When I Married With You

Begitu keluar dari kelas anak ipa dapat melihat beberapa anak ips yang menunggu pasangan mereka. Salah satunya ihsan tentu saja, dengan motor cantik nya cowok itu menatap mereka menunggu sang pacar keluar.

“Sayang” Avira langsung menempel pada pria itu.

Begitu pun beberapa cewek yang langsung nemplok pada pacar mereka. Sebelum melajukan motornya, ihsan memberikan smirk terlebih dahulu padanya.

Alana membalas dengan memutar bola matanya, lalu berlalu bersama yeri menuju Parkiran. Katanya gadis itu akan mengantarnya pulang, tetapi alana mengatakan jika dia pulang ke rumah kerabatnya.

“Ck, liat deh. Vira sama ihsan cocok banget gak sih? Yang satu cantik yang satu ganteng” Celetukan siswi terdengar.

Alana menoleh pada siswi tadi yang tengah mengobrol bersama teman temannya.

“Iya, couple goals banget. Ini sih bakal jadi couple terfavorit selanjutnya” Sahut gadis yang lain.

“Iya bener. Gue jadi iri deh, pengen punya pacar juga”

“sama gue juga. Apalagi mereka sama sama terkenal di kelangan siswa siswa.”

“Hm yang satu osis yang satu tukang bolos.”

Begitu lah kira kira celetukan gadis gadis yang bersahutan. Kuping alana sampai panas mendengarnya, gadis itu buru buru menarik yeri untuk segera pulang.

…..

Berpindah pada ihsan dan vira yang tengah jalan jalan berdua. Keduanya memutuskan untuk menonton bioskop bersama.

Sebenarnya ihsan tidak suka film romance, makanya sepanjang film di putar cowok itu diam saja bahkan terlihat murung.

Pikiran cowok itu berlalu lalang pada kejadian tadi, dia sangat kesal saat melihat alana duduk dengan anwar.

Ah sialan! Tangan cowok itu kembali terkepal dengan kuat mengingat nya. Dia tak puas membalas dendam hanya dengan pulang bersama vira supaya di lihat gadis itu.

“Sayang setelah ini kita ngemall ya?” Ajak vira.

Ihsan menatap ponselnya sekilas untuk melihat jadwal.

“Kayak nya gak bisa yang, aku ada jadwal photo hari ini” Ucap ihsan.

Tidak berbohong, sore ini dia punya jadwal pemotretan bersama salah satu langganan nya.

“Ah kamu mah, sibuk terus” Kesal vira. Bibir nya cemberut karena marah.

“Ya gimana? Udah resiko. Kalau aku gak punya uang gimana mau ajak kamu jalan jalan lagi?”

“Iya deh kita pulang” Vira akhir nya menurut meski dengan terpaksa.

“aku antar kamu pulang”.

… . ..

Alana tengah sibuk di dapur membantu bunda nya memasak makan malam. Menu hari ini adalah balado telur, sayur iga dan tahu tempe goreng.

Alana bagian menggoreng tahu dan tempe sedangkan bunda nya tengah mengulek bumbu untuk iga dan balado.

Semuanya masih manual menggunakan tangan, tidak memakai mesin atau alat. Katanya supaya tubuh gerak ada kerjaan.

“Ihsan belum pulang al?” tanya bunda reni.

“Belum bun, katanya ada urusan” jawab Alana. Tahu lah ya urusan nya berpacaran dengan vira.

“Huh! Dasar anak itu” gumam bunda reni.

“farhan kemana bun? Aku gak lihat dari tadi”.

“Biasa lah anak umur segitu, lagi asik main. Kadang gak tahu waktu, pulang pulang magrib ganti baju terus ngaji. Itu pun pulang telat main lagi biasanya” ucap bunda reni sambil mengulek.

Alana mengangguk. “Gak papa bun. Dari pada anteng sama ponsel, mending kayak gitu keluar main sama temen temen. Jadi otak anak anak belum terkontaminasi, atau jaman sekarang udah rabun” sahut Alana.

“Bener itu al. Kayak tetangga dulu, anaknya seumuran sama farhan udah pake kacamata. Padahal awalnya engga, tapi karena maen hp terus game terus dari pagi sampe malem dia langsung min. Bunda juga kadang takut, makanya farhan belum bunda kasih HP” curhat bunda.

