Putra adalah salah satu anak yang mempunyai kelebihan bisa melihat bangsa jin. Dan kelebihan itu dia dapatkan di usianya yang masih 12 tahun.
"Yen dudu kowe, mbok menawe anakmu bakal oleh warisan ilmune mbah buyut"
"kau memiliki aura yang sangat positif, energi mu juga sangat besar. Itulah yang membuat bangsa seperti kami tertarik padamu"
"Aku yakin bahwa suatu saat nanti kau akan menjadi orang yang hebat kelak nanti. Jadi jika kau sudah berada di titik itu, aku minta kunjungi lah aku lagi nantinya" pinta lele truno pada putra.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anggara putra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 mulai berlatih
Tak terasa sudah dua jam mereka berdua berada di ruang UKS.
"Kring" "kring" bel pulang berbunyi, putra dan cecep memutuskan buat balik ke kelas untuk mengambil tas, lalu pulang kerumah.
Tapi baru saja keluar dari ruangan itu, denis, rangga, dan raka menghampiri mereka dan mengajak putra dan cecep untuk pulang bareng.
"Nih put, cep tas kalian" ucap raka sambil memberikan tas milik putra dan cecep.
"Loh kalian masih disini" tanya putra sambil mengambil tas yang di berikan oleh raka.
"Iya, nih mau pulang. tapi kata rangga mampir ke sini dulu sekalian ajak kalian pulang bareng" ucap raka menjelaskan.
"Oh, yaudah yuk pulang" ajak putra.
"Kalian udah mendingan?" tanya denis pada cecep dan putra.
"Udah kok den" jawab putra dan cecep barengan.
"Yaudah kalo gitu yuk kita pulang" ajak denis.
Mereka pun pulang bareng siang itu.
Sesampai nya di rumah, putra langsung masuk ke kamar dan langsung merebahkan tubuh nya untuk melepas penat setelah sekolah.
"Loh kalian kok sudah ada di sini" tanya putra pada penjaga nya.
"Iya dong, raden aja yang lambat jawab mahasura.
"Iya iya deh" balas putra kesal.
"Oh iya habis magrib raden ikut dengan ku yah. kita latihan bareng" ajak nyai ambar.
"Memang nya kita mau latihan di mana nyai?" tanya putra.
"Sudah ikut saja nanti juga raden tau" jawab nyai ambar yang membuat putra jadi penasaran.
"Yaudah tapi habis aku pulang ngaji yah nyai" pinta putra.
"Iya dong, raden tidak boleh meninggalkan kewajiban sebagai hambanya" balas nyai.
Setelah berbincang-bincang dengan nyai ambar, putra ketiduran sampai dia lupa untuk mengganti baju.
"Raden bangun raden, sudah waktu nya sholat ashar" bisik nyai ambar di telinga putra sehingga putra terbangun.
"Ada apa nyai" tanya putra sambil mengucek mata nya.
"Bangun raden ini sudah memasuki waktu ashar, tidak baik untuk melanjutkan tidur di jam segini" ucap nyai ambar.
Putra pun bangun dan mengambil wudhu untuk menunaikan sholat ashar.
Setelah selesai sholat, putra langsung di ajari nyai ambar supaya sukma nya bisa keluar dari raga putra.
Setelah beberapa jam putra mencoba, akhirnya dia bisa mengendalikan sukma nya dengan mudah untuk keluar masuk raga nya.
Baiklah raden sudah bisa melakukan nya, setelah magrib aku tunggu raden untuk berlatih bersamaku" ucap nyai ambar.
"Baik nyai" balas putra.
Beberapa menit setelah nya, putra berangkat mengaji lebih awal karena setelah magrib dia ada janji dengan nyai ambar untuk berlatih bersama nya.
Dari kejauhan putra melihat ada semacam benda terbang di hutan belakang masjid. yang mengeluarkan aura hitam yang cukup kuat, sehingga memancing datang nya makhluk gaib penghuni hutan itu.
