NovelToon NovelToon
Dosa Yang Kucintai

Dosa Yang Kucintai

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒

"Aku mencintainya, tapi akulah alasan kehancurannya. Bisakah ia tetap mencintaiku setelah tahu akulah penghancurnya?"

Hania, pewaris tunggal keluarga kaya, tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Meskipun seluruh sumber daya dan koneksi dikerahkan untuk mencarinya, Hania tetap tak ditemukan. Tidak ada yang tahu, ia menyamar sebagai perawat sederhana untuk merawat Ziyo, seorang pria buta dan lumpuh yang terjebak dalam bayang-bayang masa lalunya.

Di tengah kebersamaan, cinta diam-diam tumbuh di hati mereka. Namun, Hania menyimpan rahasia besar yang tak termaafkan, ia adalah alasan Ziyo kehilangan penglihatannya dan kemampuannya untuk berjalan. Saat kebenaran terungkap, apakah cinta mampu mengalahkan rasa benci? Ataukah Ziyo akan membalas dendam pada wanita yang telah menghancurkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. Posisi

Bukan karena ia masih mencintai Ziyo, perasaannya sudah lama berubah. Tapi menyadari bahwa pria yang selama ini menjadi tunangannya bertahan bukan karena dirinya, melainkan karena kedua orang tuanya, terutama ibunya… itu terasa menyakitkan.

Tangannya mengepal tanpa sadar. Sekian lama, ia mengira dirinya cukup berarti bagi Ziyo. Tapi ternyata ia tak lebih dari seseorang yang bisa dilepas begitu saja.

Ia menelan ludah, menahan rasa yang berkecamuk di dalam dadanya.

Namun, di tengah perasaan yang berkecamuk itu, ada sesuatu yang tiba-tiba mengusik pikirannya. Kata-kata Ziyo… kenapa terasa begitu tepat? Seolah pria itu tahu persis isi hatinya. Seolah—

Clara tertegun. Apa mungkin…? Tidak. Itu tidak mungkin.

Tapi mengapa rasanya seperti Ziyo telah mendengar pembicaraannya dengan mamanya di rumah sakit? Bukankah waktu itu ia yakin Ziyo masih tak sadarkan diri? Atau… Ziyo sebenarnya sadar dan hanya berpura-pura?

Jantungnya berdegup lebih cepat. Jika benar, berarti Ziyo mendengar semua yang ia katakan—

Wajah Clara mendadak memucat.

Sebelum ia bisa berkata apa pun atau mengendalikan ekspresinya, suara Ziyo yang datar dan tak terbaca membuyarkan lamunannya.

"Aku rasa tidak ada lagi yang perlu dibicarakan. Kau boleh pergi."

Nada suaranya tetap datar. Tanpa emosi. Tanpa penyesalan.

Clara mengatupkan bibir rapat-rapat, menahan dorongan untuk mengatakan sesuatu. Tapi, apa gunanya? Bagaimanapun juga, semuanya sudah berakhir.

Ruangan itu terasa semakin dingin, dan untuk pertama kalinya, ia menyadari betapa jauh jarak di antara mereka.

Tak jauh dari pintu kamar Ziyo yang terbuka, seorang wanita berdiri diam di balik bayangan koridor.

Diva.

Matanya tertuju ke dalam ruangan, mendengarkan setiap kata yang terlontar di antara Ziyo dan Clara. Namun, tidak ada perubahan ekspresi di wajahnya. Tidak ada kemarahan, tidak ada keterkejutan, hanya ketenangan yang nyaris menyeramkan.

Pandangannya sedikit menajam saat mendengar kalimat terakhir Ziyo.

"Aku rasa tidak ada lagi yang perlu dibicarakan. Kau boleh pergi."

Sejenak, ia terdiam, sebelum akhirnya sudut bibirnya sedikit terangkat, hanya sesaat, lalu menghilang seolah tak pernah ada.

Tanpa suara, Diva berbalik, melangkah pergi meninggalkan koridor yang sepi. Apa yang ada di pikirannya, tak seorang pun tahu.

Setelah Clara pergi, Ziyo menghela napas panjang, seolah mengusir sisa-sisa ketegangan yang menggantung di udara. Ia mengetukkan jemarinya ke sandaran kursi roda, lalu berkata dengan nada datar, "Keluarlah."

Hening sesaat.

Tak lama kemudian, suara langkah pelan terdengar dari dalam kamar mandi. Pintu terbuka, memperlihatkan sosok Hania yang melangkah keluar dengan wajah sedikit canggung. Ia menundukkan kepala, tangannya saling menggenggam di depan tubuhnya.

"Maaf," katanya pelan, merasa harus menjelaskan kenapa ia masih ada di sana. "Tadi saya baru saja meletakkan peralatan mandi Anda di kamar mandi. Tapi saat Clara masuk, saya merasa canggung untuk keluar. Saya tidak bermaksud menguping…"

Ziyo diam sejenak, ekspresinya sulit dibaca. Wajahnya tetap tenang, tapi ada sedikit ketegangan di rahangnya. "Jadi, kau mendengar semuanya?" tanyanya, bukan sebagai tuduhan, hanya pernyataan.