“Iya bunda jangan dulu, nanti aja kalau udah bener bener butuh. Adik aku pun rian, mama kasih HP sendiri waktu masuk sma. Itu pun di bujuk biar mau ke pesantren”. Ucap Alana.

“jadi rian di pondok? Pantesan kemarin gak lihat. Padahal mama kamu ngobrolin soal anak bungsunya”. Bunda reni terkejut.

“Iya, kata bunda rawan jaman sekarang kalau gak di kasih ilmu agama. Bisa melenceng, makanya rian di pesantrenin supaya gak salah pergaulan” lanjut Alana.

Bunda reni mengangguk ngangguk. “Bener juga. Nanti farhan keluar sd, bunda pesantrenin juga. Biar gak salah pergaulan, ngeri juga lihat anak jaman sekarang baru sd udah pacar pacaran. Apalagi kalau denger bahasa anak SD depan komplek, bunda kadang sampe istighfar”

Anak komplek depan biasanya suka lewat jalan depan rumah, jadi bunda reni suka denger bahas mereka. Bahasanya anjing lah, asu lah, atau alat kelamin laki-laki perempuan sampe ngen katanya. Duh bunda reni sampe istighfar berkali kali.

Alana selesai menggoreng tempe nya, gadis itu mulai mengupas cangkang telur yang sudah di rebus untuk di bikin balado. Sedangkan bunda reni mulai memasak sup iga.

“gimana sikap ihsan sama kamu al? Dia gak bikin kamu sakit kan?” tanya bunda reni penasaran.

Jujur saja, pernikahan melalui jalur perjodohan kadang tak sesuai ekspetasi. Ada yang malah selingkuh, kdrt berakhir cerai.

Alana menggeleng, gak nyakitin sih cuma di bikin panas aja. “Nggak kok bun aman”.

“Bagus lah kalau gitu. Kalau dia nyakitin kamu, jangan segan segan bilang sama bunda ya sayang” pesan bunda reni. Menatap menantunya dengan teduh, meski Alana menantu dadakan tetapi tak mengecewakan. Dia bahkan sudah menganggap Alana seperti anak sendiri.

“Iya bunda”.

“Bunda!”

“Bunda!”

“Tuh yang di omongin datang” celetuk bunda reni. Alana tersenyum tipis. Panjang umur sekali suaminya, baru juga di omongin udah manggil manggil.

“Apa ihsan? Teriak teriak kayak di hutan aja” bunda reni muncul dari dapur sembari membawa sendok sayur.

“Alana mana bun?” ihsan tak memperdulikan umpatan bunda nya, dia lebih peduli mempertanyakan Alana.

“Ada lagi bantuin bunda masak di dapur.” ujar bunda reni.

Ihsan hendak masuk tetapi bunda reni melarang nya lebih dulu membuat cowok itu urung.

“Jangan di ganggu, biarin al temenin bunda. kamu mandi aja sana, ganti baju. Udah bau kayak gak mandi seminggu” usir bunda reni.

Ihsan mencebik, memilih naik ke kamarnya untuk membersihkan diri. Setelah pemotretan yang memakan waktu, dia akhirnya bisa pulang.

Setelah berganti baju dengan kaos polos dan celana sebatas lutut, cowok itu turun untuk menemui istrinya.

Kebetulan Alana sedang menyiapkan makanan ke atas meja makan sendiri. Karena bunda reni tengah melayani suaminya yang baru pulang kerja, dan anak bungsunya yang baru pulang.

“bunda mana?”

“Ikan-eh” Alana kaget. Ihsan tiba tiba muncul di belakang nya mengagetkan.

“kamu ngagetin. Bunda lagi ngurusin farhan yang baru pulang” jawab Alana.

Cup!

Alana memelotot, menatap ihsan dengan terkejut. Cowok itu tiba tiba mengecup bibirnya. Sontak saja alana memukul pelan cowok itu.

“Jangan gitu! Kalau yang lain liat gimana?” marah Alana.

Ihsan mengerdikan bahunya acuh, lalu duduk di kursi dekat dengan Alana. Setelah bunda ayah dan farhan turun baru lah mereka makan malam bersama.