Maklum lah rumah putra kan di pedesaan, jadi masih banyak hutan disana.
Putra penasaran dengan aura yang di pancarkan oleh benda itu.
Sehingga putra pun coba untuk mendekati nya.
Tapi kantata melarang nya masuk ke dalam hutan itu.
"Jangan raden, itu adalah jebakan yang di buat untuk menarik perhatian mu. karena makhluk di sana ingin mempunyai tubuh mu untuk sarang nya" ucap kantata.
"Mengapa banyak sekali yang menginginkan tubuh ku kantata" tanya putra.
"Seperti yang aku pernah bilang raden, kau berbeda dari yang lain. sehingga banyak makhluk yang menginginkan mu" jawab kantata.
"Yasudah kalo gitu aku masuk dulu yah" ucap putra berpamitan kepada kantata dan mahasura.
"Silakan raden" jawab mereka berdua.
Adzan magrib pun berkumandang.
Putra pun menunaikan sholat terlebih dahulu. setelah nya dia pulang untuk berlatih bersama nyai ambar.
"Asalamualaikum" ucap putra memberi salam kepada ayah dan ibunya.
"Wa'alaikum salam" jawab ayah dan ibunya.
"Loh kamu kok cepat banget pulang nya" tanya ibu nya putra.
"Iya bu tadi putra sengaja berangkat nya lebih awal, biar pulang nya lebih cepat" jawab putra.
"Yaudah sana ganti baju, tuh makanan nya ada di meja" ucap ayah nya.
"Oke yah"
Putra pun mengganti baju dulu lalu makan.
Selesai makan putra langsung mencari nyai ambar di dalam kamar nya.
"Nyai apa nyai ada disini" panggil putra.
"Saya disini raden" jawab nyai ambar.
Bagaimana apakah raden sudah siap berlatih dengan ku. sambung nyai ambar.
"Siap nyai" jawab putra sangat berantusias.
"Baiklah, silakan raden menggunakan sukma raden, lalu aku akan membawamu" titah nyai ambar.
"Bagaimana dengan mahasura dan kantata nyai, apakah mereka tidak boleh ikut berlatih?" tanya putra lagi.
"Mereka sudah memiliki tempat berlatih mereka masing-masing raden. jadi mereka lebih baik menunggu disini saja untuk menjaga ragamu" jawab nyai ambar.
"Hem, baiklah ayo kita berangkat nyai" ajak putra.
"Baik sekarang raden tutup kedua mata raden, lalu jangan di buka sebelum aku menyuruh nya" titah nyai ambar.
"Oke" balas putra.
Putra pun di bawa oleh nyai ambar ke suatu tempat yang pasti nya di alam mereka.
Beberapa detik kemudia putra sudah sampai di tempat latihan nya.
"Oke sekarang coba buka mata raden pelan-pelan" perintah nyai ambar.
Putra pun membuka mata nya sesuai dengan intruksi nyai ambar.
"Wahh!! indah nya" ucap putra kegirangan setelah melihat tempat latihan nya yang begitu indah dan sejuk.
"Ini dimana nyai" tanya putra.
"Ini adalah rumah ku yang ada di kahyangan raden" jawab nyai ambar.
"Haah!! berarti kita sekarang berada di langit?" tanya putra dengan ekspresi kaget sekaligus senang karena berada di langit.
"Betul raden kira sekarang berada di atas langit" jawab nyai ambar.
Baik, sekarang mari kita mulai latihan yang pertama. sambung nyai ambar.
"Siap nyai" jawab putra.
"Tapi sebelum itu, tunaikanlah kewajiban mu dulu raden" perintah nyai ambar lagi.
"Hah, maksud nyai?" tanya putra keheranan.
"Sekarang sholat lah dulu raden, karena ini sudah memasuki waktu isya" jawab nyai ambar.
"Hah! Sholat isya? perasaan baru tadi aku menunaikan sholat magrib deh, kenapa sekarang sudah sholat isya aja" protes putra.
