Seorang jendral bernama Calsida tewas terbunuh karena sahabat baiknya yang bersekongkol dengan tunangannya. Tapi saat dia terbangun karena cahaya yang datang menghampirinya dia sudah ada di kamar yang tampak berbeda. Calsida yang bertanya kepada dirinya. Saat dia sedang mencari jawaban itu datang pelayan yang memanggil dia dengan sebutan Nyonya Eliza. Pada saat itu juga dia tersadar kalau dirinya berpindah tempat ke tempat lain."Apa ini tubuh milik Eliza,"ucap Calsida.
Tapi apa yang akan terjadi setelah ini. Lalu akankah Celsida menemukan hal yang dia tidak ketahui nantinya tentang Eliza.
jika ingin tahu silakan baca ya kak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
E.S 11
Di taman denga bunga dengan berbagai jenis tertanam rumput dan pohon yang sudah di tata dengan rapi. Kupu-kupu berterangan dengan angin berhembus dengan sangat sejuk. Eliza berjalan santai disamping Charlie. Tapi mata Charlie hanya tertuju ke arah Fayza.
Di saat Fayza melihat sebuah bunga dia berhenti dan memetiknya.”Bunga ini sangat cantik Eliza. Apa kamu suka,”ucap Fayza dengan lembut.
“Ini sangat cantik, tapi bukan bunga ini memiliki tangkai berduri. Apa tangan kamu tidak terluka saat memetiknya tadi Fayza,”segera melihat ke arah tangan Fayza. Tapi Charli mendengar kata dari Eliza segera menuju ke arah Fayza. Tanpa perduli kalau Eliza ada disampingnya dan hendak ingin jongkok untuk melihat Fayza.
Eliza terjatuh karena dorongan yang tidak disengaja oleh Charlie. Eliza menatap dengan tatapan biasa. Tapi dalam hatinya merasakan sakit hati.”Apa pemilik tubuh ini menyukai Charlie. Tapi cintanya tidak terbalas,”batin Calsida yang hendak berdiri.
“Nyonya apa anda baik-baik saja,”ucap Jeni yang segera menolong berdiri Eliza. Charlie mendengar Jeni berteriak segera melihat ke samping di mana posisi Eliza terjatuh.
“Kamu tidak apa-apa kenapa juga kamu terlalu dekat denganku,”ucap Charlie yang merasa tidak bersalah telah mendorong Eliza.
“Charlie kenapa kamu berkata seperti itu. Dia jatuh karena kamu datang ke sini. Cepat minta maaf kepada Eliza. Diakan istri kamu,”ucap Fayza yang bersikap perduli dengan Eliza.
Jeni yang sudah membantu meihat ke tubuh Eliza.”Tenang saja ini salahku yang tidak tahu kalau suamiku akan bersikap perduli dengan sahabatku ini,”ucap Eliza mencoba tersenyum.
“Kenapa juga aku harus perduli dengan kemeraan mereka. Apa sih baiknya pria ini sampai Eliza suka dengan dia. Apa kamu bodoh suka dengan dia. Apa lagi lihat dia teman sahabat baik kamu dengan baiknya mengambil suami kamu,”batin Calsida yang merasa kesal.
Tapi wajah kesal itu tidak terlihat oleh Charlie. Setelah berkeliling Eliza hendak ingin pergi meninggalkan keduanya. Tapi di tahan oleh Fayza yang memegang tangannya.
Saat Eliza hendak melepaskan tangan itu. Tiba-tiba Fayza jatuh dengan sendirinya.Membuat Charlie melihat ke arah mereka berdua kalau Eliza yang mendorong Fayza.”Fayza kamu tidak apa-apa?,”ucap Charlie dengan wajah gelisah.
Setelah memastikan Fayza baik-baik saja dia melototi ke arah Eliza sambil berkata,”Apa kamu lupa dengan perjanjian kita Eliza?.”
“Aku tidak lupa. Tapi aku tidak membuat dia jatuh. Kamu percaya atau tidak itu yang terjadi,”ucap Calsida yang tidak perduli segera hendak pergi.
Tapi tangan Charlie yang tidak bisa menahan menarik tangan Eliza. Tepat wajah Eliza melihat ke arah Charlie berdiri. Sebuah tamparan mengenai wajah Eliza membuat wajahnya yang putih memerah karena tangan Charlie.
“Suamiku kenapa kamu menamparku hanya untuk kekasih kamu. Apa kamu tidak bisa melihat dengan jernih apa yang sudah terjadi dan mulai melakukan tindakan kasar kepadaku,”ucap Calsida dengan wajah sedih.
Charlie yang tersadar dari terkejutan melihat ke arah telapat tangannya.”Aku....aku tidak sengaja untuk menaparkamu Eliza. Tadi aku berniat untuk bicara dengan kamu untuk menyelesaikan masalah. Aku,”ucap Charlie yang merasa bersalah.
