NovelToon NovelToon
Lonceng Cinta

Lonceng Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Angst / Romansa / Slice of Life
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mbak Ainun

Alya harus menjalani kehidupan yang penuh dengan luka . Jatuh Bangun menjalani kehidupan rumah tangga, dengan Zain sang suami yang sangat berbeda dengan dirinya. Mampukah Alya untuk berdiri tegak di dalam pernikahan yang rumit dan penuh luka itu? Atau apakah ia bisa membuat Zain jatuh hati padanya?

Penasaran dengan cerita nya yuk langsung aja kita baca....

yuk ramaikan....

Update setiap hari....

Sebelum lanjut membaca jangan lupa follow, subscribe, like, gife, vote and komen ya...

Buat yang sudah baca lanjut terus , jangan nunggu tamat dulu baru lanjut. Dan buat yang belum ayo buruan segera merapat dan langsung aja ke cerita nya, bacanya yang beruntun ya, jangan loncat atau skip bab....

Selamat membaca....

Semoga suka dengan cerita nya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Zain mencari topik pembicaraan lain, setidaknya Zain pikir ia bisa menjadikan Alya sebegitu teman. Meskipun hatinya tidak bisa Zain berikan pada Alya, lantaran masalah hati ini sedikit sulit untuk dipaksakan.

"Kampusnya bagus sekali, hanya saja. Aku dengar biayanya cukup mahal, Mas. Apakah Mas yakin, memasukan aku ke sana?" tanya Alya memastikan.

Gadis ini sudah melihat bagaimana kondisi kampus swasta di mana tempat Alya akan menuntut ilmu, atas paksaan Zain. Dan dukungan ayah mertuanya, walaupun mendapatkan sindiran dari ibu mertuanya.

Karena menilai Alya akan menghambur-hamburkan uang Zain karena masuk kuliah, gadis ini pun sudah menolaknya. Tetapi kegigihan Zain dan ayah mertua, membuat Alya sulit untuk menolak.

"Tidak perlu memikirkan masalah biaya, Alya. kamu cukup fokus saja belajar di sana, tolong berikan nilai terbaikmu." Zain berucap sembari mengangkat gelas.

Ia menyesap perlahan minumnya, dari ekor matanya Zain mendapati tatapan sendu dari gadis satu ini.

"kamu merindukan, Nenek?"

Pupil mata Alya membesar, kepalanya mengangguk jujur.

"Aku merindukan Nenek, dan juga khawatir dengan kondisi beliau di sana."

"Kalau kamu khawatir, kamu bisa memboyong Nenek ke sini. Tinggal di rumah sebesar ini tidak akan ada masalah, kan ada begitu banyak kamar kosong di rumah besar ini," ucap Zain membuat Alya langsung melongok ke arah wajah Zain dengan ekspresi wajah tak percaya.

Ah, tetapi itu tidak mungkin sekali. Mengingat di rumah ini ada ibu mertua dan adik iparnya, Alya bisa saja menahan kata-kata kasar, dan cemoohan dari keduanya. Tetapi dengan neneknya, sang nenek tidak boleh mendengar kata-kata tak baik itu.

Alya mengeleng, dan berkata.

" Terima kasih atas kebaikan Mas Zain, rasanya tidak mungkin Mas. Nenek tidak akan kuat untuk perjalanan jauh dari Sumba ke Ibu kota."

"Tidak akan sulit, Alya. Nenek bisa naik pesawat dari sana ke sini, tidak memakan waktu lama kalau naik pesawat. Jadi tidak perlu khawatir," sahut Zain mengingatkan sang istri.

Kelopak mata Alya berkedip kecil, harus bagaimana cara Alya menjelaskan kalau ibu pria ini tak akan suka.

"Jangan khawatir soal Mama dan Farah, aku akan berbicara dengan mereka," sambung Zain.

.

.

.

Kepala Alya tertunduk mendengarkan dalam diam, gerutu kekesalan yang keluar dari mulut ibu mertuanya. Sesekali ia menghela napas kasar, tidak ingin melawan. Bukan karena tak bisa melawan, masih ingat jelas di otak Alya. Bagaimana nasihat dari sang nenek, Soraya berdecak.

"kamu paham bukan, apa yang aku katakan? Jawab!"

Kepala Alya mengangguk kecil.

" Paham, Mama."

"Kalau Zain ngomong lagi sama kau, katakan gak usah. Nenekmu gak akan bisa betah di sini, kalau tetap mau bawa nenekmu. kamu masukan saja ke panti jompo di luar sana. Emang ini rumah panti sosial," cerocos Soraya.

Alya mengangkat kepalanya, mati-matian Alya menahan perasaan tidak enak yang bergelayut di dalam hatinya. Suara derap langkah kaki dari arah belakang tubuh Alya mengurungkan niat hatinya, perempuan paruh baya berhenti dan berdiri di samping Alya.

"Maaf, Nyonya. Di depan sudah ada tamu arisannya, Nyonya," ujarnya memberikan informasi.

Soraya mengangguk sekilas, tangannya langsung terangkat. Sorot matanya menatap ke arah Alya, gadis berjilbab besar itu.

