Kisah mengharukan datang dari seorang gadis yang bernama, Shafina yg dulu pernah terjerat pergaulan bebas bersama dengan kekasihnya sehingga membuat dirinya hamil di luar nikah dan melahirkan anak seorang diri.
Beruntung waktu itu ada seorang lelaki yang tak di kenal datang membantunya hingga membawanya ke rumah laki-laki yang menghamili Shafina.
Setelah berdebatan yang cukup alot dan dengan desakan Pak RT dan warga setempat akhirnya laki-laki yang bernama Seno itu yang merupakan ayah dari anak Shafina. Mau untuk bertanggungjawab.
Tapi setelah itu pernikahan Shafina dan Seno melalui banyak ujian dan cobaan yang datang dari orang tua Seno yang tidak merestui hubungan keduanya.
Akankah gadis malang ini bisa menemukan kebahagiaannya? temukan jawabannya hanya di Manga Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 11 Rencana Sabrina
Hari demi hari sudah berganti, tidak terasa pasangan muda ini sudah tiga bulan menetap di pulau Sumatera, bahkan Shafina sudah terbiasa di tinggal kerja oleh suaminya mengambil hasil panen sawit dari berbagai daerah di wilayah Lampung untuk dibawa ke pabrik.
Siang ini cuaca begitu terik, bayi berusia tiga bulan itu sedari tadi menangis kencang mungkin karena gerah akibat cuaca yang begitu menyengat, hingga membuat bayi tiga bulan itu tiada berhenti menangis.
"Cup ... Cup ... Cup Sayang, ada apa?" tanya Shafina kepada bayinya itu.
"Oek ... Oek ...." Suara bayi itu masih terus menggema sehingga membuat ibunya semakin dibuat panik.
"Ya Allah Nak, kenapa?"
Shafina mulai membuka satu persatu baju anaknya barang kali ada serangga yang menghinggap, setelah itu dirinya mulai mengecek Pampers yang masih kering belum terkena air kencing ataupun pup si dedek bayi.
"Ya Allah ini kenapa semua sudah aku periksa dan semuanya aman lalu kenapa bayiku tidak mau berhenti menangis," keluh ibu muda tersebut.
Setelah itu netra Shafina menatap ke arah perut bayinya itu, lalu sedikit di tekan dengan jemari ternyata perut bayinya begitu keras bisa di simpulkan bayinya ini mengalami kembung, ibu muda itu mulai panik karena di sekitar tidak ada orang yang di mintai bantuan beruntung dirinya langsung melihat handphone yang berada di atas meja, lalu kemudian dirinya mulai browsing ke Mbah Google cara mengatasi perut kembung terhadap bayi.
Shafina mulai menggendong tubuh anaknya dengan cara menyamping dan meletakan tubuh kecil itu di salah satu pundaknya, kemudian ia mulai menepuk-nepuk pelan punggung bayi kecil itu hingga mengeluarkan sendawa, dan alhasil perlahan bayi tersebut mulai terdiam.
"Alhamdulillah Nak akhirnya kamu diam juga, maaf ya ibu tidak tahu kalau dirimu mengalami kembung seperti ini," ucap Shafina sambil menidurkan bayi mungil itu dengan kaki yang di putar-putar seperti menaiki sepeda.
*****
Di tempat lain saat ini Seno mulai selesai mengantar sawit ke pabrik, rasanya begitu senang ketika pekerjaannya sudah selesai seperti ini, rasa rindu kepada sang buah hati kini menyeruak di dalam kalbu, ayah satu anak ini selalu bersemangat jika kerjaannya cepat kelar seperti ini, apalagi tidak menemukan jalanan yang terjal dan rusak sehingga membuat perjalanannya tidak terhambat.
Petang mulai menyapa, mentari mulai terbenam dari ufuk barat sehingga menyisakan semburat jingga yang menyembul begitu indah mewarnai langit di sore hari, di saat itu pula sang ayah mulai tiba ke rumahnya setelah seharian berkelana mencari nafkah untuk istri dan buah hati tersayang.
Senyum yang begitu indah terbesit dari bibir sang istri untuk menyambut kedatangan suaminya, tangannya mulai terulur untuk bersalaman dengan takzim tak lupa segelas kopi hitam sudah mulai tersaji diatas meja dengan di temani hangatnya pisang goreng yang sengaja dia buatkan untuk menyambut kepulangan suaminya.
"Sayang bagaimana hari kalian tadi ketika aku tinggal?" tanya Seno.
"Alhamdulillah hariku tadi cukup baik hanya saja tadi terjadi sedikit perihal terhadap anak kita," adu Shafina.
"Hah! Memang apa yang terjadi dengan anak kita!" pekiknya dengan khawatir.
