Lahir di sebuah keluarga yang terkenal akan keahlian berpedangnya, Kaivorn tak memiliki bakat untuk bertarung sama sekali.
Suatu malam, saat sedang dalam pelarian dari sekelompok assassin yang mengincar nyawanya, Kaivorn terdesak hingga hampir mati.
Ketika dia akhirnya pasrah dan sudah menerima kematiannya, sebuah suara bersamaan dengan layar biru transparan tiba-tiba muncul di hadapannya.
[Ding..!! Sistem telah di bangkitkan!]
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bayu Aji Saputra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Misi harian, berhasil!
Kaivorn berdiri di tengah lapangan, merasakan angin dingin yang menyapu wajahnya.
Hatinya bergejolak, tak sabar dan sedikit was-was menghadapi latihan hari ini.
Tubuhnya sudah jauh lebih kuat dari hari-hari sebelumnya.
Konstitusinya kini dua kali lipat lebih baik, namun apakah itu cukup?
Mata Kaivorn beralih ke langit biru yang membentang luas, membayangkan tantangan yang akan dia hadapi.
“Sistem, mulai misi harian,” ujarnya pelan namun tegas, seraya menarik napas panjang.
Sebuah layar holografis biru muncul di hadapannya, menampilkan misi yang sudah tidak asing lagi baginya.
[Misi Harian spesial: “Hero Knight Exercises”]
[Lari 20 Kilometer (Belum selesai)]
[100 Push Up (Belum selesai)]
[100 Squats (Belum selesai)]
[Plank 10 menit × 4 set (Belum selesai)]
[100 Burpees (Belum selesai)]
Kaivorn menatap daftar tersebut, lalu mengarahkan pandangannya ke lapangan yang tampak tak berujung.
"50 putaran... 20 kilometer..." gumamnya. "Aku bisa melakukannya."
Dengan gerakan ringan, Kaivorn mulai berlari.
Langkah kakinya cepat dan ringan, merasakan kekuatan baru yang mengalir di dalam tubuhnya.
Setiap putaran terasa berbeda dari yang sebelumnya.
Nafasnya stabil, dan otot-ototnya bekerja dengan koordinasi sempurna.
Sistem tubuhnya, yang dulu terasa rapuh dan mudah lelah, kini jauh lebih tangguh.
Putaran pertama terasa mudah.
Keliling lapangan 400 meter itu dilalui dengan ritme yang konsisten.
Pada putaran kedua, Kaivorn mulai merasakan darahnya memompa lebih cepat, tetapi dia tetap berlari tanpa jeda, fokus pada tujuan akhirnya.
“Ini jauh lebih mudah dari kemarin,” pikir Kaivorn.
Namun, seiring berjalannya waktu, rasa lelah mulai merambat.
Putaran kesepuluh, keringat mulai mengucur deras di dahinya.
Udara yang tadinya terasa segar, kini mulai membuat paru-parunya terbakar setiap kali menarik napas dalam.
Meskipun konstitusinya telah meningkat pesat, 20 kilometer tetaplah jarak yang sangat panjang.
"Aku harus tetap fokus," ujarnya dalam hati. "Ini bukan tentang kecepatan, tapi tentang ketahanan."
Pada putaran ke-25, Kaivorn mulai merasakan otot-otot kakinya berteriak minta istirahat.
Tapi dia tidak berhenti.
Mengingat bahwa latihan ini adalah sesuatu yang ia harus lalui setiap hari, dia menguatkan mentalnya.
Tubuhnya yang telah diperkuat sekarang sedang diuji. Rasa sakit itu, baginya, adalah tanda bahwa ia semakin kuat.
Pada putaran ke-35, pandangannya sedikit kabur karena keringat yang menetes dari dahinya.
Setiap langkah mulai terasa lebih berat, namun ada perasaan bangga yang mulai merayapi dirinya.
Kaivorn sudah setengah jalan. "Bagian tersulit emang bagian paling akhir," gumamnya lelah.
Ketika ia mencapai putaran ke-45, Kaivorn merasakan nyeri menusuk di betisnya.
Setiap kali kakinya menjejak tanah, getarannya seperti mengguncang seluruh tubuhnya.
Namun, dia tak membiarkan hal itu menghentikannya.
"50 putaran… hanya lima lagi."
Ia mulai menghitung langkah kakinya, menjadikan setiap jejak sebagai target kecil yang harus dicapai.
Pada putaran terakhir, Kaivorn bisa melihat akhir dari perjuangannya.
Keringat membasahi seluruh tubuhnya, bajunya lengket, dan kakinya terasa seperti akan terjatuh.
Saat akhirnya berhenti, Kaivorn terengah-engah, menekuk tubuhnya, tangan di lutut.
