NovelToon NovelToon
[1] 5th Avenue Brotherhood

[1] 5th Avenue Brotherhood

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: BellaBiyah

5 anggota geng pembuli baru saja lulus SMP dan kini mereka berulah lagi di SMK!

Novel ini merupakan serial pertama dari "5th Avenue Brotherhood". 5th Avenue Brotherhood atau yang sering dikenal dengan FAB adalah geng motor yang terdiri dari 5 orang remaja dengan latar belakang yang berbeda-beda.

Jesika. Seorang gadis yang merupakan anak kandung dari kepala sekolah dan adik dari pendiri FAB itu sendiri. Sayangnya, Jesika tidak suka berteman sehingga tidak ada yang mengetahui latar belakang gadis ini, sampai-sampai para member FAB menjadikannya target bulian di sekolah.

Gimana keseruan ceritanya? Silakan baca sampai bab terakhir 🙆🏻‍♀️ update setiap hari Minggu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BellaBiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11 Balas Dendam

"Jangan tolol dong, Tol! Plissss!" jerit Jesika dalam benaknya.

"Jadi Jesika hutang apaan?" tanya Rian.

"Abang tanya aja sama dia. Gue duluan, Bang," jawab Toleh berkendara menuju parkiran meninggalkan dua kakak beradik itu.

"Kamu hutang apa sih sama Toleh, Dek?" tanya Rian pada adiknya tersebut.

"Susah jelasinnya, Bang. Aku ke kelas dulu! Byee Abang!" Jesika berlari demi menghindari Rian.

Alih-alih ke kelas, Jesika malah meluncur ke parkiran.

"Woi!" teriaknya menghentikan langkah Toleh yang baru saja turun dari motor. "Lo gila ya?! Kalo abang gue tau gimana?!"

"Biar abang lo tau kalo adeknya suka nyium bibir orang tanpa alasan," balas Toleh.

"What?! Gue nggak nyium lo!" tegas Jesika.

"Kalo bibir ketemu bibir itu apa namanya?"

"Kan gue nggak sengaja, Tol! Harus berapa kali gue bilang sama lo?!"

"Kalo bibir lo nyentuh pipi gue itu, apa namanya?" tanya Toleh lagi.

Kalang kabut Jesika menutup mulut Toleh sebab ada beberapa murid yang baru datang dengan kendaraan mereka masing-masing. "Lo benar-bener nggak waras!"

Jesika menarik tangan Toleh ke belakang gudang sekolah, mengingat kawasan tersebut jarang dikunjungi orang. Sehingga tak ada satupun yang mendengar pembicaraan mereka.

"Oke! Kita stop drama hutang ini. Gue nggak mau abang gue tau!" ucap Jesika setelah memastikan hanya mereka yang berada di sana. "Berapa hutang cium gue?"

Toleh sempat berpikir sejenak, "enam," jawabnya.

"Hah?! Nggak! Cuma tiga, Anjir!" bantah Jesika.

"Kemaren lo nggak bayar hutang, bunga 100%."

"Astagaaaa!" teriak Jesika kesal.

"Hutang peluk lo, dua puluh," ucap Toleh membuat Jesika terbelalak menatapnya.

"Berarti kalo hari ini gue nggak mau bayar, jadi 40?!" pekik Jesika.

Toleh mengangguk dengan senyuman mengejek.

Jesika celingak-celinguk kembali memastikan tidak ada orang yang melihat mereka. Gadis itu menghela napas dan berdiri tegap di depan Toleh.

"Oke! Gue siap! Mari kita lunasin hutang yang gue sendiri nggak pernah ngutang sama siapapun!" tegas Jesika menatap wajah Toleh.

Mendapat tatapan seberani itu membuat Toleh mengalihkan pandangannya. "Mau ngapain lo?" tanyanya.

"Peluk gue 20 kali, cium gue 6 kali!" perintah Jesika.

"Sekarang?" tanya Toleh yang tiba-tiba merasa enggan.

"Ya iya! Mau kapan lagi?! Gue nggak mau ya makin lama, makin banyak. Apalagi sampe abang gue tau!"

"Merem!" perintah Toleh dengan tatapan yang masih ke arah lain.

