"
Suatu perkawinan pengganti, mengikatnya erat di sisinya.
Dave adalah pria yang membuat semua orang di kota ketakutan, dia kejam dan bengis, terutama membenci wanita.
Nadia adalah wanita kaya yang diintimidasi oleh orang lain, dan dia sama sengsaranya dengan Cinderella di rumah.
Awal berpikir kalau pernikahan ini akan segera berakhir, dan keduanya akan segera bercerai.
Tanpa diduga, setelah menikah, dia sangat memanjakannya!
""Apakah kamu pikir aku tidak akan tahu jika kamu menyembunyikan identitasmu? Gadis cupu.""
Nadia tampak terkejut, ""Bagaimana kamu bisa tahu?!”"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20. MIMPI BURUK DAVE.
Selepas mengenakan baju tidur, Dave melangkah menuju ke pembaringan dan tak lupa mengambil buku beserta kaca matanya yang ada diatas nakas.
Dav langsung duduk sembari menyandarkan tubuhnya di punggung tempat tidur dan menyilang kedua buah kakinya kedepan.
"Cepat kemari dan tidurlah. Besok pagi-pagi sekali kamu harus bangun dan menyiapkan segala kebutuhanku," Dave tanpa memandang kearah Nadia sakin seriusnya membaca buku.
"Aku tidur disitu?," tunjuk Nadia pada dirinya sendiri dengan raut muka sedikit merah.
"Siapa lagi kalau bukan kamu, masa boneka babi itu,"
"Hiiiii ...Mimi ini boneka panda tahu bukanya boneka babi. Aku tidur di sofa ini saja bersama Mimi. Besok pagi-pagi sekali pasti Aku akan bangun dan menyiapkan segala kebutuhan Tuan, sebelum Tuan berangkat ke kantor,"
"Terserah kamu saja, Yang pastinya Aku sudah berbaik hati mengajakmu," Dave menyimpan buku dan kaca matanya di atas nakas yang bersampingan dengan tempat tidur lalu membaringkat tubuhnya diatas pembaringan.
Sama halnya yang dilakukan Dave, Nadia pun melakukan hal yang sama hingga tidak terasa matanya terpejam dan masuk kedalam mimpi. Detik berganti menit hingga tidak terasa jarum jam sudah menunjuk pukul dua belas malam.
Mata Nadia seketika terbuka setelah mendengar suara Dave memanggil-manggil Ayahnya.
"Ayah ...Aku mohon jangan tinggalkan Aku. Aku masih sangat membutuhkan Ayah," Deve berguling diatas tempat tidur seperti orang yang sedang merasakan sakit yang begitu dasyat.
Melihat hal itu, Nadia segera bangun dan menghampiri Dave.
"Tuan bangunlah, Anda sedang mengalami mimpi buruk," Nadia menggoyang-goyangkan tubuh Dave agar dia terbangun dan tersadar dari mimpi buruknya.
Tetapi tetap saja Dave tidak bisa untuk dibangunkan, dia terus saja memanggil-manggil Ayahnya.
"Astaga badanya panas sekali, Sebenarnya apa yang terjadi dengan Tuan Dave, kenapa dia sampai seperti ini?," Nadia Naik diatas pembaringan dan meletakkan kepala Dave diatas pangkuanya.
"Ayah Aku mohon kembalilah. Aku berjanji akan menuruti semua keinginan Ayah," Dave memegangi tangan kiri Nadia lalu memeluknya begitu erat.
"Iya, tenanglah. Aku tidak akan pergi meninggalkanmu," Nadia mengelus lembut kening Dave menggunakan telapak tangan kananya.
Seperti mendapat angin segar, saat itu juga Dave terdiam dan suhu tubuhnya kembali normal.
"Kasihan sekali Tuan Dave, Apa sebenarnya yang terjadi di masa lalunya, kenapa dia bisa sampai semenderita ini," Nadia menatapi wajah tampan Dave dan membelai lembut pucuk kepalanya yang saat itu tampak basah akibat keringat yang keluar dari pori-piri kulitnya.
Dave kembali tertidur dengan masih memeluk tangan Nadia begitu erat seolah-olah tak ingin melepaskanya.
Mau tidak mau Nadia harus merelakan itu semua agar Dave tidak kembali seperti tadi. Akibat rasa ngantuk yang datang begitu mendera, Nadia pun ikut tertidur sambil menyandarkan tubuhnya di punggung tempat tidur dan masih meletakkan kepala Dave diatas pangkuanya.
Kicaun burung-burung diatas dahan saling bersautan satu dengan yang lain menyambut datangnya pagi.
Satu- persatu daun yang mulai menguning jatuh dan tertiup angin entah kemana.
Nadia terbangun setelah merasakan pegal pada sekujur tubuhnya. Pelan-pelan sekali Nadia membuka mata dan masih mendapati Dave tertidur pulas di pangkuanya sembari memeluk erat tangan kirinya.