"Anak kita tadi mengalami kembung Mas," sahut Shafina.
"Kok bisa Sayang, berarti kamu harus lebih hati-hati lagi usahakan Chantika menyusu dengan benar ya, jangan sampai dia hanya menyusu sebagian dari area puting, karena bisa menyebabkan dia lebih banyak menelan udara dari pada ASI," jelas Seno yang memang sedikit tahu tentang ilmu itu.
"Iya Mas," sahut Shafina.
*****
Di kota Surabaya Sabrina saat ini mulai geram terhadap suaminya, pasalnya suaminya itu sudah berjanji akan membawa pulang anaknya, tapi sayang orang-orang dari suaminya tidak berhasil menemukan keberadaan Seno, sehingga dirinya menjadi bulan-bulanan teman sosialitanya, mereka selalu menghina Sabrina dengan perkataan yang selalu menyakitkan hati, apalagi dengan gagalnya perjodohan Seno dengan anak pengusaha hal itu semakin menjadi bahan ejekan.
"Papa aku tidak mau pokoknya dalam waktu dekat ini Papa harus bawa pulang anak kita!" gertak Sabrina.
"Papa sudah berusaha tapi memang anak itu sulit untuk di temukan, biarkan saja aku sudah mulai malas mencari tahu tentang dia lagian sudah terlalu dia mencoreng muka kita dengan menikahi gadis kampung itu, jadi biarkan saja dia hidup luntang-lantung di jalanan sana," jelas Arga yang sudah mulai geram dengan permintaan istrinya.
"Apa! Berarti Papa mau menyerah begitu saja, kalau kita tidak berusaha wanita kampung itu semakin merajalela menguasai anak kita, mama sih gak ikhlas kalau anak kita sampai jatuh dan bertekuk lutut di hadapan perempuan murahan itu!" sarkasnya dengan nada yang penuh hinaan untuk Shafina.
"Mau bagaimana lagi Mama pikir papa tidak usaha bahkan sudah banyak puluhan juta uang papa untuk membayar orang-orang itu dan hasilnya begitu nihil," jelas Arga yang perlahan sudah mulai tidak tertarik dengan keadaan anaknya di luar sana.
"Ah dasar Papa memang payah, kalau begitu biar mama saja yang menyelesaikan tugas ini," ucapnya dengan nada yang penuh dengan kelicikan.
Sabrina mulai menjalankan rencana busuk untuk menghancurkan Shafina bagaimanapun caranya bahkan dirinya sudah merencanakan dengan matang demi keinginannya itu.
"Awas saja kau gadis kampung, Seno itu anakku dan hanya aku yang boleh menentukan jodohnya," ucapnya dengan nada yang penuh dengan kebencian.
*****
Malam mulai larut Seno mulai menidurkan sang buah hati yang sedari tadi dia timang-timang rasanya begitu bahagia ketika sedang melihatnya terlelap seperti ini, dalam benak Seno, terlintas ingin bermanja-manja bersama dengan istrinya mumpung si kecil sudah tidur.
"Sayang," panggil Seno dengan suara parau.
"Ada apa Mas," sahut Shafina.
"Mas, mau makan," ucapnya dengan penuh telisik.
"Makan bukannya Mas tadi sudah makan," sahut Shafina.
"Sayang kamu ini polos banget sih, aku ingin memakan ini," tunjuk Seno kepada bibir istrinya itu.
Tanpa aba-aba Seno langsung menerkam tubuh istrinya sehingga terjadilah perang di atas ranjang yang panas.
"Sayang terima kasih untuk malam ini," ucap Seno sambil mendekap tubuh istrinya.
"Sama-sama Mas," sahut Shafina.
Mereka pun pada akhirnya tidur menyelami mimpinya masing-masing.
*****
Pagi mulai menyapa pasangan muda ini mulai terbangun dan sama-sama pergi ke kamar mandi untuk menunaikan panggilan ilahi, selesai menjalankan ibadah wajib yang dua raka'at Shafina mulai berangkat ke dapur menjalankan tugasnya sebagai seorang istri agar perut suaminya terisi dengan tepat.
Sedangkan Seno sedang menunggui anaknya yang masih terlelap dalam mimpi, sambil menunggui pria tampan itu iseng memfoto wajah putri kecilnya itu yang semakin hari wajahnya semakin mirip dirinya.
Selesai mengambil foto tiba-tiba saja Seno mendapatkan sebuah pesan dari Gilang dan pesan itu begitu mencengangkan untuk dirinya.
"Ya Allah ujian apa lagi yang kau berikan terhadap istri dan juga anakku," ucap Seno sedikit meneteskan air mata.
🌹 bersambung 🌹
Adli dirimu orang baik
favorit
👍❤