Hania menelan ludah, merasa sedikit tidak nyaman. "Saya tidak sengaja," ujarnya jujur. "Saya hanya berdiri di dalam, menunggu waktu yang tepat untuk keluar. Tapi… ya, saya mendengar pembicaraan kalian."

Ziyo tidak langsung menanggapi. Ia hanya menghela napas pendek, seolah tak terlalu memikirkan hal itu. "Lalu, apa kau punya komentar?" tanyanya ringan, meskipun nada suaranya mengandung tantangan samar.

Hania menggeleng. "Itu bukan urusan saya," jawabnya cepat, lalu menambahkan dengan ragu, "Hanya saja… saya tidak menyangka."

Ziyo mengangkat alis. "Tidak menyangka apa?"

Hania ragu-ragu sebelum akhirnya berkata, "Bahwa pertunangan kalian ternyata hanya bertahan karena ibunya, bukan karena cinta."

Ziyo tersenyum tipis, entah mengejek dirinya sendiri atau situasi yang baru saja terjadi. "Banyak hal di dunia ini yang bertahan bukan karena cinta."

Hania terdiam, mencerna kata-kata itu.

Saat mendengar pembicaraan Ziyo dan Clara tadi, ada perasaan aneh yang mengusik hatinya. Entah kenapa, mendengar seorang pria memutuskan pertunangan tanpa emosi, seolah itu hanyalah urusan bisnis, terasa… menyedihkan.

Tapi ia tahu, ini bukan urusannya. Jadi, alih-alih menanggapi, Hania hanya berkata, "Saya akan mengambilkan air hangat untuk Anda."

Tanpa menunggu jawaban, ia berbalik dan berjalan menuju pintu, meninggalkan Ziyo dengan pikirannya sendiri.

Ziyo mendengar langkah Hania menjauh, tapi pikirannya masih terpaku pada jawabannya barusan.

"Itu bukan urusan saya."

Jawaban yang sederhana, tapi entah kenapa terasa berbeda.

Selama ini, setiap orang di sekelilingnya selalu memiliki pendapat tentang hidupnya. Entah mereka mendukung, menghakimi, atau mencoba ikut campur. Tapi Hania? Ia hanya mendengar, lalu melanjutkan tugasnya tanpa berusaha menggali lebih dalam atau memberikan simpati yang tidak diperlukan.

Profesional. Netral. Tidak mencoba mengasihani atau menasihati.

Ziyo menyadari bahwa ini pertama kalinya sejak kecelakaan terjadi, seseorang di sekitarnya tidak memperlakukannya dengan sikap berlebihan, tidak memanjakan, tidak mengasihani, dan tidak juga menganggapnya sebagai pria yang harus dikasihani hanya karena kehilangan penglihatannya.

Ia menarik napas dalam, menyadari sesuatu yang tak biasa.

Hania menarik perhatiannya.

Bukan karena sikapnya yang manis atau perhatian berlebihan, melainkan karena ketidakpeduliannya terhadap drama hidupnya.

Dan justru karena itu, ia ingin tahu lebih banyak tentangnya.

***

Clara melangkah masuk ke dalam ruangan Bryan dengan ekspresi datar. Namun, jika diperhatikan lebih dekat, ada sesuatu yang berbeda dalam sorot matanya, seperti campuran antara kelegaan dan gengsi yang terluka.

Bryan, yang tengah duduk di balik meja kerjanya, segera mengalihkan perhatiannya dari dokumen yang sedang ia baca. "Kau sudah bertemu dengannya?" tanyanya dengan suara tenang, meskipun ada ketegangan samar dalam nada bicaranya.

Clara mengangguk pelan, lalu duduk di kursi berhadapan dengan Bryan. Ia menyilangkan tangan di dada, berusaha terlihat setenang mungkin. "Ziyo setuju memutuskan pertunangan kami," katanya tanpa basa-basi.

Bryan mengangkat alisnya, menatapnya lekat-lekat. "Benarkah?"

"Ya." Clara tersenyum tipis, meski senyum itu terasa dipaksakan. "Dia sendiri yang mengatakannya. Hubungan kami memang sudah tidak seperti dulu lagi. Jadi, tidak ada gunanya mempertahankannya."

Bryan tidak langsung merespons. Ia hanya menatap Clara, mencari celah di balik ekspresi tenangnya. Ia mengenal wanita ini, terlalu bangga untuk mengakui jika sebenarnya dialah yang ditinggalkan lebih dulu.

Namun, alih-alih mempertanyakan lebih jauh, Bryan justru tersenyum samar dan berkata, "Bagus. Itu artinya kau benar-benar bebas sekarang."

Clara mengangguk, kemudian melanjutkan, "Ziyo juga bilang dia tidak akan mengganggu perusahaan ini. Selama aku memperlakukan mamaku dengan baik, dia tak akan berbuat macam-macam."

Mata Bryan sedikit menyipit, tapi bukan karena cemas, melainkan karena menahan diri agar tidak terlalu menunjukkan kegembiraannya.