"Kenapa?! Kemaren aja lo mau nyosor? Kenapa sekarang gue disuruh merem? Mau kabur kan lo?!" tuduh Jesika.

"Merem!" perintah Toleh lagi.

"Nggak mau! Gue mau melek sampe biji mata gue copot!" bantah Jesika dengan nada ejekan. "Ooww, gue tau. Lo malu ya? Malu nyium gue, karena sebenarnya gue kan nggak sengaja. Makanya lo jadi nggak berani nyium gue! Soalnya alasan lo nggak cukup kuat. Ntar kalo ditanya temen lo, kenapa lo mau nyium Jesika, masa jawabnya karena Jesika nyium duluan itu pun nggak sengaja. Kan aneh!"

"Oke, kalo lo nggak mau merem." Toleh hendak beranjak namun Jesika lebih dulu menahannya.

"Toooll!! Oke oke! Gue merem! Nih!" Jesika menutup matanya dengan sekuat tenaga.

Toleh memegang punggung gadis di hadapannya tersebut. Terlihat jelas bahwa Jesika menelan saliva beberapa kali. Bahkan gadis itu sesekali menutupi mulutnya dengan tangan, namun ia melepaskannya dan mengulanginya lagi.

Toleh tersenyum menatap gelagat Jesika yang tampak gelisah. "Lo yakin?" tanyanya.

Jesika menarik napas lebih dalam dan menghembuskannya. "Yakin!"

Tangan Toleh beralih pada kedua pipi Jesika dan membuat gadis itu merinding seketika. "Cepetan dong! Jangan dilama-lamain gitu!" oceh Jesika.

Toleh masih dengan senyumannya yang terukir lebar. Kembali membayangkan bahwa gadis di hadapannya adalah Jenita.

Dengan perlahan Toleh menghampiri bibir mungil milik Jesika. Namun, akibat terlalu lama, Jesika malah membuka matanya dan melihat wajah Toleh dengan posisi yang sangat dekat dan sedikit miring. Gadis itu terkejut bukan main.

Degup jantungnya sangat cepat hingga terdengar ke telinga.

Tepat saat Toleh mendaratkan ciuman, Jesika malah menoleh ke arah samping, sehingga Toleh mencium pipinya.

Toleh terkekeh saat bibirnya menyentuh pipi chubby Jesika.

"Jangan dilama-lamain dong! Gue kan jadi ngeri! Di otak gue lo tuh kesannya jadi kayak ca*bul!" omel Jesika.

"Takut kan lo?" tanya Toleh.

"Ya iya lah! Lo kayak mau mesum gitu. Tinggal cup aja gitu susah amat!"

Toleh masih terkekeh dan melihat ke arah parkiran bahwa teman-temannya sudah datang dan berjalan ke arah mereka.

Dengan cepat Toleh menaruh tasnya di dekat kaki Jesika. Bahkan ia menuntun wajah Jesika untuk menoleh ke arahnya.

"Jangan gerak! Ada anak-anak FAB!" bisik Toleh tepat di telinga Jesika dan membuatnya kembali merinding.

Angga, Wandra, Zaki dan Haris lewat di samping mereka. Angga menyadari keberadaan dua insan tersebut namun ia tidak mengenalinya.

"Woi!" teriak Angga.

Jesika terkejut dan panik. Sampai-sampai gadis itu ingin menenggelamkan wajahnya di tubuh Toleh agar tak terlihat oleh siapapun. Sayangnya ....

"Mesum tempat lain sono! Ciuman di belakang gudang. Pacaran sama kuntilanak lo?!" ejek Angga membuat teman-temannya tertawa sembari berlalu.

Dengan cepat Jesika mendorong Toleh untuk menjauh sebab detak jantungnya yang tak terkendali.

"Kenapa?" tanya Toleh.

"Gue nggak bisa! Gue nggak bisa dicium lo!" ucap Jesika.

"Ow, lo maunya nyium doang," balas Toleh.

"Iya!" Toleh terkejut mendengar jawaban yang sangat tegas tersebut. "Gue berani buat nyiun orang, tapi gue .... Gue nggak tau, jantung gue mau copot kalo lo kayak gitu!" lanjut Jesika.

