Gracella Eirene, gadis pendiam yang lebih suka bersembunyi di dunia imajinasi, Ia sering berfantasi tentang kehidupan baru, tentang cinta dan persahabatan yang tak pernah ia rasakan. Suatu hari, ia terpesona oleh novel berjudul 'Perjalanan cinta Laura si gadis polos', khususnya setelah menemukan tokoh bernama Gracella Eirene Valdore. Namun, tanpa ia sadari, sebuah kecelakaan mengubah hidupnya selamanya. Ia terbangun dalam dunia novel tersebut, di mana mimpinya untuk bertransmigrasi menjadi kenyataan.
Di dunia baru ini, Gracella Eirene Valdore bertemu dengan Genta, saudara kembarnya yang merupakan tokoh antagonis utama dalam cerita. Genta adalah musuh tokoh utama, penjahat yang ditakdirkan untuk berakhir tragis. Gracella menyadari bahwa ia telah mengambil alih tubuh Grace Valdore, gadis yang ditakdirkan untuk mengalami nasib yang mengerikan.
- Bisakah Gracella Eirene Valdore mengubah takdirnya dan menghindari nasib tragis yang menanti Grace Valdore?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afizah C_Rmd, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 11
...****************...
Lampu sorot menerangi trek balap yang berkelok-kelok, menciptakan bayangan-bayangan yang menari-nari. Di sekeliling trek, kerumunan penonton berdesak-desakan.
Penonton terdiri dari berbagai macam orang. Ada yang datang dengan motor gede, ada yang datang dengan mobil sport, ada yang datang dengan baju keren, ada yang datang dengan baju seksi, dan ada juga yang datang dengan baju biasa.
Di antara kerumunan itu, ada beberapa geng motor yang datang untuk menyaksikan balapan. Masing-masing geng motor punya ciri khasnya sendiri. Ada yang berpakaian serba hitam, ada yang berpakaian serba merah, ada yang berpakaian serba biru, dan ada juga yang berpakaian serba kuning.
Suasana semakin panas saat para cewek seksi berlenggak-lenggok di antara kerumunan. Mereka berpakaian minim, menunjukkan lekuk tubuh mereka yang menggoda. Mereka berteriak-teriak, mengucapkan nama-nama pembalap yang mereka sukai.
"Eh, kalian tau gak katanya Dewa dari Geng Sanford Tiger Reign menantang Genta ketua dari Geng The Phantom Black," ucap salah satu yang ada di kerumunan.
"Iya, gue juga denger katanya mereka bakal tanding di sini, makanya gue kesini buat liat kira-kira Dewa bakal menang gak yah."
"Hmm, kita liat aja sok sok nantang-nantang, eh ujung-ujungnya bakal kalah, huh cuma Shankara ketuanya aja yang bisa nyimbangi."
"Benar, bulan lalu kedua ketua ini tanding, seimbang gak ada yang menang."
"Harusnya kan kedua ketua nih yang main, pasti bakal seru."
"Gue setuju, sayang banget tau kalo mereka gak tanding, gue penasaran siapa yang lebih hebat."
"Hes, sayangnya yang tanding kali ini malah Dewa, yang gak ada bosan-bosannya. Tapi kira-kira apa taruhan malam ini lo tau?"
Sebuah rombongan motor gede masuk ke arena balapan, menghentikan diskusi para penonton. Mereka melihat yang datang dengan berpakaian serba hitam dengan logo harimau dan naga yang menyeramkan di punggung jaket mereka. Itu adalah Sanford Tiger Reign, geng motor yang dipimpin oleh Shanka.
Shankara menunggangi motor custom yang bertenaga besar. Dia memakai helm hitam yang menutupi wajahnya. Hanya mata biru tajamnya yang terlihat di balik helm itu. Shanka menatap ke sekitar arena dengan tatapan yang menakutkan. Dia menunjukkan bahwa dia adalah pemimpin yang berwibawa dan tidak mudah ditaklukkan. Di belakangnya, Alzian, wakil ketua geng, menunggangi motor sport dengan senyum sinis di bibirnya. Devin, Isam, dan Dewa ikut di belakangnya, masing-masing menunjukkan aura yang mengancam.
Tidak lama kemudian, sebuah rombongan motor lain masuk ke arena balapan. Mereka berpakaian serba hitam dengan logo ular yang menyeramkan di punggung jaket mereka. Itu adalah The Phantom Black, geng motor yang dipimpin oleh Genta.
Genta menunggangi motor sport yang bertenaga besar. Dia memakai helm hitam yang menutupi wajahnya. Hanya mata hijau tajamnya yang terlihat di balik helm itu. Genta menatap ke arah Shanka dengan tatapan yang menantang. Dia menunjukkan bahwa dia tidak takut dengan Shanka dan siap untuk berperang. Di belakangnya, Axton, wakil ketua geng, menunggangi motor custom dengan wajah yang tegas. Arvan, Lingga, Gilang, dan Javas ikut di belakangnya, masing-masing menunjukkan aura yang berbeda tetapi sama-sama mengancam.
