Randy Ajiwinata terpaksa menikahi sahabat istrinya karena permintaan sang istri. Tika Ajiwinata meninggal dunia setelah melahirkan putri mereka. Dia mempercayakan suami dan putrinya kepada sahabatnya sendiri.
Karena permintaan terakhir sang sahabat. Rania Rudolf yang sedang di landa patah hati harena penghianatan sang kekasih. Akhirnya terpaksa menjadi ibu sambung untuk putri sahabatnya sendiri.
Walaupun Randy tidak pernah mengangap kehadirannya. Namun, Rania tetap bertahan dan menyayangi putrinya dengan sangat baik. Rania yang memiliki kesalahan di masa lalu berusaha memperbaiki kesalahannya dengan memenuhi wasiat sang sahabat.
Akankah Rania sangup bertahan dengan sikap dingin Randy kepadanya? Atau dia memilih untuk menyerah dan mencari kebahagiaannya sendiri?
Yuk intip terus kisahnya...
Jangan lupa beri dukungan kalian kepada author ya.
follow akun media sosial Author.
Fb: Elprida wati tarigan.
Ig: elprida.wati.73
tiktok: elprida wati
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 11
"Ra! kau belum selesai juga?" tanya Randy sambil mengendong Cheesy.
"Sebentar, Mas!" ucap Tania sambil memasukkan susu dan juga kebutuhan Cheesy yang harus di bawa.
"Untuk apa semua itu? kau tidak memakai tas kecil?" ucap Randy mengerutkan keningnya melihat tas Rania yang besar dan di penuhi barang-barang Cheesy.
"Tidak, Mas! Jika aku memakai tas kecil barang-barang Cheesy tidak akan muat. Lagian kita akan ke salon. Pasti butuh waktu yang lama. Aku tidak mau Cheesy tidak nyaman di sana. Jadi aku bawa semua kebutuhan dan juga sebagian mainannya. Agar dia tidak rewel," jelas Rania.
"Baiklah! terserah kau saja,"
"Apa ini tidak berlebihan, Mas? aku tidak apa-apa kok walaupun tidak ke salon. Aku takut nanti kau lelah menjaga Cheesy. Padahal kau cuman hari libur bisa beristirahat,"
"Aku bekerja hanya di rumah sakit, Dan aku punya banyak waktu untuk beristirahat saat aku ada di rumah. Sedangkan kau bekerja dua puluh empat jam untuk mengurus ku dan juga Cheesy. Jadi siapa yang lebih lelah?"
Mendengar ucapan Randy, Rania hanya terdiam menunduk. Walaupun Randy selalu dingin kepadanya, akan tetapi Randy ternyata suami yang sangat pengertian. Pantas saja dulu Tika selalu memuji Randy di depannya.
"Sudah! kau gendong Cheesy. Biar aku yang membawa barang-barang ini," ucap Randy memberikan Cheesy ke dalam gendongan Rania.
Mereka berlahan berjalan keluar secara beriringan. Sesampainya di mobil, Randy dengan cepat membukakan pintu untuk Rania. Melihat perhatian Rabdy, Rania hanya menunduk. Namun, dia berusaha mengontrol dirinya. Dia tidak boleh baper akan sikap perhatian Randy. Karena dia tau sendiri pasti Randy melakukan itu semua demi Cheesy bukan untuknya.
Setelah melihat Rania dan Cheesy telah duduk dengan nyaman. Randy langsung melajukan mobilnya menuju salon dengan kecepatan sedang. Selama di perjalanan Randy dan Rania saling diam dan sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Sedangkan Cheesy telah tertidur dengan entengnya di dalam gendongan Rania.
Sesampainya di tempat tujuan mereka, Randy langsung membukakan pintu untuk Rania dan Cheesy. Berlaha Rania turun dari mobil sambil menunduk. Dengan cepat dia berjalan memasuki salon itu sambil menyembunyikan kegugupannya.
"Hai, Ran! sudah lama tidak berkunjung," ucap Risa langsung menyambut kedatangan Rania.
"Hai, Kak Ris! Kakak kelihatan semakin cantik saja," ucap Rania menatap kecantikan Risa yang semakin terpancar.
"Kau bisa saja! ayo duduk," ucap Risa tersenyum.
"Ih! kau cantik sekali, Sayang. Apa tante boleh tau siapa namanya?" ucap Risa menatap gemas wajah gembul Cheesy.
"Namaku Cheesy tante," ucap Rania memperkenalkan Cheesy.
"Namanya sangat cantik. Sama seperti orangnya. Sini sama tante dulu," ucap Risa tersenyum lalu mengambil Cheesy dari gendongan Rania.
Dia mencium gemas wajah gembul Cheesy dan mengajaknya untuk bercanda. Berlahan mata Risa langsung tertuju kepada Randy yang berjalan mendekati mereka.
"Hai, Ran! Apa kabar?" tanya Risa tersenyum.
"Baik! Kinan di mana?" tanya Randy menatap ruangan itu.
"Biasa! dia sedang nongkrong bersama Rayyan dan lainnya," ucap Risa tersenyum.
"Kau mau minum apa?" tanya Risa.
"Apa saja!" ucap Randy tersenyum.
Mendengar ucapan Randy, Risa langsung menyuruh karyawannya membuatkan minum untuk Tika.
"Sepertinya kau sudah menerima Rania? aku harap kau bisa melupakan Tika secepatnya. Ingat pesan Tika sebelum pergi. Kau mau dia tenang di sana 'kan?" ucap Risa mengingatkan.