"kamu dengarkan kata si Mbok. Ada tamuku di luar, buatin minum dan jangan lupa anterin kue yang kamu buat tadi ke depan juga sekalian," titahnya.

"Ya, Ma," jawab Alya pelan.

Soraya merapikan penampilannya, tak lupa memperhatikan gelang baru beli. Ia bangkit dari posisi duduknya, melangkah cepat ke arah ruang tamu. Alya bangkit dari posisi duduknya, ia melirik ke arah wanita paruh baya yang tersenyum masam pada nyonya mudanya satu ini.

"Nyonya muda diam di kamar saja, nanti kalau ditanyain sama Nyonya besar. Mbok akan jawab, Nyonya muda sakit kepala," ucapnya dengan ekspresi wajah khawatir.

Alya adalah wanita yang sangat lembut dan baik hati, sudah satu tahun waktu berlalu. Gadis dengan senyum bersahaja satu ini berada di rumah besar keluarga Abdullah. Mereka tahu betul bagaimana tabiat Alya, sang nyonya muda.

Tidak sungkan melayangkan senyum atau pun mengatakan kata terima kasih setelah dibantu, dari pada si bungsu dalam keluarga besar Abdullah. Mereka semuanya lebih suka dengan Alya, lembut tutur katanya.

Tidak banyak tingkah, dan sangat sederhana. Alya sangat cantik di mata orang-orang yang menyukainya, termasuk Maria. Wanita paruh baya satu ini, yang sangat menyukai nyonya mudanya satu ini.

Alya mengeleng.

"Gak usah, Mbok. Nanti yang ada Mama makin marah kalau aku kayak begitu, hitung-hitung biar Mbok Maria dan yang lainnya gak begitu repot. Pasti teman-temannya, Mama banyak yang datang. Orang-orang di dapur pada sibuk," tolak Alya dengan lembut.

Maria mengulum senyum pedih, andaikan sang majikan benar-benar mencintai nyonya mudanya satu ini. Mungkin Alya tidak akan mendapatkan perlakuan seperti ini dari sang nyonya besar, Soraya tidak akan menyuruh-nyuruh atau memperlakukan Alya dengan tidak baik.

Jika ada tuan besar Abdullah, maka tidak akan berani memperlakukan Alya dengan tidak baik. Lantaran pernah ditegur dengan keras oleh Aiman. Atas tindakan Soraya yang seakan-akan Alya adalah pembantu rumah besar ini, sedangkan status Alya di dalam rumah adalah seorang menantu bukan, pembantu. Sejak saat itu, Soraya hanya berani memperbudak Alya saat sang suami tidak di rumah.

Alya bangkit dari posisi duduknya, melangkah lebih dahulu ke arah dapur. Maria mengikuti Alya dari belakang.

.

.

.

Zain tertegun mendengar kata-kata yang keluar dari Adam, dan pria itu mengeluarkan berkas dari tas kerjanya. Mendorong kecil ke arah Zain, kedua alis mata Zain sontak saja mengerut dibuatnya.

"Aku rasa tidak ada masalah, Pak Adam," jawab Zain setelah sekian lama terdiam.

Adam terkekeh kecil, dan berkata.

"Tuan muda tenang saja, kita hanya menjalani tes kesehatan bisa. Dan kalau memang ditemukan ada sedikit yang kurang, misalkan seperti yang saya katakan tadi. Akan langsung bisa diobati."

Zain tidak habis pikir, bagaimana bisa pengacara kepercayaan sang kakek menduga kalau dirinya impoten. Hanya karena sang istri tak kunjung hamil, ya, bagaimana caranya bisa hamil. Kalau mereka tidak pernah melakukan hal seperti itu, kelopak mata Zain berkedip cepat.

"Pak, aku rasa ada kesalahpahaman di sini. Alya terlalu muda untuk harus hamil sekarang, jadi kami pikir kami-"

"Oh, jadi Tuan muda menunda kehamilan? Terlalu muda bukanlah alasan yang tepat. Nona Alya dan Tuan muda sudah dalam masa-masa ideal untuk memiliki keturunan, bukannya apa-apa ya, Tuan. Saya ini hanya takut kalau itu, misalkan. Kalau tidak ada keturunan dari Tuan muda Zain, kan sayang sekali." Adam memotong dengan cepat perkataan Zain walaupun terkesan tidak sopan.

Hanya saja kalau tidak didesak, maka Zain akan terlihat semakin santai saja. Jujur saja Adam merasa aneh dengan pernikahan Zain dan Alya, tidak ada kemajuan sama sekali.

Mungkin saja karena tidak ada anak di antara mereka berdua, walaupun bulan lalu Adam merasa takjub dengan tindakan tuan mudanya satu ini. Dalam membela istrinya, memojokkan pria yang sudah melakukan tindakan tidak senonoh.

1
Merah Mawar
bBgus
Merah Mawar
okeu
Annisa Rahman
Mari mari yuk mampir kesini ditinggu kedatangannya
bolu
selama baca dari chapter 1-22 jalan ceritanya sangat bagus dan fresh, tolong secepatnya update chapter ya kak ✨🌼
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!