NovelToon NovelToon
My Little Happiness

My Little Happiness

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Dokter Genius / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Gabijh1799

Setelah sekian lama dipertemukan kembali dia insan yang telah lama berpisah, berjalannya kisah mereka diiringi dengan berbagai macam rintangan yang mengharuskan mereka tetap bersama

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17

Malam pun tiba, Cindy sudah berjanji pada Jinan untuk merawat Jinan karena perlakuannya tadi pada Jinan yang sudah membuat dirinya kesakitan namun itu juga kesalahan Jinan sendiri mengagetkan Cindy yang sedang serius membaca dokumen jadi ya mau bagaimana lagi.

"Maaf ya sayang jadi biru gitu" Cindy meminta maaf pada Jinan sambil mengangkat lengan baju Jinan

"Kamu juga sih ngapain sampe keras banget mukulnya" Eluh Jinan sambil menunjukkan tangan dan pipinya yang mulai kebiruan

"Iya kan reflek nan" ucap Cindy sambil membawakan kotak P3K dan sebuah baskom berisi air untuk mengompres dan mengobati Jinan

"Tapi kan kamu bisa liat dulu siapa" Eluh Jinan kembali

"Iya deh iya aku yang salah maaf yah" ucap Cindy dibarengi dengan senyumannya yang terlukis di wajahnya

"Ya" ketus Jinan

"Duh juteknya pacar aku yang ganteng" ucap Cindy yang memulai mengusap pipi Jinan dengan handuk kecil itu

"Huhh"

"Duhh ngegemesin banget sih pacarku ini" ucap Cindy mencubit pelan pipi Jinan

"Kamu juga ngegemesin, kamu kurus tapi pipinya tembem" balas Jinan yang mencubit pipi tembem Cindy

"Gpp dong biar enak dicubit"

"Hehehe iya ya"

"Ohh iya kita makan yuk" pinta Jinan

"Makan apa nan?" Tanya Cindy

"Makan apa yah, gimana kalo makan disini aja?" Tawar Jinan yang ingin makan di rumah

"Emang di kulkas ada bahan makanan?" Tanya Cindy tentang stok bahan makanan di rumah Jinan

"Ngga tau sih coba aku cek dulu"

"Iya deh tapi ini udah mendingan nan?"

"Udah kok, makasih ya sayang"

"Iya sama-sama"

"Ya udah aku cek dulu yah"

Cindy menganggukkan kepalanya dan Jinan langsung menuju dapur dan mengecek kulkasnya bahan makanan apa saja yang bisa dia buat untuk makan malam mereka.

"Gimana nan?" Tanya Cindy menghampiri Jinan di dapur

"Lumayan sih Cind buat makan malem" jawab Jinan setelah mengecek bahan makanan di kulkasnya

"Boleh deh kita makan disini aja"

"Yesss siap laksanakan, ibu Cindy tunggu di meja makan yah"

"Apaan sih kamu nan ngga lucu"

"Hehehe"

Jinan memakai celemeknya dan memulai masak untuk makan malam mereka.

*

Setelah Cindy membantu Jinan untuk merawat dirinya setelah menerima pukulan dan makan malam bersama. Jinan memiliki pikiran untuk membuat alat pelacak untuk Cindy karena dia khawatir dengan keadaan Cindy yang ingin membuka kembali kasus yang mungkin bisa membahayakan dirinya, jadi dia menghubungi salah satu temannya yang mungkin memberikannya solusi.

"Haloo Sam"

"Iya Napa nan, tumben lo telpon malem gini"

"Ngga gw mau ngobrol aja sama Lo"

"Tumben banget nih anak biasanya Lo hubungi gw kalo lagi ada butuh"

"Ya elah Lo Sam gitu amat"

"Hehehe iya ya kenapa hm?"

"Ohh iya Sam gw kan ada temen nih dan dia berencana mau ambil pekerjaan yang berisiko dan gw khawatir"

"Bentar, ini temen apa temen nih"

"Ya elah temen Sam Lo yah"

"Iya ya, terus kenapa sama temen Lo"

"Gw denger di perusahaan Lo ada prototipe pelacak tuh, gimana buat uji coba ke temen gw"

"Hmmm gimana yah, tapi itu belum sempurna nan"

"Kalo di persentasi baru berapa persen?"

"Kira-kira 95% sih"

"Gpp lumayan lah buat uji coba, besok gw ke tempat Lo yah"

"Lahh buru-buru amat, alatnya di kantor"

"Udah besok gw dinas siang nanti pagi gw ke Lo yah"

"Iya deh, gw curiga sama temen Lo bisa bikin temen gw yang kayak es batu gini jadi peduli"

"Udah lah gw mau istirahat, makasih ya udah bantuin gw"

"Iya ya namanya juga temen, gw tutup ya"

"Iya Sam"

Jinan menutup telponnya dan mengistirahatkan tubuh yang sangat lelah ini agar keesokan harinya dia bisa lebih fresh lagi menjalani pekerjaannya.

Ohh iya yang tadi Jinan hubungi adalah Samuel Garcia atau biasa dipanggil Sam, dia adalah programmer disebuah perusahaan elektronik di Indonesia atau mungkin zaman sekarang disebut dengan IoT untuk menghubungkan segala perangkat terhubung dalam satu internet, mungkin itu istilahnya.

Kenapa Jinan meminta bantuan padanya, karena baru-baru ini perusahaan Samuel ingin meluncurkan sebuah alat yang memungkinkan penggunanya melacak barang atau hewan peliharaan agar tidak hilang, bisa dibilang alat pelacak. Namun perangkat itu masih di uji coba, nah Jinan memiliki ide untuk menaruh alat itu pada Cindy agar dirinya bisa mengawasi Cindy jika Cindy melakukan hal yang mencurigakan.

