Syakira Aurelia Devi seorang wanita yang berhubungan dengan pria beristri, tak tahu jika kekasihnya memiliki seorang istri. Membuatnya harus berurusan dengan seorang pria kejam dan dingin yang sangat menyayangi adik perempuannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TPG : bab 17
Adrian membuka matanya secara perlahan, ia melirik ke arah Syakira yang tertidur dalam dekapannya. Pria itu lalu bangun secara perlahan, ia duduk di tepi ranjang dengan mata yang sedikit melirik ke arah Syakira.
Adrian lalu bangkit dan berjalan ke arah balkon, ia duduk seraya menyalakan sebatang rokok miliknya. Ia terdiam dengan perasaan yang aneh, namun ia tertawan mengejek dirinya sendiri saat mengingat apa yang ada di pikirannya ketika Syakira bersikap acuh kepadanya.
Adrian berpikir, kenapa dia harus marah jika Syakira bersikap acuh dan kehilangan semangat hidupnya. Bukankah itu bagus, bukankah tujuannya untuk membalaskan dendam adiknya telah tercapai? Tapi entah kenapa, ada sesuatu di dalam dirinya yang tidak menyukai sikap Syakira.
Adrian mendengar handphonenya yang berdering, ia melirik nama yang tertera di layar ponselnya.
"Ada apa, Jesslyn?" Nada bicaraku Adrian nampak dingin, namun keningnya berkerut saat mendengar suara Jesslyn yang nampak gemeter seperti sedang menangis.
"Kak jemput aku.." Jelas Jesslyn.
"Kau dimana?" Jesslyn lalu mengirimkan lokasinya pada Adrian.
Adrian langsung mematikan panggilan itu, dan melihat lokasi Jesslyn yang cukup jauh. Ia mengerutkan keningnya heran, kenapa adiknya bisa berada di lokasi sejauh ini. Saat Adrian hendak pergi, ia mendengar Syakira yang seperti sedang mengerang.
Adrian mendekati Syakira, ia melihat raut wajah wanita itu nampak sedang tidak baik-baik saja. Tangan kanan Adrian menyentuh kening Syakira, "Panas.." Gumam Adrian, ia langsung menelpon dokter untuk segera datang memeriksa keadaan Syakira.
Hizam berjalan masuk ke dalam kamar Adrian, di tengah malam seperti ini. Ia sedang tidur nyenyak namun, Adrian malah menghubungi nya dan memintanya untuk segera datang.
"Ada apa, Tuan?" Tanya Hizam dengan wajah yang serius, meski kedua matanya masih mengantuk.
"Syakira sedang demam, aku akan menemaninya dulu sebelum dokter datang. Dan kau pergi ke lokasi yang aku kirimkan dan jemput adik ku." Jelas Adrian dengan wajah yang serius
Hizam menganggukkan kepalanya dengan pelan, ia lalu segera pergi dengan mobil miliknya. Tangan kanannya melihat lokasi yang di kirimkan oleh Adrian kepadanya, lokasinya cukup jauh dan yang membuat Hizam heran adalah kenapa Jesslyn berada di tempat seperti ini.
Di sepanjang jalan Hizam melihat ke sekeliling, ia melihat jalanan yang sudah sangat sepi. Matanya melihat jam tangan yang sudah menunjukkan pukul 02.00 dini hari, pria itu menggelengkan kepalanya dengan pelan saat memikirkan apa yang sedang di lakukan oleh Jesslyn di tengah malam seperti ini.
Mobil Hizam sampai di sebuah tempat yang sepi dan jauh dari perkotaan, ia melihat sosok wanita tengah duduk di taman yang kosong. Namun ia juga melihat sosok pria yang berdiri di dekatnya.
Saat menyadari ada orang yang datang, Jesslyn langsung melirik dengan senyuman senang. Namun seketika senyuman itu langsung luntur saat melihat Hizam yang datang, dan bukan Adrian.
"Dimana Kakak ku? Kenapa dia tidak datang, dan kenapa kau yang datang?" Tanya Jesslyn dengan tatapan kesal, namun nampak cemas.
Hizam hanya diam dan tidak menjawab, ia melirik ke arah Doni yang berada tak jauh dari Jesslyn.
"Tuan Adrian menyuruh ku untuk menjemputnya mu." Jawab Hizam, namun Doni langsung maju dengan tatapan marah.
"Apa maksudnya ini, kau bilang jika Adrian yang akan datang. Tapi kenapa malah asisten tak berguna nya ini?" Tanya Doni dengan tatapan marah, ia memaki Jesslyn dengan nada tinggi.
Jesslyn hanya diam dan tidak menjawab, Hizam yang menyaksikan hal itu juga hanya diam. Ia melihat Doni terus memaki-maki Jesslyn tanpa henti, meski Hizam sama sekali tidak tahu apa maksud tujuan dari Jesslyn dan Doni yang meminta Adrian untuk datang.
"Apa itu cara mu bersikap kepada seorang wanita?" Tanya Hizam dengan tatapan tajam, ia sama sekali tidak menunjukkan kelemahannya sama sekali.
Doni yang mendengar ucapan Hizam merasa tersinggung, "Beraninya kau berbicara seperti itu dengan ku, apa kau lupa dengan status mu. Kau hanya seorang pesuruh! Sementara aku adalah adik ipar dari tuan mu." Maki Doni dengan nada tinggi.
Hizam hanya tersenyum tipis, "Kau hanya adik iparnya, lalu apa urusan nya dengan ku? Aku bekerja untuk Tuan Adrian, meski kau adalah adik iparnya. Aku tidak memiliki kewajiban untuk menghormati mu seperti aku menghormati Tuan Adrian." Jelas Hizam.
Mendengar hal itu, Doni merasa di rendahkan. Ia langsung maju dan melayangkan pukulannya untuk Hizam, namun Hizam dengan mudah menghindari pukulan dari Doni dan langsung menyerang balik pria itu hingga Doni mengerang kesakitan.
Jesslyn yang melihat suaminya di pukul sampai seperti itu hanya diam dan terkejut, "Pria seperti mu tak layak di sebut sebagai seorang pria, kau hanya berani bersikap kasar kepada seorang wanita." jelas Hizam dengan tatapan dingin.
Pria itu lalu melirik ke arah Jesslyn, "Ayo Nona Jesslyn." ajak Hizam.
"Tapi suami ku.." Ucap Jesslyn.
"Aku di perintahkan untuk menjemput mu." Jelas Hizam, ia langsung menarik tangan Jesslyn dan membawanya pergi. Sementara Doni di tinggalkan sendirian.
Di dalam mobil, Jesslyn hanya diam dengan wajah yang khawatir. Hizam melirik ke arah adik dari majikannya, "Apa yang sebenarnya kau dan suami mu rencanakan?" Tanya Hizam, meski ini bukan urusannya. Namun hal yang menyangkut Adrian, juga adalah urusannya.
Jesslyn terdiam dengan wajah yang bersalah, ia hanya menundukkan kepalanya dengan perlahan dan tidak berniat untuk menjawab.