Gadis Terpilih Dan Raja Vampir

Pikiran Putri Alana benar-benar buntu, sedikit pun Putri Alana tidak menemukan titik terang dari kejadian satu Minggu yang lalu.

Belum lagi perasaan aneh yang sedang Putri Alana rasakan akhir-akhir ini.

Semua kejadian satu Minggu yang lalu masih terekam jelas di ingatan Putri Alana, bahkan Putri Alana tidak menyangka bahwa dirinya masih bisa selamat dari orang-orang misterius yang menyerang nya waktu itu.

Di tambah semenjak kejadian satu Minggu yang lalu, Raja Wallace semakin ketat dalam menjaga Putri Alana, bahkan Raja Wallace tidak sedikit pun mengijinkan Putri Alana melangkah keluar dari lingkungan istana kerajaan Wallace.

Raja Wallace khawatir dengan keselamatan putri nya, karena sampai saat ini dalang dari penyerangan waktu itu belum berhasil di temukan.

Mereka sudah mati🥱

Saat Putri Alana sedang termenung, tiba-tiba pintu kamar nya di ketuk dari luar.

TOK

TOK

TOK

"Masuk!"

Jawab Putri Alana, tanpa mengalihkan pandangan nya dari hamparan bunga yang ada di luar jendela kamar nya.

Ceklekk

Pintu kamar Putri Alana terbuka lebar, menampilkan osok gadis muda dan cantik yang berjalan masuk ke dalam kamar Putri Alana.

Penampilan gadis cantik itu sangat manis dengan rambut panjang nya yang di ikat kuda, berjalan dengan sopan, menghampiri Putri Alana yang masih duduk di dekat jendela.

"Ada apa Ella?" tanya Putri Alana tanpa melihat ke arah Ella.

Putri Alana tahu orang yang datang ke dalam kamar nya kali ini adalah Ella.

"Salam Yang Mulia Putri," ucap Ella sopan.

"Hem"

Jawab Putri Alana menoleh kan kepala nya melihat ke arah Ella yang sedang menunduk kan kepala nya.

"Ada apa?" tanya Putri Alana melihat ke arah Ella.

"Anda di panggil oleh Yang Mulia Raja untuk menghadap beliau," jawab Ella sopan.

"Di mana?" tanya Putri Alana berdiri dari duduk nya.

"Yang Mulia Raja ada di ruang kerjanya," jawab Ella sopan.

"Berhenti lah bersikap seperti itu Ella, sudah berapa kali aku katakan, bersikaplah biasa saja jangan terlalu formal begitu," ucap Putri Alana melirik kesal pada Ella.

"Maaf Putri," jawab Ella menunduk kan kepala nya.

"Ck, kau itu sama saja dengan paman Joe," ucap Putri Alana berdecak kesal.

"Karena beliau adalah Ayah saya Putri," jawab Ella polos.

"Siapa yang tidak tahu hah! Semua orang juga tahu Ella kalau kamu itu anak tunggal dari paman Joe," ucap Putri Alana gemas dengan teman masa kecil nya.

Ella menunduk kan kepala nya tidak tahu harus menjawab apa.

"Hey El apa kau tidak ingin menikah?" tanya Putri Alana menaikkan sebelah alisnya.

"Semua orang pasti ingin menikah dan memiliki pasangan Putri," jawab Ella sopan.

"Benar juga, aku pun juga ingin menikah dan memiliki suami yang tampan dan yang pasti punya banyak emas dan juga berlian," ucap Putri Alana tersenyum lebar.

Ella menarik garis senyum tipis nya, saat mendengar perkataan Putri Alana, sedari kecil tuan putri nya itu memang sangat sukar suka dengan benda berkilauan seperti emas dan berlian.

Ella pernah di ceritakan oleh Ibu nya dulu, bahwa sifat Putri Alana sama seperti Yang Mulia Ratu Ivara yang sangat gemar mengumpulkan koin emas.

Kalian ingat kan Ratu Ivara adalah pembisnis besar yang memiliki puluhan butik yang tersebar di seluruh penjuru kerajaan Wallace dan kerajaan tetangga.