Tangan Eliza yang sudah terlepas. Merasakan kalau tidak ada yang bisa di percaya di tempat dia tinggal itu. Air mata yang berlinang jatuh dari matanya membuat Charlie yang melihat sangat terkejut. Eliza yang berlari di ikuti oleh Jeni dan Nezo yang sempat berdiri di depan tuan muda yang dia hormati.
“Tuan aku tidak menyangka kalua anda sebenci ini kepada nyonya. Sampai anda main tangan kepada nyonya. Anda juga tahu kalau nyonya Eliza adalah istri anda. Tapi Fayza itu hanya kekasih yang belum sah menjadi tuan rumah ini.Anda seharusnya memperhatikan sikap anda, Maaf jika aku berkata seperti ini. Aku berkata seperti ini untuk kebaikan anda saja,”ucap Nezo yang segera menyusul kedua orang yang sudah pergi.
Eliza yang sudah sampai dikamar dengan Jeni.”Bukan itu Mia kenapa dia keluar dari kamar nyonya. Apa dia baru saja bersih-bersih,”ucap Jeni setelah melihat Mia.
“Bukan kamarku sudah di bersihkan sebelumnya,”ucap Calsida yang berkata jujur.
“Itu benar lalu kenapa Mia keluar dari kamar nyonya,”ucap Jeni yang merasa ada yang aneh.
“Sudahlah kita lihat saja apa ada yang aneh atau tidak,”ucap Calsida. Jeni membuak pintu kamar Eliza disusul oleh Jeni dari belakang. Eliza melihat ke sekeliling tampak kamar tidak ada yang berubah. Eliza berjalan menuju meja kerja tampak ada yang salah dengan susunan kertasnya yang sudah dia baca dan belum.
“Ada apa nyonya apa ada masalah dengan meja kerja anda,”kata Jeni melihat tatapan serius dari Eliza.
“Tidak ada apa kamu bisa meyiapkan teh buatan kamu untukku. Tapi jika bisa, saat kamu buat jangan meminta Mia membantu kamu ya,”ucap Calsida. Jeni mengangguk dan segera keluar dari kamar.
Tepat Jeni keluar didepan pintu ada Nezo yang baru saja sampai.”Jeni bagaimana kondisi nyonya sekarang?,”ucap Nezo yang ingin tahu kondisinya.
“Nyonya baik-baik saja. Jika kamu tidak percaya kamu bisa masuk dan bertanya langsung. Aku akan pergi dulu ke dapur,”ucap Jeni segera meninggalkan Nezo. Nezo yang masih ragu untuk mengetuk pintu kamar Eliza masih diam berjaga.
Sementara di dalam Eliza yang membaca ulang dokumen keuangan yang sedikit dia selesaikan. Tapi merasa ada yang salah dengan kertas yang dia kerjakan hanya bisa diam. Eliza tersenyum dan berkata,”Mia aku tidak tahu siapa orang di belakang kamu. Tapi aku tidak akan mudah untuk di tindas. Tapi tunggu saja hadiah yang aku berikan kepada kamu nanti.”
Eliza yang kembali menghitung ulang keuagannya hingga Jeni mengetuk pintu berjalan bersama dengan Nezo yang tampak murung.”Nezo kenapa dengan kamu?,’ucap Calsida.
“Tidak ada nyonya, hanya saja apa anda baik-baik saja,”ucap Nezo yang tampak ragu untuk bertanya.
“Maksud kamu wajahku.Aku baik saja hanya sedikit perih saja. Tapi masih bisa aku tahan,”ucap Calsida yang tersenyum.
“Nyonya ini teh yang sudah aku buat untuk kamu dan ini air es untuk mengkonpres wajah anda,”ucap Jeni.
“Terima kasih ya Jeni,”ucap Calsida yang segera mengkonpres wajahnya setelah meminun teh buatan Jeni.
“Tapi aku tidak sangka tuan muda akan menampar anda di depan sahabat anda. Sebenarnya hubungan mereka itu apa sampai tuan muda membela sahabat anda nyonya,”ucap Jeni yang tidak tahu kedekatan keduanya karena baru dan belum lama dia bekerja.
“Aku juga tidak tahu. Tapi melihat sikap Charlie Fayza itu kekasihnya. Tapi bagaimana bisa mereka tidak bisa bersama ya,”ucap Calsida sambil berpikir.
“Anda tahu tentang hubungan keduanya Nyonya. Apa anda tidak marah dengan mereka berdua?,”ucaP Nezo.
“Aku tahu tapi itu hanya pikirkanku saja. Bisa jadi itu hanya kesalahpahaman saja. Sudahlah dari pada memikirkan dia aku akan mengurus semua dokumen ini. Tapi kenapa Ben belum mengirim orang untuk membantuku. Apa dia lupa?,”ucap Calsida yang segera mengganti topik pembicaraan lain.
Nezo dan Jeni yang juga tidak tahu hanya bisa diam saja hingga suara ketukan datang dari luar. Jeni segera membuka pintu dan melihat Ben bersama dengan seorang wanita. Tapi siapa wanita yang bersama dengan Ben itu. Apa yang akan dilakukan wanita itu datang ke kamar Eliza?.