Kisah Seorang Dokter Muda dengan segudang prestasi dan kesempurnaan dalam hidupnya, ternyata mempunyai masa lalu dari seorang laki-laki yang menyakitkan, semua itu membuatnya harus pergi meninggalkan kota kelahiran dan keluarganya
Dokter ALENA berasal dari Keluarga Milyarder yang hidup sederhana dengan menutupi identitasnya
Disaat Seseorang yang pernah menorehkan luka di hatinya tiba-tiba muncul kembali di kehidupannya, apa yang akan terjadi ?
Penasaran, yuk ikuti ceritanya ya
cerita ini adalah seri ke 2 dari kisah sebelumnya "POWER OF WOMAN"
Salam kenal dan jumpa dari Author
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 6
Pembahasan acara pertemuan masih berlangsung, kini tiba waktunya semuanya menyerahkan program baru yang akan di diskusikan untuk selanjutnya di setujui untuk kerjakan bila memenuhi syarat yang ditentukan, tentu saja syaratnya program yang diajukan harus memuaskan pelayanan pasien untuk lebih banyak mengumpulkan pundi-pundi keuntungan di Rumah Sakit Royal Murrage Hospital
Tidak seperti biasanya, pengajuan program Alena banyak yang tidak disetujui, Alena bahkan semua Dokter yang hadir di sana merasa heran, karena program pengajuan Alena hampir bisa dikatakan semua ide brilian, hingga Alena bisa menyimpulkan ini pasti ulah Direktur Rumah Sakitnya yaitu Exel Damian Murrage
"Baiklah semua Pengajuan program telah selesai di verifikasi dan di setujui, sekarang kita akan membahas acara rutin kegiatan Amal yang selalu kita lakukan" ucap Exel
"Silahkan dokter Amelia sebagai ketua tim kegiatan Amal menyampaikan laporannya" kata salah seorang pembawa acara
Tak lama Amelia membacakan semua kegiatan yang berhubungan dengan acara amal yang sudah di lakukan, setelah itu Exel memimpin kembali Acara pertemuan dengan agenda penambahan anggota kegiatan amal
"Semua nama dokter yang sudah saya sebutkan harus ikut aktif di setiap kegiatan Amal yang akan di lakukan selanjutnya, ada yang ditanyakan ?" Kata Exel
Alena segera mengacungkan tangan
"Maaf pak, kenapa saya harus ikut dalam keanggotaan itu, bukannya peraturan awal Dokter spesialis tidak dibolehkan untuk ikut langsung dan hanya memberikan dukungan di belakang layar saja"
"Maaf itu aturan lama, sekarang saya ganti dengan aturan yang baru, ada pertanyaan lagi ?"
"Tapi pak, ini_"
"Silahkan mengajukan keberatan lebih lanjut di kantor saya dokter Alena !" Suara Exel meninggi
Semuanya terdiam, termasuk Alena yang sebisa mungkin menahan amarahnya, sementara Amalia semakin murka dengan keputusan Exel yang memasukkan Alena dalam kegiatan Amal yang diketuai olehnya
Pertemuan siang itu berjalan cukup panas, terutama percekcokan yang sempat terjadi antara Direktur Rumah Sakit dan Dokter Alena
TOK TOK
"Masuk !" Perintah Exel
Alena segera masuk dan duduk di depan meja kerja Excel
"Apa maksut pak Exel ?"
"Kenapa ?"
"Jangan berlagak tidak tau apa yang saya maksudkan pak"
"Aku hanya ingin kamu ikut acara Amal, bukannya itu bagus"
"Iya, tapi kenapa harus saya"
"Memangnya kenapa, kamu keberatan karena ini hanya acara Amal, begitu?"
"Shh, jangan muter-muter ya pak, anda tau maksut saya apa "
"Sudahlah, jangan membuat masalah lagi, aku ingin kamu ikut acara itu, titik"
"Jadi ini memang rencana anda untuk mengerjai saya bukan, kamu memang Brengs*k "
"Jaga bicaramu Alena, aku memang menginginkanmu, kau boleh menghindariku tapi aku akan tetap mendapatkan mu !" kata Exel mendekat ke arah Alena dan menatap dalam ke arah mata Alena
Exel melakukan gerakan cepet akan mencium bibir Alena, namun dengan kuat Alena berusaha menjauhkan mukanya dan
PLAK
Tamparan keras tangan Alena mendarat di pipi Exel
"Kau, benar-benar kurang ajar !"
Alena segera menjaga jarak menjauh dari tubuh Exel
"Aku ingatkan kau untuk tidak macam-macam dokter Alena"
"Kau kira aku takut, aku bisa keluar dari rumah sakit ini kalau perlu"
"Oh, kau mengancam ku, berani kau melakukan itu, aku pastikan nasipmu dan kedua sahabatmu akan mengenaskan"
"Kau, Jangan berani menyentuh teman-temanku !"