"Ella bagaimana kalau kita hari ini keluar istana, siapa tahu nanti kita bertemu dengan pria tampan yang kaya raya," ucap Putri Alana semangat.

"Maaf putri tapi saat ini Anda sedang di tunggu oleh Yang Mulia Raja," jawab Ella mengingat kan.

"Hem baiklah, Aku akan menemui Ayahanda sekalian aku ingin meminta izin untuk pergi ke pasar," ucap Putri Alana.

"Sudah lama aku tidak pergi ke pasar, aku sudah sangat merindukan manisan yang di jual oleh nenek Ami," lanjut Putri Alana mengembangkan senyum nya.

Ella hanya diam dan sedikit menarik garis senyum tipis nya, bagi Ella Putri Alana bukan hanya tuan putri nya, tapi Putri Alana adalah saudara nya, melihat rona bahagia di wajah putri Alana, membuat Ella ikut merasa senang.

Kejadian satu Minggu yang lalu, membuat Ella merasa bersalah pada Putri Alana, karena merasa tidak bisa melindungi Putri Alana, bahkan Ella dengan sadar meminta hukuman pada Ratu Ivara karena sudah membuat Putri Alana celaka.

Tentu saja baik Ratu Ivara ataupun Raja Wallace, mereka berdua sedikit pun tidak tidak menyalahkan Ella sama sekali, tapi Ella tetap saja Keukeh meminta untuk di hukum.

"Ella, tolong kamu siapkan Kereta kuda setelah ini mari kita berburu makanan lezat di pasar," ucap Putri Alana semangat.

"Baik Putri," jawab Ella mengangguk kan kepala nya sopan.

"Aku pergi dulu," ucap Putri Alana berjalan keluar dari dalam kamar nya.

Ella melihat kepergian Putri Alana dengan garis senyum tipis di wajah nya, Ella senang melihat Putri Alana sudah kembali sehat, tidak bisa Ella bayang kan akan se hancur apa keluarga istana kerajaan Wallace, kalau sampai hal buruk terjadi pada Putri Alana.

Putri Alana berjalan di lorong-lorong istana sambil bersenandung kecil, dan tersenyum setiap kali ada pelayan ataupun prajurit yang menyapanya.

"Selamat siang Putri," ucap salah satu pelayan sopan.

"Siang," jawab Putri Alana tersenyum kecil.

Putri Alana berjalan menuju ruang kerja Raja Wallace, untuk menemui Ayah nya.

"Kira-kira apa yang ingin Ayah bicara kan, tidak biasanya Ayah memanggil ku ke ruang kerja nya," batin Putri Alana cukup penasaran.

Di saat Putri Alana sedang berjalan sambil melamun, memikirkan apa kira-kira yang ingin Ayah nya bicarakan, tiba-tiba Putri Alana di kejutkan dengan kedatangan sosok pria remaja yang mengejutkan nya.

"Kakak cantik!!!"

Ucap remaja laki-laki itu mengejutkan kan Putri Alana.

"Romeo," ucap Putri Alana terkejut.

"Hay kak Al," sapa Romeo tersenyum lebar.

"Kamu di sini? Sama siapa?" tanya Putri Alana.

"Iya, aku ikut Ayah," jawab Romeo.

"Oh"

Ucap Putri Alana menganggukkan kepalanya mengerti.

"Kakak mau kemana?" tanya Romeo.

"Ah hampir saja aku lupa, aku harus pergi ke ruang kerja Ayahanda," ucap Putri Alana menepuk dahinya.

"Romeo nanti kita bicara lagi, sekarang aku harus pergi," ucap Putri Alana berjalan meninggalkan Romeo.

Romeo yang di tinggal sendirian akhirnya ikut berlalu pergi dari sana, berjalan menelusuri lorong-lorong istana.

Di sisi lain Putri Alana saat ini sudah sampai di depan pintu ruang kerja Raja Wallace yang di jaga oleh puluhan ksatria hebat.

"Salam Yang Mulia Putri!" ucap para prajurit serempak membungkuk kan badan mereka berdua.