NovelToon NovelToon
Air Mata Yang Kering

Air Mata Yang Kering

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Contest / Selingkuh / Pelakor / Keluarga / Penyesalan Suami / istri ideal
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: shakila kanza

Ini kisah yang terinspirasi dari kisah nyata, namun di kemas dalam versi yang berbeda.

Tentang Seorang Mutia ibu empat anak yang begitu totalitas dalam menjadi istri sekaligus orangtua.

Namun ternyata sikap itu saja tidak cukup untuk mempertahankan kesetiaan suaminya setelah puluhan tahun merangkai rumah tangga.

Kering sudah air mata Mutia, untuk yang kesekian kalinya, pengorbanan, keikhlasan, ketulusan yang luar biasa besarnya tak terbalas justru berakhir penghianatan.

Akan kah cinta suci itu Ada untuk Mutia??? Akankah bahagia bisa kembali dia genggam???

Bisakah rumah tangga berikutnya menuai kebahagiaan???

yuk simak cerita lebih lengkapnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Surat gugatan

Di rumah pagi ini, Mutia tengah duduk di ruang kerja yang ada di rumah dirinya masih kerja dari rumah sedang Tya menghedel urusan yang ada di kantor semuanya. Anak-anak sudah berangkat sekolah, Intan yang mengantar mereka menuju sekolahnya masing-masing.

Sembari bekerja Mutia mendengarkan musik nasyid yang terputar begitu saja setelah lagu yang dia putar selesai. Mutia tertegun mendengar lagu yang menurutnya pas sekali dengan dirinya saat ini.

Sedingin salju

Selembut bayu

Menenangkan hatiku

Cahaya malam

Terangi alam

Memuji kebesaran

Saat gembira

Hari bahagia

Nikmat disyukuri bersama

Tabah berdoa

Mohon afwahNya

Moga dirahmati semua

Pelita hati yang terbuka

Sahut kemenangan akhirnya

Setelah ku harungi dugaanNya

Ikhlaskan jiwa dan setia

Ku laung namaNya dengan cinta

Bergema keagungan di dunia

Gema suara

Syahdu irama

Mewarna suasana

Lautan rindu

Berombak pilu

Membawaku padamu

Saat gembira

Hari bahagia

Nikmat disyukuri bersama

Tabah berdoa

Mohon afwahNya

Moga dirahmati semua

Pelita hati yang terbuka

Sahut kemenangan akhirnya

Setelah ku harungi dugaanNya

Ikhlaskan jiwa dan setia

Ku laung namaNYa dengan cinta

Bergema keagungan di dunia

Ku yakin akan ada hikmah

Di sebalik segala resah

Ku bersyukur atas nikmat Mu Yang Esa

Pelita hati yang terbuka

Sahut kemenangan akhirnya

Setelah ku harungi dugaanNya

Ikhlaskan jiwa dan setia

Ku laung namaNYa dengan cinta

Bergema keagungan di dunia

Mutia merenungi lagu itu dan mendalaminya, bagaumana pun hanya ikhlas yang memang harus dia jalani, pasti akan ada hikmah di setiap resahnya kehidupannya saat ini.

Mutia kembali berpikir jika Allah menghendaki perpisahan antara dirinya dengan Haris tentu akan di mudahkan prosesnya, namun jika Allah tidak Ridha maka akan Allah persulit prosesnya.

Brakkkk

Pintu ruang kerja Mutia terbuka, di sana nampak Haris dengan amplop coklat di tanganya, mata Haris sembab wajahnya menggambarkan betapa sedihnya dirinya. Haris mendekat lalu meletakan amplop coklat berlogo pengadilan agama itu di meja tepat di depan Mutia.

Haris duduk di kursi depan Mutia meski tanpa di persilahkan, Haris memandang Mutia yang terkejut akan kedatanganya, Haris sengaja menunggu anak-anaknya berangkat sekolah agar leluasa membicarakan masalah surat gugatan cerai yang dia bawa ini.

"Assalamualaikum Bun..." Haris memberikan tangannya kepada Mutia berharap Mutia masih mau Salim taklim terhadap dirinya seperti dulu-dulu.

"Wa'alaikumsalam Mas... " Mutia menyebut Salim Haris namun hanya Salim biasa tanpa di kecup punggung tangannya.

"Kenapa kamu bersungguh-sungguh ingin berpisah denganku Bun..." Kata Haris sendu berharap masih ada kesempatan bagi dirinya.

"Apa sungguh tidak bisa kita perbaiki semua ini Bun...?"Kata Haris lagi sembari menggenggam tangan Mutia yang dingin.

Mutia membisu di tempatnya, Mutia rasa dengan adanya surat gugatan cerai dari dirinya yang di layangan ke Haris itu sudah cukup untuk menjawab semua pertanyaan Haris terhadap dirinya.