Kedua geng itu bertemu di tengah arena balapan. Suasana semakin panas saat kedua geng itu saling menatap dengan tatapan yang menakutkan. Para anggota geng motor lainnya menarik diri dari kedua geng itu, takut terlibat dalam konflik.
"Lo bakal kalah malam ini," ucap Dewa tegas penuh percaya diri.
"Liat aja nanti," jawab Genta dengan seringai kejamnya.
"Hahaha, lo jangan terlalu percaya diri Dewa nanti kalah malu setengah mati lagi," ejek Lingga.
"Iya, kita liat cara apa lagi yang dibuat si pecundang ini bakal menang, ups kalah mungkin," Javas menyahuti ucapan Lingga dengan pedas yang membuat anggota geng The Phantom Black tertawa lepas.
"Lo benar, Javas pecundang," ucap Gilang menekankan kata pecundang.
"Sialan, kalian lihat aja gue bakal menang. Kalau lo menang motor kesayangan gue milik lo, tapi kalau gue menang jauhi El."
"Oh, ayolah yang lebih wow gitu taruhannya, misal uang 100 juta atau adik lo Laura jadi mainan kita."
"Kalian, jangan macam-macam dengan adik gue," balas Dewa menatap tajam pada Lingga.
"Sudah, Dewa 100 juta gimana gue bakal ikut tanding."
"Yah, seperti yang diharapkan dari ketua Sanford Tiger Reign. Oke gue terima."
"Sepakat."
"Ketua, apa ini baik-baik saja kalau ketua ikut?" tanya Al berbisik.
"Yakin, kita gak bisa biarin geng kita dihina apalagi diinjak-injak oleh mereka," jawab Shanka dingin.
"Ketua, benar lihat bagaimana mereka mengejek Dewa, harus diakui Dewa terlalu emosional dan sulit diatur bahkan walau sudah berkali-kali kalah masih aja sok-sokan nantang. Mau gak mau ketua harus turun tangan buat geng kita biar gak malu kita."
"Hmm, gue setuju maksud lo itu."
Suasana semakin panas apalagi dengan taruhan itu membuat penonton heboh, pasalnya itu adalah taruhan tertinggi selama ini, apalagi Shankara ikut bergabung membuat para penonton semangat tak sabar menunggu.
Dewa, Genta ditambah Shanka dan anak-anak geng motor lain yang ikut meriahkan permainan bertemu di garis start. Mereka saling menatap dengan tatapan yang membara. Para penonton meneriakkan nama Shankara dan Genta.
Di depan sudah terdapat wanita seksi memegang bendera siap melepas bendera sebagai tanda permainan di mulai.
Para peserta melesat dengan kecepatan penuh. Mereka beradu kecepatan di trek yang berkelok-kelok dan berbahaya. Para penonton berteriak-teriak, mengucapkan nama Shankara dan Genta.
Laura berdiri di pinggir trek, menyaksikan balapan dengan jantung berdebar kencang. Dia merasa takut dan khawatir terhadap Shankara dan Dewa. Dia tidak ingin melihat Dewa terluka, terutama Shanka begitu juga dengan anggota gengnya.
Di tikungan pertama, Dewa berhasil menyalip Genta. Genta hanya tersenyum smirk dengan santai mengejar Dewa, tapi hanya butuh sedikit waktu baginya untuk menyalip Dewa. Di sisi lain Shanka yang melihat Genta terlihat santai tersenyum sinis. Dewa terus memimpin balapan, menunjukkan kehebatannya dalam berkendara.
Di tikungan ketiga dengan strategi dan kemampuannya, Genta dengan santai menyalip Dewa lalu memberi senyum sinis pada Dewa. Shanka yang melihat Genta sudah menyalip Dewa segera mengatur kecepatan dan ketepatannya menyalip Dewa. Kini Shanka dan Genta saling beradu dan menyalip.
Suasana semakin menegangkan saat balapan berlangsung. Shanka dan Genta saling menguji batas kemampuan mereka. Mereka beradu kecepatan, beradu keberanian, dan beradu keterampilan.
Di tikungan terakhir, Dewa yang tertinggal berhasil menyusul, ia hampir kehilangan kendali atas motornya. Berfikir sejenak apa yang akan dilakukan melihat Genta di depan tanpa berfikir panjang, tidak ingin Genta menang ia mengatur kecepatan tinggi, setelah hampir sejajar dengan kejam ia mendorong keras motor Genta, membuat Genta kehilangan kendali motor. Motornya tergelincir di aspal yang licin.
Genta mencoba mengendalikan motornya melihat ia akan jatuh ke jurang, namun meski tidak terjatuh ke jurang motornya menabrak pohon besar menyebabkan nya terjatuh pohon ia merasakan punggung belakang nya menghantam pohon besar menyebabkan rasa yang luar biasa, dan juga kakinya yang terjepit motor nya, bau darah tercium indra penciumannya tidak kuasa menahan rasa sakit ia pingsan di tempat.
Dewa, si pelaku tidak jauh berbeda ia juga kehilangan kendali karena tindakannya yang gegabah. Motor Dewa oleng dan ia terjatuh ke samping trek, menyebabkan kecelakaan yang tak terduga.