"Ini berbeda dengan alam mu raden, jadi lakukan saja" perintah nyai ambar lagi.
"Baiklah aku sholat dulu" balas putra.
Tapi dimana nyai. sambung putra bertanya pada nyai ambar.
"Tuh itu disitu" ucap nyai sambil menunjukan sebuah gubuk tua yang terbuat dari besi yang berlapiskan emas.
Setelah menunaikan sholat isya. putra kembali menemui nyai ambar yang sedang bersemedi.
"Nyai aku sudah selesai" ucap putra.
"Baiklah sekarang raden pergi ke curug itu. lalu berendam di dalam nya selama mungkin, sampai raden berhasil mengambang di atas permukaan air itu. tapi awas jangan sampai bergerak sedikit pun, kalau raden bergerak, berarti raden gagal. dan harus mengulangi lagi sampai raden berhasil. dan ingat jangan hiraukan gangguan sekecil apapun. tetap fokus" ucap nyai ambar memberi arahan.
"Baik nyai" balas putra.
Putra pun melakukan apa yang nyai ambar suruh dengan berendam di air curug itu.
Dua jam berlalu putra masih belum berhasil, dan masih belum mengalami gangguan.
Tapi di jam ketiga putra mulai mendapatkan gangguan-gangguan yang entah dari mana asalnya.
Ada yang menarik-narik kaki nya, ada yang memegangi pundak nya, dan ada juga yang seperti menusuk-nusuk seluruh tubuh nya.
Tapi putra tidak menghiraukan nya. dan dia tetap fokus pada latihan pertama nya saat itu.
Dan aneh nya walaupun putra mendapatkan kontak fisik dari yang mengganggu dia, putra tidak merasakan rasa sakit sedikit pun.
Malah dia semakin merasa berenergi saja.
Setelah sekian lama putra berendam,
Akhirnya dia berhasil di latihan pertama nya itu.
Sontak putra langsung menemui nyai ambar saat itu. nyai aku sudah selesai dengan latihan ku" ucap putra yang sekarang merasa tubuh nya lebih kuat dan berenergi.
"Bagus raden, aku memang tidak salah pilih untuk mendampingi mu" balas nyai ambar.
Baiklah sekarang ayok kita kembali ke alam mu raden karena disana sudah pagi. sambung nyai ambar lagi.
"Baik nyai" balas putra.
Sukma nya pun kembali di bawa oleh nyai ambar untuk masuk kedalam raga nya lagi.
Setelah sukma putra sudah kembali ke raga nya, dia pun terbangun di pagi itu.
Dan melihat jam dinding yang menunjukan sudah memasuki waktu subuh.
Lantas putra memutuskan untuk menunaikan sholat subuh pagi itu.
Selesai sholat, lalu putra mandi pagi dan bersiap untuk berangkat sekolah.
"Mahasura apa kau mau pisang?" tawar putra dengan polos nya menawari mahasura pisang.
"Tidak, terimakasih raden. tapi itu bukan makanan ku" tolak mahasura dengan halus.
"Oh maaf sura" ucap putra.
"Tidak papa raden" balas mahasura.
"Hahahaha dasar monyet liar, ledek kantata menertawai mahasura.
"Diam kau" ucap mahasura.
"Eee... apa kau tidak mau ayam tata" tawar putra lagi pada penjaga nya, kali ini pada kantata.
"Ahahaha dasar kucing peliharaan" ucap mahasura yang gantian meledek kantata.
"Diam kau" ucap kantata.
Tidak raden terima kasih, tapi itu juga bukan makanan ku. sambung kantata.
"Oh maaf-maaf" balas putra yang merasa bersalah kepada mereka berdua.
"Tidak papa raden" ucap kantata lagi.
"Terus kalian makan apa dong? kalo tidak makan itu" tanya putra.
"Kami makan sebangsa kami raden, jawab kantata.
"Hah!! Kalian makan jin juga?" balas putra kaget.
"Benar raden" jawab kantata.