"Baik, kalau begitu jangan membuatku memaksa melakukan itu" ucap Exel dengan senyum iblisnya
Alena segera keluar dari ruangan Exel tanpa permisi dan menutup pintunya dengan keras
BLAR
"Dasar wanita bar bar" gumam Exel kaget mendengar suara pintu yang di banting oleh Alena
*
Alena segera masuk ke dalam mobil dengan hati yang masih dongkol, disusul dengan kedua sahabatnya Delia dan Amaya
"Kalau masih emosi jangan nyetir dulu, bisa-bisa kita gak nyampek rumah malah balik lagi ke UGD, bonyok karena kecelakaan" kata Delia
"Beneran, kesel aku kak, sama si brengs*k Exel itu, Akh !" Alena mencak-mencak menyalurkan emosinya
'Tuh tuh, tingkahnya malu-maluin, kayak anak kecil" kata Amaya melihat tingkah aneh Alena lagi kesal
"Kan emang dia masih bocil, umur aja masih bau kencur" kata Delia geli melihat tingkah Alena
"Kalian ni ya, jangan mulai deh, aku tubrukin bener ni nanti !" Protes Alena
"Hus , nauzubillah, jangan Sampek deh" kata Delia
"Tau ni bocah, kalau ngomong suka los aja, gak ada rem" sela Amaya
"Udah ah, aku lagi nyetir ni, jangan banyak ngomong dulu, hati masih panas , kalian diem dulu" ucap Alena memperingatkan
Amaya dan Delia saling pandang dan diam seribu bahasa, takut bersuara
Sebelum ke apartemen Alena dan Amaya mampir dulu ke kontrakannya untuk mengambil baju ganti dan peralatan lainya, untuk persiapan menginap di apartemen milik Delia
"Heh, ribet amat hidup kalian ni, pakek acara mampir kontrakan dulu" Delia menggerutu
"Ya gimana lagi, kak Delia juga yang maksa kita suruh nemani di Apartemen" jawab Amaya
"Mangkanya, kalian pindah ke apartemenku aja lah, kan ada 2 kamar nganggur tu di apartemen ku" kata Delia
"Ih, enakan di kontrakan kita ya Am, rame, bisa bercanda tiap hari" jawab Alena tak mau kalah
"Halah, bukan rame lagi, kontrakan kalian kalau semua pada ngumpul kayak pasar"
"Ha ha ha" ketiganya tertawa dan meluncur ke Apartemen Delia
Sampai di apartemen tepat jam 5 sore, ketiganya segera membersihkan diri, Alena dan Amaya menempati kamar yang sama di salah satu kamar yang disediakan oleh Delia
"Kalian gak tidur sendiri-sendiri saja ni?"
Tanya Delia
"Nggak kak, kita barengan aja, Alena suka takut kalau tidur di rumah orang, yang ada malah nanti capek bolak balik dimintai tolong lihat ini itu " kata Amaya
"Ih, gak gitu kali kak, paling kalau ada bayangan apa gitu, baru aku takut" sahut Alena
"Ya udah, sana gih masak, aku lapar, kan kamu janji mau masakin kita, ya gak Am ?" Kata Delia sambil menarik turunkan alisnya menatap Alena
"Iya iya, kalian itu selalu saja memanfaatkan suasana"
"Ha ha ha" tawa Adelia dan Amaya bersamaan
Sesaat kemudian Alena segera menuju dapur dan memasak untuk makan malam, sesekali Alena teriak-teriak minta bantuan kedua sahabatnya, setelah semua makanan siap, segera ketiganya menyantap tanpa sisa, dan melanjutkan aktifitas malas mereka dengan tiduran di sofa depan Televisi
"Al, kamu sama pak Exel sebenarnya ada masalah apa sih, tu orang kok makin menjadi-jadi bikin kamu marah" tanya Amaya
"Iya, heran aku, tadi aja kalian Sampek heboh bertengkar di acara pertemuan, jadi tranding topik besok kamu mah" sahut Delia
"Bodoh ah, pusing aku kalau ingat si Exel itu, orang gak tau malu sedunia"
"Gak tau malu gimana maksut kamu Al ?" Tanya Delia
"Kemaren malam dia menjebak ku di kamar hotel, berniat mau bercinta denganku"
"Sial*n, beneran Al ?" Ucap Delia terkejut
" Brengs*k tu orang, gak punya akhlak !" Amaya mengumpat kesal
"Hem, malah ngasih obat di minumanku" kata Alena sambil menunduk sedih mengingat kejadian itu
"Hah !" Amaya dan Delia langsung kaget lagi dan bergeser ke arah Alena
"Terus, kamu gak Sampek di coblos kan Al ?" tanya Amaya cemas
"Sakit nggak Al waktu di Tembus sama pak Exel ?" tanya Delia
"Akh !" Teriak Alena mengagetkan kedua temanya
"Al ! Ngapain sih pakek acara teriak, jantungku mau copot ni" kata Delia sambil memegangi dadanya
"Tau ni bocah, kelakuan makin barbar aja, kaget tau !" Ucap Amaya kesal
"Ya habis, otak kalian pada ngeres, bukannya prihatin, malah tanya soal tembus dan Coblos " kata Alena jengkel
"Nih dengerin ceritanya, jangan komen aneh-aneh dulu" kata Alena menceritakan semua kejadian malam itu hingga di tolong oleh laki-laki yang sangat di bencinya
Bersambung
Terimakasih, jangan lupa jejak dukunganya (like komen, vote dll)