"Syukurlah Tuan Dave masih tertidur," Dengan pelan-pelan sekali Nadia mencoba melepas tanganya dari pelukan Dave.
Butuh waktu beberapa saat hingga dia banar-benar bisa membebaskan tanganya itu dari pengangan erat Dave.
Setelah tanganya terbebas. Nadia pun meletakkan kepala Dave diatas bantal dan turun diatas pembaringan.
Nadia kemudian melenturkan otot-ototnya sebelum memasuki kamar mandi.
Sedikit demi sedikit mata Dave mulai terbuka. Tampak pria tampan itu memijiti kepalanya. Dia masih merasa sedikit pusing dengan bawaan yang di alami semalam.
"Apa semalam.Aku mengigau lagi seperti sebelum-sebelumnya. Dan dimana pawang boneka itu?," tatap Dave kearah sofa dimana sudah tidak terlihat Nadia disana.
Tidak berselang lama kemudian pintu kamar mandi kembali terbuka dan keluar Nadia dari dalam sana dengan pakaian sudah lengkap.
"Tuan sudah bangun?," tanyanya pada Dave yang masih memijit kepalanya.
"Seperti yang kamu lihat," balas Dave acuh.
"Air mandi Anda sudah Aku siapkan, Anda boleh mandi sekarang,".
Dave pun segera bangun dan masuk kedalam kamar mandi.
Setelah semuanya sudah siap keduanya keluar dari dalam kamar.
Sudah ada Goy dan beberapa pelayang berdiri di depan pintu sejak menunggui mereka berdua.
"Selamat pagi Tuan dan Nyonya," sapa Goy dan beberapa pelayan sembari menundukan kepala.
"Pagi," balas Dave dan Nadia kompak.
"Kenapa kamu mengikutiku?," Dave sedikit menunduk menatap kearah Nadia yang saat itu berada di sampingnya.
"Siapa juga yang mengikuti Tuan, paman Goy menyapa jadi wajarlah kiranya jika Aku bembalas,"
"Kamu memang paling bisa jika menjawab pertanya. Kenapa tidak sekalian saja kamu masuk dalam perlombaan tanya jawab. Aku sangat yakin, Kalau kamulah yang akan keluar jadi juaranya," Dave melanjutkan langkahnya menurunin tangga.
"Bukan cuman Tuan saja yang tahu hal itu, bahkan Malaikat pun juga tahu, siapa yang akan jadi juaranya!," balas Nadia lalu mengikuti Dave dari belakang.
Goy dan lainya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat perdebatan kecil kedua pasangan pengantin baru itu.
Dave terus melangkah menuju kearah ruang makan untuk melakukan sarapan sebelum dia berangkat ke kantor.
Setibanya disana, Goy langsung menarik kursi untuknya lalu di lanjut ke pada Nadia.
"Terima kasih paman," ucap Nadia lalu meletakkan tas kerja Dave diatas meja.
Anita dan Elis terus saja memperhatikan gerak gerik Nadia. Entah apa yang membuat kedua perempuan itu begitu tertarik dengan gadis itu.
Nadia mengambil nasi lalu mengisi keatas piring Dave kemudian melanjutkan dengan menuangkan daging dan juga sayur-sayuran diatasnya.
Setelah itu baru dia mengisi piringnya sendiri seperti apa yang dia isikan kedalam piring milik Dav tadi.
"Nadia, apa sekarang kamu baik-baik saja setelah melewati malam panjang semalam bersama Dave?," Anita mencoba ramah tapi tatap matanya mengartikan hal lain.
Nadia yang saat itu sedang mengunya nasi di dalam mulutnya seketika keselek mendengar ucapan Anita.
"Minumlah ini .....ceroboh sekali" ucap Dave sedikit berbisik ketelinga Nadia sambil memberikan segelas air putih padanya.
"Terima kasih banyak suamiku ...kamu memang sangat pengertian. Aku sangat bahagia bisa mendampingi hidupmu," Nadia sedikit bermanja-manja pada lengan Dave untuk memperlihatkan pada Anita dan Elis kalau dirinya benar-benar bahagia telah menikah dengan Dave.
Dave sama sekali tidak menghiraukanya karena dia tahu Nadia seperti itu hanya untuk membuat Anita dan Elis kesal.
Lain halnya dengan Anita. Rencana untuk mengerjai Nadia benar-benar gatol alias gagal total. Bukanya Nadia kesal, malah dia sendiri yang menerima kekesalan itu.
TERUS BERI DUKUNGANYA YA DENGAN CARA COMENT YANG BANYAK DAN JANGAN LUPA MAPIR DI NOVEL AKU DI YOUTUBE" PEWARIS TERAKHIR SANG PRESDIR" TIAP HARI UPLOAD TERIMA KASIH.