Jantungnya berdebar keras, paru-parunya seperti terbakar oleh udara pagi yang dingin.
Namun, sebuah senyum tipis terbentuk di wajahnya. Dia berhasil.
[Lari 20 Kilometer (Selesai)]
Kaivorn menarik napas panjang, berdiri tegak kembali.
Pandangannya kini tertuju pada langkah selanjutnya.
[100 Push Up].
Kaivorn langsung turun ke tanah.
Ia tahu bahwa push-up tidak akan mudah setelah berlari 20 kilometer, namun tubuhnya yang lebih kuat memberi sedikit kepercayaan diri.
Dengan posisi tangan yang tepat, ia mulai menurunkan tubuhnya, merasakan beban seluruh tubuhnya bertumpu pada kedua lengan.
"Satu… dua… tiga…" Kaivorn mulai menghitung dalam hati.
Pada angka 50, otot-otot tangannya mulai menegang, namun ia tidak menyerah.
Terus bergerak, ia berhasil menyelesaikan push-up ke-100, meski setiap gerakan terasa semakin berat.
[100 Push Up (Selesai)]
Dengan tubuh yang semakin lelah, Kaivorn berdiri kembali.
Ia mengatur napasnya dan mulai melangkah ke bagian berikutnya—100 Squats.
Kakinya, yang sudah lelah setelah lari panjang, terasa semakin berat ketika ia mulai squat pertama.
Namun, latihan demi latihan, ia terus memaksakan diri.
Satu demi satu squat, hingga ia mencapai angka 100.
Kakinya gemetar, namun ia tahu bahwa ini adalah tanda ia semakin mendekati batasnya.
[100 Squats (Selesai)]
Selanjutnya, Plank 10 menit × 4 set.
Kaivorn turun lagi ke tanah, kali ini dengan posisi plank.
Dia menegangkan seluruh otot inti tubuhnya, mencoba menahan rasa sakit yang semakin menusuk di perut dan punggungnya.
Waktu terasa sangat lambat dalam posisi ini, namun ia berhasil menyelesaikan semua set yang diperlukan.
[Plank 10 menit × 4 set (Selesai)]
Terakhir, tantangan yang paling menuntut stamina: 100 Burpees.
Kaivorn memulai burpee pertama dengan semangat, namun pada angka ke-30, ia mulai kehabisan tenaga.
Tubuhnya benar-benar merasa seperti akan runtuh.
Tapi, dengan dorongan terakhir dari dalam dirinya, Kaivorn memaksakan diri untuk menyelesaikan yang tersisa.
Pada akhirnya, dengan tubuh yang hampir tak sanggup berdiri, ia menyelesaikan burpee terakhir.
[100 Burpees (Selesai)]
Sebuah notifikasi muncul di depan matanya, memberitahukan bahwa misi harian telah selesai.
[Selamat! Misi Harian “Hero Knight Exercises” telah diselesaikan!]
[Hadiah: +8 poin keterampilan untuk seluruh statistik fisik.]
Kaivorn tersenyum lelah, namun puas.
Latihan hari ini telah selesai, dan tubuhnya kembali mendapat dorongan kekuatan yang luar biasa.
"Aku bisa merasakannya," pikir Kaivorn.
Stamina Kaivorn pulih seketika setelah energi asing menyusup ke seluruh tubuhnya, memaksa setiap sel untuk berubah.
[Kekuatan: 11(+8)]
[Konstitusi: 20(+8)]
[Kecekatan: 13(+8)]
Kaivorn menghembuskan napas dalam-dalam, dan tubuhnya merespons seperti mesin yang baru saja diasah.
Setiap gerakan terasa lebih halus, lebih kuat, seakan batasan yang sebelumnya mengikat telah terkikis habis.
Rambut putih panjangnya berkibar lembut, mengikuti alunan angin, sementara mata merahnya—dingin dan tajam—menyimpan ketenangan.
Dari kejauhan, Amon menyaksikan pemandangan itu dengan terbelalak.
Sudah sejak latihan dimulai, dia memperhatikan, namun kini, mulutnya mengatup rapat, menahan gemuruh perasaan yang tidak dapat ia jelaskan.
"Kaivorn Vraquos..." desisnya pelan, mencoba menenangkan pikirannya yang bergejolak. "Bagaimana mungkin manusia bisa berkembang secepat ini...?!!"
Amon menggertakkan giginya, perlahan-lahan mencengkeram erat pedangnya.
Ada sesuatu yang salah, sesuatu yang tidak pernah dia lihat sebelumnya.
Dan entah kenapa, Amon merasa bahwa apa yang baru saja terjadi hanyalah permulaan dari sesuatu yang jauh lebih besar... dan jauh lebih mengerikan.