NovelToon NovelToon
Istri Yang Tidak Dihargai

Istri Yang Tidak Dihargai

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Single Mom / Janda / Beda Usia / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Sulastri

Istri yang tak dihargai adalah sebuah kisah dari seorang wanita yang menikah dengan seorang duda beranak tiga

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sulastri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pelukan tak disengaja

Pulang Kerja dengan Dody

Hesti baru saja selesai bekerja pada shift malam di restoran. Saat itu sudah larut malam, dan dia merasa lelah setelah seharian bekerja. Hesti biasanya pulang sendiri dengan naik angkot, tapi karena pernah mendengar cerita penjambretan yang terjadi pada penumpang angkot malam hari, kali ini dia merasa sedikit khawatir.

Namun, malam ini berbeda. Dody, yang tahu kekhawatiran Hesti, datang untuk menjemputnya dengan motor. Hesti bersyukur, karena jarak antara restoran dan kos-kosannya cukup jauh dan rawan jika harus pulang sendiri.

 

Dody tersenyum lembut saat Hesti keluar dari restoran "Ayo, Hesti. Nggak perlu khawatir pulang sendirian malam ini."

Hesti tersenyum lega "Makasih ya, Dody. Aku memang agak takut pulang sendirian."

Hesti naik ke motor Dody, merasa lebih aman meskipun udara malam terasa dingin. Dia sudah memakai jaket dan jilbab, tapi tetap saja udara menusuk kulitnya.

 

Mereka mulai berkendara di jalan yang sepi. Semakin jauh, semakin dingin udara malam itu. Hesti yang awalnya duduk dengan tenang, mulai merasa dingin. Tanpa sadar, tubuhnya bergeser sedikit lebih dekat ke Dody. Dinginnya malam memaksanya untuk mendekat.

Dody bisa merasakan gerakan kecil Hesti dari belakang. Dia tidak berkata apa-apa, hanya tersenyum dalam hati, tahu bahwa Hesti merasa nyaman dengannya.

 

Hesti dalam hati, sambil menggigil kecil"Kenapa dingin sekali malam ini..."

Tanpa sadar, Hesti akhirnya memeluk Dody dari belakang untuk menghangatkan diri. Pelukannya lembut dan penuh kepercayaan, meskipun dia tidak benar-benar menyadarinya. Dody yang merasakan pelukan itu hanya tersenyum, tapi tetap fokus pada jalan di depan.

Dody tersenyum sambil tetap fokus mengemudi "Nggak apa-apa, Hesti. Peluk aja, biar nggak kedinginan."

 

Hesti, yang menyadari apa yang dia lakukan, merasa sedikit malu. Tapi dia tidak menarik diri. Pelukan itu justru membuatnya merasa lebih aman dan hangat di tengah dinginnya malam.

Hesti dengan suara pelan "Makasih, Dody... Maaf, aku nggak sadar."

Dody sambil tersenyum "Nggak usah minta maaf, Hesti. Yang penting kamu nyaman dan aman."

 

Hesti merasa lega mendengar jawaban Dody. Mereka melaju di bawah langit malam yang dingin, dengan perasaan yang perlahan mulai berubah. Di balik semua itu, ada kehangatan yang mulai tumbuh di antara mereka, meskipun Hesti belum sepenuhnya menyadarinya.

Setelah beberapa menit, mereka tiba di kos-kosan Hesti. Dody menurunkan Hesti dengan lembut, dan senyumnya masih sama—hangat dan tulus.

"Oke, sampai sini dulu ya. Kamu istirahat yang cukup."kata Dody

Hesti tersenyum lembut. "Makasih, Dody. Udah repot-repot jemput aku."

"Nggak repot kok, Hesti. Aku senang bisa bantu."

Hesti melambaikan tangan sebelum masuk ke kosannya, sementara Dody melaju pergi.

Dody

Dody adalah seorang pria berusia 40 tahun yang bekerja sebagai guru, dengan selisih umur 15 tahun dari Hesti. Dia pernah menikah dengan seorang wanita bernama Oni, yang juga seorang guru, dan dari pernikahan tersebut, mereka memiliki tiga anak. Meskipun usianya lebih matang, Dody tampak tenang dan dewasa dalam menghadapi berbagai situasi

Setelah Dodi pergi Hesti pulang ke kosnya. Duduk di atas kasur, pikirannya tak henti-henti memikirkan kejadian malam itu—sentuhan tak sengaja Dody, perhatian hangatnya, dan kata-kata yang menyentuh hati. Namun, ada sesuatu yang menahan dirinya untuk terlalu terbawa perasaan.