"Begitu, ya…" gumamnya pelan. Tangannya mengepal di bawah meja, berusaha menahan senyum yang hampir saja terbit di wajahnya.

Clara mungkin tidak sadar, tapi bagi Bryan, ini adalah kabar terbaik yang bisa ia dengar hari ini.

***

Hania dengan cekatan membalut lengan Ziyo yang baru saja selesai mandi. Tangannya bekerja cepat dan terampil, tidak ada gerakan yang sia-sia. Ziyo duduk santai, membiarkan perawatnya itu melakukan tugasnya tanpa banyak bicara.

Saat itulah ketukan terdengar di pintu.

Prastyo masuk dengan langkah cepat, lalu berhenti sejenak ketika melihat Hania ada di sana. Raut wajahnya menunjukkan keraguan.

Ziyo, meski tak bisa melihat, bisa merasakan perubahan atmosfer ruangan. Ia tahu Prastyo ingin melaporkan sesuatu yang penting.

“Tak perlu ragu. Katakan saja,” ucap Ziyo santai, seolah bisa membaca pikiran asistennya.

Prastyo menoleh sekilas ke arah Hania, masih ragu. “Ini soal perusahaan, Tuan.”

Ziyo mengangguk ringan. “Hania hanya melakukan tugasnya. Aku tidak keberatan.”

Entah kenapa, meskipun pembicaraan ini tergolong rahasia, ia tidak merasa perlu menyuruh Hania keluar. Ada sesuatu dalam sikap profesional wanita itu yang membuatnya percaya, atau mungkin, justru karena sikapnya yang terlalu profesional, Ziyo jadi curiga.

Prastyo akhirnya mengambil napas dan melanjutkan. “Beberapa pemegang saham mulai resah. Mereka mempertanyakan kepemimpinan Anda dan ada dorongan agar posisi itu diberikan pada Nyonya Diva.”

Ziyo terdiam, ekspresinya sulit dibaca.

“Tapi, Nyonya Diva menolak tawaran itu,” lanjut Prastyo. “Dia bilang tidak ingin mengambil alih perusahaan ini dan tetap mendukung Anda. Dia bahkan mengatakan tidak mau menambah beban Anda.”

Ziyo tersenyum tipis. “Ibu sambung yang baik, ya?” gumamnya.

...🍁💦🍁...

To be continued

1
kaylla salsabella
kabar baik ziyo
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
cinta mereka hadir perlahan tanpa paksaan. mereka saling membutuhkan. semoga mereka bisa bersama
Dwi Winarni Wina
Ziyo merasakan aman dan nyaman berada disisi hania krn hania merawat ziyo sangat tulus dan ikhlas...

Hania pergi ziyo ada yg hilang walaupun tidak bs melihat wajah hania ziyo bs merasakan ketulusan hania walaupun ada yg disembunyikan hania....
Dwi Winarni Wina
Pasti kabar baik buat ziyo smg ada donor kernel mata dan mengobati kakinya yg lumpuh....

Dalang utama adalah diva ingin mencelakai ziyo dan pura2 baik didepan ziyo bermuka dua diva ingin menguasai perusahaan.....
abimasta
semoga hania dan ziyo nantinya jadi pasangan yg berbahagia sama2 membasmi orang2 yang jahat disekitarnya
abimasta
tentunya kabar baik tuan ziyo
kaylla salsabella
egois si diva
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
apakah itu kabar baik tentang operasi ziyo?
abimasta
ambisimu tidak akan berhasil diva
Dwi Winarni Wina
Diva sangat ambisius menguasai perusahaan dan menjauhkan Zian dr ziyo agar tidak tergantung lagi....

Dasar ibu diva hanya mementingkan diri dan tidak mementingkan kebahagiaan Zian..
Diva tidak akan tinggal diam pasti akan mencelakai ziyo lagi....
naifa Al Adlin
haduh ibu yg egois,,, g mau mengerti keinginan anaknya. padahal hanya ingin dekat dengan kakaknya apa salahnya? nanti kamu akan susah sendiri diva
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ: keegoisan & ambisi diva bisa membuat dia kehilangan zian
total 1 replies
kaylla salsabella
mungkin diva sekongkol sama Brian
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
diva berniat jahat. tapi itu tak akan mudah sama sekali.
Dwi Winarni Wina
Ternyata dipura2 baik ternyata hatinya busuk berusaha mencelakai ziyo dan merebut perusahaan ziyo....
Dwi Winarni Wina
Ada yg berusaha mencelakai ziyo dan hania berusaha mencegahnya....
abimasta
waahhh benar saja diva dibalik rencana jahat ini,semoga hania tidak bisa diselidiki oleh suruhan diva
kaylla salsabella
semoga ketemu pelakunya
kaylla salsabella
nah ..nah ...ayo Hania ... semangat
kaylla salsabella
pasti si Brian itu
Dwi Winarni Wina
Hati2 dan waspada hania jgn baik2 ziyo dan ada org tidak mau melihat ziyo sembuh....

bagus hania bantu ziyo sembuh dan pulih lagi musuh msh mengincar ziyo....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!