak aktif.
"Si*al. Sebenarnya kau ada di mana, Hyuna? Kenapa kau sampai tidak masuk kerja?"
Aksa mengusap wajahnya dengan kasar, kemudian dia kembali masuk ke dalam mobil dan beranjak pergi dari tempat itu.
Setelah berjam-jam dalam perjalanan, akhirnya sampai juga Hyuna di tempat tujuan. Dia segera turun dari bus itu dan berjalan ke arah rumah kedua orang tuanya.
"Assalamu'alaikum."
Aidan dan sang suami yang sedang duduk di teras rumah terlonjak kaget saat melihat kedagangan Hyuna. "Hyuna, kau datang Nak?"
Hyuna langsung memeluk tubuh sang ibu dengan erat. Luapan kerinduan dan juga rasa sakit berbaur jadi satu membuat matanya berembun, tetapi sekuat tenaga dia menahan agar tidak mengeluarkan air mata.
"Kenapa tidak memberitahu ibu kalau kau mau datang, Nak?"
Aida melerai pelukannya dan langsung disalim oleh Hyuna. Dia lalu mengajak putrinya untuk masuk ke dalam rumah, begitu juga dengan Beni yang terkejut dengan kedatangan Hyuna.
"Minum dulu, kebetulan tadi ibu buat es pandan."
Hyuna langsung tersenyum lebar saat menerima minuman kesukaannya. Dia lalu meminum es pandan itu sampai habis tidak bersisa.
"Hah, segarnya." Hyuna lalu meletakkan gelas kosong itu ke atas meja. "Tumben ibu bikin es pandan, biasanya enggak pernah kecuali aku yang mintak?" Dia menatap sang ibu dengan heran.
"Itulah, ibu juga enggak tau kenapa tiba-tiba ingin membuat es pandan. Rupanya putri ibu ini mau datang."
Hyuna mengangguk-anggukkan kepalanya lalu bertanya tentang kabar kedua orang taunya itu, tidak lupa dengan kabar kedua adiknya yang entah sedang berada di mana.
"Ibu dan ayah baik, Nak. Bagaimana denganmu dan Aksa? Kenapa dia tidak ikut datang ke sini?"
Hyuna terdiam saat mendengar nama Aksa. Dia tahu jika kedua orang tuanya pasti akan bertanya tentang laki-laki itu, dan pasti dia akan menceritakan apa yang terjadi.
"Kami baik-baik saja, Bu. Mas Aksa sedang sibuk dengan pekerjaannya, Ibu tahu sendiri bagaimana sibuknya dia," jawab Hyuna. Sekarang bukan waktu yang tepat untuk menceritakan semuanya, lagi pula dia juga baru saja datang.
Kemudian kedua orang tua Hyuna bertanya tentang kabar mertuanya, juga tentang pekerjaannya di restoran hingga mereka berbincang ria tentang semua hal.
Tidak berselang lama, kedua adik Hyuna pulang dan bersorak senang saat melihat kedatangannya. Dengan cepat kedua lelaki itu memeluk tubuhnya sambil bertanya kabar.
"Alhamdulillah mbak baik, tapi kalian udah tinggi kali ya," ucap Hyuna saat berdiri di samping sang adik.,
"Tentu saja. Mbak kan cebol, lain lah sama aku," seru Yudha, dia adalah adik laki-laki paling besar Hyuna.
"Bener tuh bener. Tinggiku juga udah mau sama kayak Mbak, sedikit lagi udah lewat juga." Rayyan juga tidak mau kalah, dia adalah adik bungsu Hyuna.
"Cih. Memangnya itu sesuatu yang membanggakan? Biarin aja mbak kecil, yang penting sehat."
Aida dan Beni hanya bisa menggelengkan kepala. Padahal semua anak-anak mereka sudah dewasa, tetapi masih saja suka bertengkar jika sedang berkumpul seperti ini.
Sementara itu, Aksa sedang sibuk mencari Hyuna ke semua tempat. Dia terus menghubungi teman-teman wanita itu dan bertanya apakah mereka sedang berkomunikasi dengan Hyuna atau tidak.
"Sebenarnya kau ada di mana, Hyuna?"
Aksa mengusap wajahnya dengan kasar. Untuk pertama kalinya Hyuna pergi seperti ini, padahal dulu jika mau keluar rumah selalu izin padanya. Walau hanya pergi ke warung untuk membeli bahan masakan.
"Tunggu, jangan-jangan Hyuna pulang ke rumah orang tuanya?"
Ya, Aksa baru kepikiran tentang mertuanya. Dia yakin jika Hyuna pasti pergi ke sana, apalagi wanita itu sampai mengajukan cuti pada restoran.
"Baiklah. Besok aku akan mengajukan cuti juga dan menyusulnya ke sana."
Setelah yakin jika Hyuna berada di rumah mertuanya, Aksa memutuskan untuk pulang ke rumah. Dia harus bersiap untuk pergi menjemput Hyuna dan mungkin harus menceritakan semua masalah yang terjadi pada kedua orang tua wanita itu.
***
Malam harinya, setelah selesai makan malam. Hyuna dan semua keluarganya duduk di gazebo yang ada di samping rumah sambil memasang api unggun. Terlihat Yudha dan juga Rayyan sibuk memanggang ubi dan juga jagung, sementara Hyuna dan kedua orang tuanya sibuk bercerita.
"Yudha, Rayyan. Beli cemilan ke warungnya pak Kumis sana," perintah ibu sambil menyodorkan uang pada putra-putranya.
"Loh, camilan apa lagi, Bu? Bukannya tadi sore Ibu udah beli camilan?" tanya Hyuna dengan heran. Padahal tadi sore ibunya sudah belanja, tetapi sekarang kembali ingin membeli cemilan.
"Masih kurang, Nak."
Yudha lalu menganggukkan kepalanya dan berlalu pergi dengan Rayyan. Dia melirik ke arah ibu yang menganggukkan kepala padanya seolah sedang memberi sebuah kode, membuat dia juga ikut mengangguk paham.
"Nak, ada yang ingin ibu tanyakan padamu." Aida menggenggam tangan Hyuna saat kedua putranya sudah pergi membuat Hyuna menatapnya heran. "Apa kau dan Aksa baik-baik saja?"
Deg.
Hyuna terdiam dengan tubuh kaku saat lagi-lagi di tanya tentang Aksa. Dadaya berdenyut sakit dengan mata yang mulai berembun.
"Ibu perhatikan semenjak datang kau tidak pernah meneleponnya, padahal sejak dulu kau selalu menghubunginya jika jauh. Apa ibu salah paham?"
Hyuna menggelengkan kepalanya. "Tidak, Bu. Ibu tidak salah paham, sekarang aku dan mas Aksa sedang tidak baik-baik saja."
•
•
•
Tbc.