Di sisi lain, Dody, yang sudah sampai di rumahnya, merebahkan diri di sofa sambil memikirkan interaksi mereka. Meski dia tahu Hesti memiliki kehidupan yang rumit sebagai seorang single mom, dia merasa bahwa ada sesuatu yang kuat dan tulus dalam dirinya yang membuatnya ingin berada di sisinya.

Hesti berbisik pada dirinya sendiri "Apa aku benar-benar siap untuk ini? Dody orang baik, tapi... kehidupannya sudah penuh dengan tanggung jawab."

Hesti merasa gamang. Dody bukan hanya pria yang berumur lebih tua, tapi juga seorang ayah dengan tiga anak. Dia tahu bahwa hidup Dody sudah kompleks, dan Hesti sendiri masih merindukan anaknya di kampung. Meskipun hatinya mulai terbuka, dia tidak bisa melupakan bahwa hubungan itu akan datang dengan banyak tantangan.

 

Dalam hati Dody, sambil memandang langit-langit "Hesti itu kuat, mandiri, dan begitu tulus. Aku ingin membantunya, mendukungnya... tapi aku juga harus mempertimbangkan anak-anakku."

Dody sendiri tahu bahwa melibatkan dirinya dalam hubungan baru tidak bisa dilakukan dengan gegabah. Tiga anaknya yang masih bergantung padanya dari pernikahannya dengan Oni membuatnya berpikir panjang. Namun, di sisi lain, perasaan yang tumbuh untuk Hesti tak bisa diabaikan.

 

Keesokan harinya, Hesti dan Ana bertemu lagi di restoran, seperti biasa. Ana, sahabat karibnya, bisa melihat bahwa ada sesuatu yang berbeda dari Hesti. Wajahnya tampak berbinar meski sedikit lelah setelah bekerja di shift malam.

Ana penasaran "Hesti, kok kamu kelihatan lebih ceria ya? Ada apa nih?"

Hesti tersenyum kecil "Ah, nggak ada apa-apa, Ana. Biasa aja kok."

Ana menyipitkan mata, curiga "Ayolah, cerita! Jangan ditahan-tahan. Aku tahu kamu lagi mikirin sesuatu. Apa ini soal Dody?"

 

Hesti terkekeh, merasa tak bisa menyembunyikan perasaannya dari sahabat baiknya. Tapi di saat yang sama, dia merasa ragu untuk menceritakan lebih jauh.

Ya... dia orang baik. Tapi aku masih bingung, Ana. Aku takut kalau aku masuk ke kehidupan yang lebih rumit lagi. Apalagi dia punya anak, sementara aku juga masih merindukan anakku sendiri."Hesty tersenyum kecil

Ana: (memahami) "Aku ngerti, Hesti. Semua ini memang nggak mudah. Kamu harus siap dengan segala konsekuensinya. Tapi kalau dia memang orang yang tulus, aku yakin kamu bisa mempertimbangkannya."

 

Di saat yang sama, Dody sedang berada di sekolah mengajar. Di tengah kesibukannya dengan murid-murid, pikirannya kembali ke Hesti. Di sela-sela waktu luangnya, dia memandangi ponselnya, mempertimbangkan apakah harus menghubungi Hesti atau memberinya ruang untuk berpikir.

Dody berbisik pada dirinya sendiri "Aku harus sabar. Ini bukan keputusan yang bisa diambil cepat-cepat."

Baik Hesti maupun Dody berada dalam dilema masing-masing, saling merenungkan masa depan yang mungkin mereka miliki bersama. Mereka tahu bahwa keputusan yang akan mereka ambil tidak hanya akan mempengaruhi mereka berdua, tetapi juga anak-anak dan keluarga masing-masing.

1
DJ. Esa Sandi S.
moga-moga viral, nyah tok wai bintang 5 /Sly/
Sul Astri: okeeee trimakasih..
total 1 replies
kairalomps
Aku jadi terbawa suasana dengan ceritanya, bagus sekali! ❤️
Sul Astri: Makasih yaaa...moga bisa menghibur
total 1 replies
♞ ;3
Ceritanya seru banget, aku udah gak sabar nunggu kelanjutannya thor!
Sul Astri: Siaaaapppp...tunggu ya
total 1 replies
DJ. Esa Sandi S.
mantap biyung. lanjutkan!/Grin/
Sul Astri: oceee
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!