Haris mengecup tangan Mutia yang wangi dan putih itu berkali-kali, Haris memandang wajah Mutia yang masih terlihat cantik meski sedikit pucat itu dengan penuh damba dan rindu di dadanya.

Mutia menarik nafas dalam rasanya dirinya risih melihat tangannya di pegang dan di cium-cium oleh Haris suaminya itu yang mungkin tidak akan lama lagi segera menjadi Mantan.

Mutia membiarkan Haris puas memegang dan menciumi tangannya, namun jika nanti bersua lagi dalam kondisi yang berbeda Mutia tidak akan menerimanya.

"Maaf Mas... Sama seperti saat Mas mantap untuk memiliki istri ke dua, aku pun sekarang juga mantap sekali untuk berpisah..." Kata Mutia sembari membalas tatapan Haris padanya, Mutia menyelami hatinya apakah dirinya masih berdebar dan berdesir hatinya saat menatap mata Haris seperti saat dulu, Namun dadanya biasa saja tidak ada debaran dan desiran pada dirinya, tidak ada lagi rasa rindu di dalam hatinya.

Haris menunduk dan menggelengkan kepalanya berkali-kali, "Tidak Bun... Ku mohon..." Haris memandang Mutia penuh pengharapan.

"Sudah lah Mas... Mari kita ikhlaskan... Sama seperti diriku yang berusaha ikhlas menerima dirimu yang selingkuh dan menikah siri, maka ikhlaskan aku juga supaya terlepas dari pernikahan yang hanya banyak mudharatnya ini.." Kata Mutia lalu berdiri ingin keluar, namun Haris menariknya kedalam pelukan.

Mutia Ingin berontak dan melepaskan diri dari Haris namun justru dekapannya semakin kuat, lalu Haris berbisik, "Kumohon ijinkan aku memeluk dirimu sebentar saja, setelah ini aku akan pergi..." Kata Haris memohon dengan Isak tangisnya.

"Sama seperti dirimu yang berjuang ingin berpisah, Ayah juga akan berjuang mempertahankan pernikahan kita Bun... Ayah masih mencintai Bunda..."Kata Haris dengan parau.

Cup

Haris mencuri kecupan di puncak kepala Mutia saat Mutia menundukkan kepalanya, membuat Mutia terkejut lalu mundur dan melepas tangan Haris pada tubuhnya.

"Jangan terlalu fokus pada diriku Mas... Kiara itu wanita hamil dia butuh dirimu seutuhnya, jadi jaga dirinya... Jangan sampai terjadi sesuatu pada kandungan hingga engkau akan menyesal..." Tegur Mutia lalu keluar dari ruangannya.

****

1
Anna Wamey
sadarlah haris,,,,lebih baik kamu move on dari mutia,,,,masih ada Kiara yg menjadi tanggung jawabmu,,,
🗿
Rasain loe Haris!!
🗿
Tidak heran sih di zaman sekarang org semakin tdk lagi takut berbuat dosa, malah bangga. apakah tdk takut dgn pengadilan Tuhan kelak????
Piet Mayong
ahh udh mulai aku g seneng nih...
Li Tho
Luar biasa
Shakila khanza: makasih kak...
total 1 replies
Hanan Tri nara
semoga haris q tidak sama sifat nya dengan haris mu y thor?
Shakila khanza: aamiin kak... semoga harisnya kakak baik dan setia selalu 🙏
total 1 replies
Datu Zahra
lagian aneh, bukannya mendekatkan diri sama anak² lama menjauh. Mau lebaran bukan ngajak anak² belanja malah urus pelakor
Datu Zahra
nangis aku
Datu Zahra
kalau enggak mau ditinggal berubah Kiara
Datu Zahra
Luar biasa
Shakila khanza: makasih kak... 🙏😍
total 1 replies
Datu Zahra
pantas jadi janda, sifatnya begitu. Kiara Kiara
Datu Zahra
nyesel itu dari awal ditinggal jauhi itu wanita perusak. Nyesel tapi masih tiap hari didatengi, dipakai sampai hamil, aneh
Datu Zahra
kejer lagi
Datu Zahra
anak² pinter. mewek daku thor
Datu Zahra
bunuh aja ayahmu Intan, lelaki bejat
Arya Bima
mkanya Haris..... jgn mudah terhasut godaan setan
Arya Bima
kenapa harus Mutia yg berjuang Oma..... harusnya ank tak tau dirimu yg harus di sadarkn
Arya Bima
nyesrlmu itu g serius Haris .... nyayanya km tetap mmpertahnkn perempuan yg mnjadikn Mutia & ank²mu terluka....
Arya Bima
godaan syetan menyesatkn yg km pilih Haris.... kbahagiaan semu brdama istri mudamu ....
Arya Bima
demi nafsumu.... km melupakan kebahagiaan keluargamu....
selamat mnikmati pnyesalan pnjangmu haris....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!