Rania Anastasya, adalah anak yatim piatu yang diangkat menjadi anak perempuan keluarga konglomerat sejak remaja.
Farhan Ananta Putra, adalah anak laki-laki satu-satunya keluarga angkat Rania. Hubungan mereka cukup dekat semenjak Rania bergabung menjadi keluarga Ananta Putra.
Namun siapa sangka, ternyata saat dewasa, Rania malah dijodohkan dengan Farhan, kakak angkatnya sendiri.
Sejak saat itu, Farhan berubah menjadi laki-laki kejam yang tak lagi dikenal oleh Rania. Bahkan di malam pertama mereka, Rania harus menerima rasa sakit akibat kekejaman Farhan.
Mampukah Rania melepaskan diri dari Farhan?
Baca kisah lengkap nya yuk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melia Andari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
"Ma?" panggil Rania ketika baru tiba di ruang keluarga.
Terlihat mama Laura sedang menonton televisi sendirian, karena papa Rangga harus menyelesaikan urusannya di kantor.
Mama Laura pun menoleh ke arah Rania. "Ada apa sayang?"
"Hmm tidak apa-apa, hanya saja..," kalimat Rania terhenti ketika dilihatnya ada seseorang yang datang.
"Randi," ucapnya pelan.
Randi baru saja tiba dengan membawa parsel buah yang segar untuk penghuni rumah itu. Mama Laura pun menoleh ke arah Randi.
"Oh nak Randi, sini.. Masuk.. Masuk," pinta mama Laura ramah sambil bergeser ke sofa kosong di sebelahnya, agar Randi duduk di tempat yang tadi sempat didudukinya.
"Kamu bawa apa ini? Merepotkan mu saja," ucap mama Laura lalu menerima bingkisan dari Randi.
"Aku beli buah tadi tante, aku minta bikin jadi parsel saja agar mudah dibawanya," sahut Randi tersenyum khasnya.
"Ya ampun, kamu ini repot-repot nak. Kalau begitu ini Tante ambil ya," ucap mama Laura kemudian membawa parsel itu ke meja makan.
"Hai Ran," sapa Randi ketika melihat Rania ada di hadapannya.
"Hai juga," jawab Rania tersenyum.
Rania dan Randi sudah mulai berteman bertukar kabar melalui WhatsApp, sehingga tidak begitu canggung lagi.
"Kamu lagi ngapain? Ini aku bawa buku yang kamu cari," ucap Rendi lalu menunjukkan paper bag yang dibawanya.
"Wah kamu menemukan buku itu dimana Ran? Aku cek di website toko saja ini sudah sold out loh," sahut Rania kagum.
Wanita itu pun menerima paper bag itu kemudian langsung melihat isinya.
"Wah benar, buku ini yang aku cari," ucapnya antusias.
Randi memperhatikan Rania dengan senang, Rania imut juga ya kalau lagi menyukai sesuatu, pikirnya.
"Iya dong, saat kamu cerita ingin membaca buku ini, aku ingat kalau aku pernah memilikinya. Jadi aku mencarinya lagi dan ketemu deh," jawab Randi menjelaskan.
"Oh punya kamu? Kenapa dikasih ke aku? Dan kenapa kemarin kamu tidak mengatakan kalau kamu sebenarnya memiliki buku itu Ran?" tanya Rania.
"Kemarin aku lupa buku itu ada dimana, takutnya aku sudah mengatakan aku memilikinya tapi ternyata hilang. Iya buku itu untukmu Rania, aku sudah membacanya," sahut Randi.
Rania menatap buku itu kemudian pandangannya beralih ke Randi. "Kau yakin memberikan buku ini untukku?"
"Tentu saja Rania, buku itu bahkan hampir hilang jika kau tidak menginginkannya," sahut Randi.
"Baiklah, aku terima ya. Terima kasih banyak," ucapnya senang.
"Terimakasih kembali Rania Anastasya," sahut Randi.
"Oh iya, Farhan mana? Tadi katanya mau bertemu di sini," tanya Randi sambil mengarahkan matanya ke seluruh ruangan.
Rania hanya menoleh Randi sesaat, kemudian menundukkan pandangannya. Bahkan untuk menjawab pertanyaan Randi yang terdapat nama itu pun begitu malas baginya.
Randi menatap Rania. "Ran? Kau mendengar ku?" tanya Randi.
Rania hanya tersenyum, kemudian terdengar suara mama Laura yang baru muncul dari dalam.
"Farhan tadi sudah pergi nak, sepertinya mau ke kantor," sahut mama Laura sambil berjalan menuju sofa ruang itu.
"Oh, tadi dia mengajakku sarapan di sini, ternyata sudah pergi ya? Dasar, kenapa tidak memberitahu aku?" gumam Randi.
"Dia terlihat buru-buru tadi nak, mungkin ada yang urgent di kantornya," sahut mama Laura membela putranya agar tak terlihat buruk di mata Randi.
"Oh begitu," sahut Randi sambil manggut-manggut.
"Tadi katanya ada yang ingin dibicarakan, dan harus dikatakan, dan ternyata aku ditinggal," gumam Randi dalam hati.
Lalu ia tersenyum pada mama Laura dan menatap Rania.
"Kamu tidak ada acara keluar Ran? Mungkin ingin menghampiri kakakmu Farhan?" tanya Randi kepada Rania.
"Tidak, aku tidak pernah datang ke kantornya," jawab Rania berusaha tersenyum.
"Begitu, ya sudah kalau memang Farhan lagi sibuk di kantornya. Aku boleh kan tetap di sini sampai menjelang siang nanti?" tanya Randi menatap bergantian pada kedua wanita tersebut.
"Tentu saja, silahkan jika kau ingin beristirahat di sini nak. Sudah sarapan? Tadi Rania membuat nasi goreng putih loh," ucap mama Laura.
"Nasi goreng putih? Apa itu?" tanya Randi heran.
"Sudah Tante duga, kamu belum pernah memakannya, ayo kalau kamu mau mencicipinya," ajak mama Laura
"Wah tentu saja aku mau Tante," jawab Randi bersemangat.
Kemudian mereka berdua berjalan menuju meja makan, diikuti oleh Rania yang tersenyum melihat tingkah Randi.
kirain ..
malam harinya Rania menemani Farhan tidur..
😀😀😀❤❤❤
jagn sampai mimpimu jadi nyata..
maafkan farhan..
dia juga terluka dan menderita...
ayo bantu satukan ortu kalian..❤❤❤❤❤❤
akankah Rania mau kembali pada farhan?