Darra Smith adalah seorang anak yatim piatu yang menikah muda dengan suaminya Raynard Walt. Di tahun kedua pernikahannya, semuanya berubah. Mertua dan kakak iparnya kerap ikut campur dengan rumah tangganya. Di tambah perusahaan yang dibangun suaminya mengalami masalah keuangan dan terancam bangkrut. Situasi kacau tersebut membuat Raynard selalu melampiaskan kemarahannya kepada Darra. Ditambah lagi Darra tak kunjung hamil membuat Raynard murka dan menganggap Darra adalah pembawa sial.
"Aku sudah tidak sanggup hidup denganmu, Darra. Aku ingin bercerai!"
Kalimat itu seperti suara gelegar petir menghantam Darra.
Setelah kejadian pertengkaran hebat itu, kehidupan Darra berubah. Bagaimana kisah selanjutnya
ikuti terus ya....
Happy Reading 😊😊😊
Update hanya hari senin sampai jumat 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ani.hendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENGIKUTI RAY
💌 POSESIF SETELAH BERCERAI 💌
🍀 HAPPY READING 🍀
.
.
Aroma parfum wanita. Instingnya sebagai perempuan keluar.
"Apa jangan-jangan?"
Ekspresi wajahnya tiba-tiba berubah.
"Ray menghabiskan malam bersama wanita itu?" Wajahnya berubah menegang.
"Apa wanita itu Helena? Apa jangan-jangan Ray bersama p*lacur?" Napas Darra berhembus tidak stabil. Wajahnya mulai terlihat pucat. Bibir Darra terlihat gemetar.
"Ray tidak mungkin melakukan itu!" Darra menghembuskan napas terbata-bata. Tidak beraturan dari mulutnya. Darra terdiam sesaat. Matanya sudah berkaca-kaca.
Tanpa berpikir panjang Darra melangkah panjang keluar dari ruangan direktur. Di mulutnya hanya terus terucap. "Ray, kau tidak mungkin mengkhianati aku, kan?"
Darra terus berlari sekuat tenaga menyusuri koridor kantor. Bahkan sepatu heelsnya yang tingginya 5 cm terdengar menggema di koridor kantor. Darra masuk melalui pintu lift khusus direktur agar turun tepat di basement khusus parkiran mobil direktur, wakil direktur dan para manager. Sementara karyawan biasa parkirannya berbeda. Ia berharap bisa bertemu dengan Ray dan meminta penjelasan tentang lipstik dan bau parfum ini.
Ting!
Pintu lift terbuka dan saat itu juga Darra melihat sosok suaminya sedang berdiri lumayan jauh dari pintu masuk.
"Ray?"
Darra kembali memicingkan matanya, meyakinkan dirinya bahwa pria yang berdiri di sana adalah Raynard.
"Ya, aku yakin itu Ray." ucap Darra pada diri sendiri.
Tiba-tiba mobil berhenti di depan Ray. Nampak Ray sedang membungkukkan badannya dan tersenyum kepada pemilik mobil warna putih itu. Seorang wanita keluar dan mereka terlihat cium pipi kiri dan pipi kanan. Hati Darra semakin panas saat melihat adegan itu. Setelah itu, Ray mempersilakan wanita itu masuk.
BRUKKK!
Ray tampak menutup pintu mobil. Darra bisa melihat jelas Ray tersenyum mengitari mobil bagian depan untuk sampai ke sisi kemudi.
Deg!
Jantungnya semakin terpukul kencang. Darra tidak bisa melihat dengan jelas siapa wanita itu. Tangannya mengepal kuat karena perasaan yang sangat kacau ini.
DI DALAM MOBIL.
"Kita mau kemana, Ray?" tanya Helena.
"Ke tempat yang membuatmu bahagia." jawab Ray datar dengan senyum smirk. Dan sialnya senyum itu membuat Helena semakin menyukai pria yang duduk di sampingnya itu.
"Kemana itu?"
"Kau akan tahu setelah kita tiba di sana."
Helena lagi-lagi dibuat tersipu. Ia melempar pandangannya ke samping sambil menjepit bibirnya. Kupu-kupu bermacam-macam spesies langsung berterbangan dari hatinya. Sejak kejadian tadi malam, mereka dimabuk cinta. Helena kembali menegakkan badannya untuk mengatur posisi duduknya. Pandangannya menghadap ke depan.
Ray Mengulum senyum sambil mendekat ke arah Helena.
Glek!
Helena menelan salivanya. Menyadari Raynard semakin mendekat. Ia melirik Ray ke samping. Jantungnya seketika terpicu kencang. Mata Ray selalu sanggup mengaktifkan mode jantungnya.
DEG DEG DEG...
Raynard semakin maju, jarak mereka semakin dekat. Napas Helena semakin tertahan di dada. "Ini benar-benar membuatku tidak kuat. Ini sangat menegangkan?" Helena berteriak dalam hati.
KLIK!
Sabuk pengaman Helena terpasang dengan baik. Ia masih menahan dirinya dan terus mengunci tatapannya. Ray tersenyum samar, tanpa melepaskan tatapan menggodanya kepada Helena. Baginya itu seperti hiburan yang menyenangkan.
"Kau belum memasang sabuk pengamanmu, Helena. Kita tidak bisa berjalan, jika itu belum terpasang." bisik Ray, hembusan napasnya terasa dekat ke wajah Helena. Ray masih terus menatap wajah Helena. Mata mereka saling berpandangan.
CUP!
"Aroma parfummu wangi sekali." ucap Ray dengan senyum menggoda. Ia menjauhkan diri setelah memberikan Lmatan singkat pada bibir Helena. Helena reflek menjepit bibirnya. Ray benar-benar sesuatu. Setelah menatapnya dengan tatapan menggoda, kini Ray yang sudah beristri itu memberikan sensasi ciuman yang mendebarkan.