Bukan niat Jinan untuk mengekang kebebasan Cindy namun dia berjanji pada mamahnya Cindy untuk menjaganya jadi dia memiliki ide tersebut untuk mengawasi Cindy saja, tidak untuk membatasi kebebasannya.

*

Setelah makan malam dan rangkaian ibadah sholat mereka, Anin dan Frans sekarang berada di kamar Anin yang sudah lama tidak dia kunjungi namun masih sama seperti dulu dengan pernak-pernik yang Anin koleksi pada saat kuliah.

Frans yang melihat itu seperti bernostalgia mengingat dulu dia pertama kali pergi dengan Anin hingga sebelum masalah itu muncul, di hati yang paling dalam Frans sangat ingin memaki dirinya yang dulu memilih selingkuhannya padahal istrinya ini sangat menyayanginya dan disitu Frans merasa sangat menyesal pada Anin, keluarganya, dan terutama Okta yang sudah dia rugikan.

Melihat Frans melamun, Anin menghampirinya dan menggenggam tangan Frans dan Frans menyadari kehadiran Anin disana.

"Kamu kenapa sih selalu ngelamun?" Tanya Anin yang melihat Frans akhir-akhir ini sering melamun

"Mah" panggil Frans sambil memegang tangan Anin dan mengelusnya

"Kenapa pah?" Tanya Anin yang membiarkan tangannya dielus oleh Frans dan itu memberikan kenyamanan tersendiri padanya

"Aku minta maaf" ucap Frans sangat bersalah

"Iya pah mamah udah maafin papah" ucap Anin yang sudah memaafkan Frans

"Tapi beneran mah papah minta maaf sudah nyakitin hati mamah sama keluarga mamah, seharusnya aku sadar pada saat itu aku cuman dimanfaatkan" Frans yang merasa bersalah sekarang berusaha untuk berlutut dan mengecup kaki Anin

"Ehh pah jangan gitu, mamah udah maafin papah bahkan sebelum papah minta. Tapi mamah minta satu dari papah jangan diulangi lagi yah" ucap Anin berusaha membangunkan Frans

"Iya mah, papah janji ngga akan gitu lagi" ucap Frans dengan yakin

"Jadi gimana pah sama Okta?" Tanya Anin tentang masalah di kantornya

"Papah belum merencanakan sesuatu mah, papah takut Okta ngga suka sama papah" jawab Frans yang belum menemukan solusi untuk masalah kantornya

"Papah jangan gitu, Okta orangnya ngga gitu aku tau. Yang penting papah mengakui kesalahan papah dan menyelesaikan masalah itu" ucap Anin sambil mengelus pipi suaminya itu

"Mamah yakin Okta mau maafin papah?" Tanya Frans sekarang menghadap ke arah Anin

"Hayoo lupa yah, setiap yang memiliki kesalahan harus dimaafkan mau apapun itu masalahnya. Okta pasti maafin kamu pah"

"Tapi aku takut mah"

"Sini biar kamu ngga takut lagi"

Anin menarik pelan tangan Frans menuju kasurnya dan mereka duduk dengan bersandar di kepala ranjang, Anin menyenderkan kepalanya di pundak Frans dan Frans merangkul Anin sambil mengelus pundaknya.

"Gimana udah ngga takut lagi kan?" Tanya Anin dalam rangkulan Frans

"Iya mah makasih ya" balas Frans sambil mengecup puncak kepala Anin

"Iya sama-sama, mungkin kita liburannya seminggu aja pah" ucap Anin memeluk Frans dari samping

"Kenapa mah? Bukannya kita liburan sampe Christy masuk semester baru yah" tanya Frans yang bingung dengan ucapan Anin barusan karena mereka akan liburan selama Christy libur semester

"Hayoo kamu harus mempertanggungjawabkan perbuatan kamu ke Okta" ucap Anin menghadap Frans

"Ehh iya mah papah lupa, iya deh gpp tapi Christy-nya gpp?"

"Mungkin dia bisa ngerti pah, coba besok diajak ngobrol kalo memang ngga mau gpp kan ada si Deva katanya dia udah lama ngga ketemu" jawab Anin memberikan saran

Frans menganggukkan kepalanya, "Iya sih nanti papah coba besok yah"

"Iya pah, ya udah yuk tidur mamah udah ngantuk" pinta Anin yang sedari tadi sudah menguap dan rasa kantuknya sudah datang

"Ya udah yuk, selamat malem ya mah" Frans mengiyakan untuk tidur

"Malam juga pah semoga mimpi indah" Anin mengecup pipi dan bibir Frans

"Mamah juga" balas Frans mengecup kening dan bibir Anin kembali

Akhirnya mereka mengistirahatkan tubuh mereka setelah sekian lama tidak berduaan bersama dan itu membuat hubungan mereka semakin membaik dan juga pada keluarga Anin yang sudah menerima Frans kembali.

***

Wihh tumben nih author-nya lagi niat langsung sehari update...

Hehehe gpp yah tanggung soalnya kayaknya kemaren agak gantung jadi update lagi...

Ya semoga kalian suka part kali ini yah...

Gimana menurut kalian pasangan Anin sama Frans selama cerita ini berjalan cukup kah atau ada yang mau ditambahin? Boleh sarannya ditulis di kolom komentar yah insyaallah author baca semua kok...

Makasih yah semuanya atas komentar, vote, dan yang mungkin share cerita author ini dan yang lain. Author senang sekali punya pembaca dan penikmat bacaan author yang sudah menemani author menulis dll author bangga dengan kalian...

Semoga sekolah, kuliah, dan kerjaan kalian lancar yah dan yang belum dapat berusaha dan berdoalah semoga cepat dapat yah...

Thanks for reading...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!