Mendengar ucapan Risa, Randy hanya diam sambil menatap Rania sekilas. Kemudian dia menunduk sambil memijit keningnya pelan.
"Maaf! aku minta maaf jika ucapanku salah," ucap Risa merasa tidak enak.
"Tidak! tidak apa-apa. Oh ia! aku ingin kau memberikan perawatan terbaik di salonmu untuk Rania. Aku ingin kau memberikan perawatan kepada seluruh tubuhnya," ucap Randy mengalihkan pembicaraan.
"Ok! kalau itu gampang. Aku akan memberikan sentuhan terbaikku untuk Rania. Aku yakin setelah mendapat sentuhan dariku kau tidak akan mengenalinya lagi," ucap Risa dengan angkuhnya.
"Kau ini!" ucap Randy tersenyum kecil.
"Baiklah! ayo kita mulai sekarang," ucap Risa bangkit dari duduknya lalu memberikan Cheesy kepada Rania.
"Hai! Cantik. Aku ingin kau memberikan perawatan terbaikmu untuk menantuku," ucap Bu Bima tiba-tiba datang bersama Arin.
"Hai, Nyonya!" ucap Risa tersenyum kecil.
Sebagai salah satu teman Rania, Risa tau bagaiamana hubungan Rania dengan Dirga. Jadi, sebagai teman Rania, Risa tau bagaimana perasaan Rania saat ini.
"Ini menantu nyonya?" tanya Risa menunjuk Arin sambil menatap Rania sekilas.
"Benar! dia adalah menantu saya. Dia sangat cantik 'kan? bahkan dia berasal dari keluarga yang jelas dan terpandang," ucap Bu Bima menatap sinis Rania.
"Hai! kenalkan saya Risa pemilik salon ini," ucap Risa tersenyum ramah.
"Hai!" ucap Arin tersenyum sambil menatap Rania sekilas.
"Maaf! karena Rania datang terlebih dulu, saya harus melayani dia terlebih dulu. Untuk Nyonya di pegang sama pegawai saya dulu ya," ucap Risa tersenyum lembut.
Mendengar ucapan Risa, Bu Bima langsung menatap Rania sinis. Dia menatap penampilan Rania yang terlihat tidak terurus. Bahkan kulitnya terlihat kusam dan juga wajahnya yang berjerawat.
"Kau bukannya Rania Rudolf? tapi kok!" ucap Bu Bima tersenyum sinis sambil menatap penampilan Rania dari atas sampai bawah.
"Aku tidak menyangka jika setelah menikah kau seperti pembantu. Apa suamimu menikahimu hanya untuk menjadikanmu sebagai pembantu. Atau pernikahanmu hanya untuk menyembunyikan jejakmu sebagai perusak rumah tangga orang," ucap Arin tidak mau kembuang kesempatan.
"Maaf! aku tidak punya waktu untuk meladeni orang seperti kalian. Karena bagiku berbicara dengan orang yang sok paling sempurna tidak ada artinya. Apalagi mengurusi orang yang merasa iri dengan kehidupan orang lain," ucap Rania dengan berani sambil membalas tatapan Arin dan Bu Bima.
"Sudah miskin tapi belagu! untung saja putraku tidak jadi menikah denganmu. Jika tidak! aku tidak akan bisa membayangkan, bagaimana kehidupan putraku setelah menikah dengan wanita ular sepertimu," ucap Bu Bima menatap tajam Rania.
"Justru aku yang bersyukur tidak jadi menikah dengan putra anda. Jika tidak saya tidak akan bisa bagaimana kehidupan saya, ketika memiliki mertua sombong seperti anda," ucap Rania tidak mau kalah.
"Kau!" ucap Bu Bima mengangkat tangannya ingin menampar Rania.
"Maaf! jangan sekali-kali anda mengangkat tangan anda kepada istri saya," ucap Randy langsung sigap menangkap tangan Bu Bima.
"Kau! jadi kau suaminya?" ucap Bu Bima terkekeh kecil.
"Ia! saya suaminya. Memangnya kenapa?" tanya Randy.
"Aku tidak menyangka ternyata kau pagar makan tanaman juga. Baru satu bulan sahabatmu meninggal. Tapi kau malah," ucap Bu Bima terkekeh kecil sambil mengelengkan kepalanya pelan.
"Maaf, Nyonya. Semuanya tidak seperti yang nyonya pikirkan. Tika yang menyuruh Rania menikah dengan Randy sebelum dia meninggal," ucap Risa membela Rania.
"Maaf! anda tidak perlu mencampuri urusan orang lain. Lebih baik anda urus urusan keluarga anda sendiri. Untuk apa anda mengurusi rumah tangga saya, jika rumah tangga putra anda sendiri tidak baik-baik saja," ucap Rania tersenyum sinis.
"Di sini adalah salon tempat untuk merawat tubuh kita. Bukan untuk tempat mengitropeksi kehidupan orang lain," ucap Rania kembali.
Mendengar ucapan Rania, Bu Bima langsung terdiam. Dia mengepalkan tangannya geram sambil menatap tajam Rania.
"Maaf! sepertinya lebih baik kami kembali besok saja. Permisi," ucap Bu Bima menarik tangan Arin dan keluar dari salon Risa dengan penuh kekesalan.
Bersambung.....
rania jadi randy.. 😂😂