"Sekarang kita pergi." Ucap Ray melepas tatapan intimidasinya. Ia tersenyum kecil penuh kemenangan.
Helena membuang napas tanpa bersuara. Jantungnya masih berdegup sangat kencang. Dan sekarang ingin melompat dari rongga dadanya. Rasanya bunga-bunga cinta itu semakin tumbuh subur dan bermekaran di dalam hatinya. Api asmara terus berkobar di dalam hati mereka.
Sementara itu, saat melihat mobil putih itu berjalan, Darra tak mau menunggu, Ia akhirnya memutuskan mengikuti mobil itu. Jantungnya berdebar tidak karuan. Dengan cepat Darra menghidupkan mesin mobil dan Ia pun mulai menginjak pedal gas untuk mengikuti mobil itu. Hampir saja ia kehilangan jejak. Darra terus menyalip beberapa kendaraan yang mencoba menghalanginya. Ia memacu mobilnya begitu cepat.
"Siapa wanita itu?" Hati Darra benar-benar tidak tenang.
Mobilnya akhirnya tidak jauh dari mobil Ray. Ia melihat jam digital di mobilnya. Sudah pukul 10.00 wib.
Di dalam mobil Raynard dan Helena.
"Bukankah hari ini kau akan meninjau lokasi proyek, Ray?" Tanya Helena.
Ray ikut tersenyum memandang sekilas ke samping. "Aku tidak konsentrasi melakukan pekerjaanku, Helena."
Dahi Helena berkerut menatap Ray. "Kenapa?"
"Aku terus memikirkanmu." jawab Ray. Setelah kejadian malam itu, bunga-bunga cinta yang sempat layu, kini kembali tumbuh bersemi di hati Ray.
Helena Tersipu malu saat mendengar perkataan Ray. Ia menjepit bibirnya ke dalam. Menahan senyum di bibirnya. "Apa kau menyukaiku, Ray?" Ucap Helena menggoda Ray.
"Hmmm. Kau terlalu menggoda Helena. Sepertinya aku menyukaimu." Ucap Ray seakan dimabuk cinta. Ia mengambil tangan Helena dan mengecup punggung tangannya.
Ray memandang sekilas jam dipergelangan tangannya. Walau jam sarapan sudah lewat dan jam makan siang belum waktunya. Tapi Ray ingin menghabiskan waktu lebih lama bersama Helena. "Bagaimana kalau kita makan dulu?"
"Kamu belum sarapan?"
"Hmmm...."
"Kebetulan sekali, aku juga belum sarapan, Ray. Aku baru bangun saat kau menghubungiku."
"Baiklah, kalau begitu kita sarapan dulu. Aku tidak mau wanita cantik seperti kamu kelaparan."
Helena tertawa sambil menunjukkan deretan giginya yang putih bersih. Ia memalingkan wajahnya menatap jalanan yang mereka lalui.
Kemudian sesekali menatap dan saling melempar senyum. Helena terus mengukir senyum di bibirnya saat Ray memegang tangannya. Helena menunduk memandang tangan Ray di pangkuannya. Ia menggenggam tangan itu dengan hangat. Membiarkan tangannya di genggam erat. Helena tidak menduga akan diperlakukan Ray seperti ini. Walau ia tahu Ray sudah punya istri. Tapi Helena tidak perduli, yang penting ia bahagia.
SEMENTARA ITU.
Jantung Helena berdegup kencang dan tidak bisa tenang. Ia mencengkeram setir mobil dengan kuat. Tangannya terasa dingin. Seakan ada aliran listrik yang menjalar ke seluruh tubuhnya membuatnya begitu kesal. Hatinya sakit seperti dicengkeram oleh sebuah tangan. Namun saat ini Darra tidak ingin menjatuhkan air matanya. Ia belum tahu kebenarannya.
Tapi Darra ingin melihat sampai dimana kejujuran suaminya. Ia mengambil ponselnya dan menghubungi Ray. Matanya tidak mau lepas menatap lurus ke depan. Darra mencoba menenangkan dirinya, ia menarik napas dalam. Meski kerutan di dahinya kini tak pernah pudar. Darra mencari nama suaminya di ponselnya dan langsung menghubungi.
Masuk tapi tidak di angkat. Darra tersenyum kecut sambil menaikkan alisnya. Ia kembali menghubunginya.
Tut...tut..tut..
Tersambung namun tiba-tiba TIT.
Ray mematikan panggilannya. Matanya menatap lurus melihat ke arah mobil putih itu.
"Dimatikan? Kau mematikan panggilanku, Ray?" Wajah Darra sudah nampak kesal. Ia membuang napasnya dengan kasar. Ia masih tidak percaya dan kembali menatap ponselnya. Dengan tarikan napas yang panjang. Ia kembali menghubungi suaminya.
"NOMOR YANG ANDA TUJU SEDANG TIDAK AKTIF ATAU BERADA DI LUAR JANGKAUAN. COBALAH BEBERAPA SAAT LAGI."
BERSAMBUNG.....
^_^
Tolong dukung ya my readers tersayang. Ini Novel ke sepuluh aku 😍
Salam sehat selalu, dari author yang cantik buat my readers yang paling cantik.
^_^
orang kl dah move on dia akn biasa saja, tp kl lihat sikap dara dah tau dara blm move on, mending Dave cari yg lain saja lah, Dara blm selesai dng hatinya, drpd sakit nnti.
Dara biar jd istri ke dua ray kn masih cinta. kl dah gk cinta pasti akn biasa saja dan dng elegant melawan ray. 🤣
kurang /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/