"Lo keinget mantan yang sering nyium lo?"

"Mantan? Gue kasih tau sama lo. Dari sejak gue lahir, gue udah nolak sebanyak dua ratus tiga puluh sembilan cowok! Kalo lo nembak gue, mungkin lo bakalan jadi yang ke dua ratus empat puluh!" tegas Jesika.

"Lo nggak pernah pacaran?" tanya Toleh.

"Gue nggak ada waktu buat pacaran!" Jesika mengambil tas Toleh dan memberikannya.

***

Jam pelajaran pertama, Angga memutar kursinya untuk menghadap ke arah Toleh.

"Leh! Lo sih nggak bareng kita datengnya. Tadi ada orang mesum di belakang gudang sekolah. Ha ha!" ucap Angga.

Jesika memejamkan mata karena tak ingin melihat ekspresi Angga yang mengesalkan.

Hari ini Cia kembali berubah. Ia meminta pada Wandra untuk tukar tempat duduk. Dengan sangat senang hati pria itu memenuhi pintanya.

"Jes, lo ganti nomer WA ya?" tanya Wandra.

"Nomer lo gue blokir!"

"Gilak! Kemaren gue nelpon lo, tapi yang jawab Bang Rian."

Jesika tak menghiraukan kalimat tersebut.

***

Sepulang sekolah, Jesika mendapati mobil papanya di depan rumah kediaman dirinya dan Rian. Jesika memasuki rumah tersebut dan melihat ibu tirinya menangis di kursi ruang tamu.

"Kenapa, Bang?" tanya Jesika.

"Ini dia! Anak kurang ajar udah dateng!" pekik ibu tirinya yang berusaha untuk bangkit menghampiri Jesika namun ditahan oleh suaminya. "Dia, Mas! Nggak punya hati!"

"Apaan sih?! Nggak jelas! Ngomong satu paragraf! Nggak usah kepotong-potong!" tegas Jesika.

"Jes, duduk!" ucap Putra (ayah Jesika).

Jesika menurutinya tanpa bantahan.

"Kamu punya pacar?" tanya Putra membuat Jesika mengernyitkan dahi.

"Nggak!" jawabnya singkat.

"Kamu kenal Toleh?" tanya Putra lagi.

"Kenapa?"

"Toleh itu mantannya Jenita. Mama kamu khawatir Jenita cemburu di alam sana kalo kamu deket sama Toleh. Jadi, kamu jangan deket-deket Toleh, ya?"

Jesika menghela napas sebagai sebuah ejekan. Tanpa memberikan kalimat, gadis itu menghempas langkah memasuki kamarnya.

"Pertama! Dia itu bukan mama gue! Mama gue udah mati. Dan yang kedua, kenapa dia nggak mikir kalo nyokap gue bakalan cemburu di alam sana gegara suaminya direbut dari pelakor itu?! Dan kenapa gue harus jauhin Toleh? Kenapa gue harus mikirin perasaan anak yang udah ngerebut kebahagaiaan gue sedari kecil? Dan anak itu sekarang udah jadi bang*ke di kuburan?!" oceh Jesika dari balik pintu kamarnya yang kedap suara.

Kemudian ia terdiam sejenak dan merenung. perlahan-lahan air mata gadis itu menepik, dengan cepat ia mengusapnya. Meski rasa sesak itu masih nyata menguasai relung hati.

Jesika berbaring di kasurnya dengan perasaan yang teramat kesal.

"Oke, Jen. Mungkin ini saatnya gue bales dendam. Bakalan gue bikin nyokap lo gila, sebagaimana dulu dia bikin nyokap gue gila. Lo tau kan kalo lo itu anak haram? Wajar deh kalo lo mati duluan. Gue udah ikhlasin bokap gue buat selalu ada di hidup lo sampe lo mati. Sekarang, giliran gue yang bakalan nikmatin semuanya. Lo sayang Toleh? Lo sayang papa? Oke, satu per satu bakalan gue rebut!" tegas Jesika di dalam benaknya.

1
Iam-aam
Haris pawang ngadem
Iam-aam
tolol lo yg tolol bjir
Iam-aam
Berapa bang* kasar bjir le
Ciret
next kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!