Impian Khanza sebagai guru Taman Kanak-kanak akhirnya terwujud. Diperjalanan karier nya sebagai guru TK, Khanza dipertemukan dengan Maura, muridnya yang selalu murung. Hal tersebut dikarenakan kurang nya kasih sayang dari seorang ibu sejak kecil serta ayah yang selalu sibuk dengan pekerjaan nya. Karena kehadiran Khanza, Maura semakin dekat dan selalu bergantung padanya. Hingga akhirnya Khanza merelakan masa depannya dan menikah dengan ayah Maura tanpa tahu pengkhianatan suaminya. Ditengah kesakitannya hadir seseorang dari masa lalu Khanza yang merupakan cinta pertamanya. Siapakah yang akan Khanza pilih, suaminya yang mulai mencintai nya atau masa lalu yang masih bertahta di hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cinta damayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 11
"Ini...Za!"
"Apa ini, Mas?" Khanza tidak mengerti benda yang disodorkan suaminya. Apa maksudnya pikirnya.
"Buat belanja." Jawab Darren singkat.
"Ambil aja, Za. Itu sudah jadi hak kamu kok!"
Darren sedikit tersentil dengan ucapan mommy nya.
Ny. tersenyum samar melihat putranya yang terdiam. Memang sengaja dia berkata demikian walaupun Ny. Prita cuma menebak saja.
"Bunda, ayo!" Naura sudah berdiri lalu menarik siku dalam Khanza. Tangan Khanza yang masih diudara terpaksa menerima kartu yang diberikan Darren padanya.
"Nenek boleh ikut?" Tanya Ny. Prita bercanda.
"Boleh dong, Nek. Kita habiskan uang Daddy. Haha..."
"Boleh juga ide kamu, Sayang. Kita habiskan uang Daddy kamu." Sambut Ny. Prita kemudian melirik pada putrinya. Dia lalu menggandeng cucunya dan melepaskan tangan Naura yang masih bertengger di siku Khanza. Sengaja memberi ruang untuk putra dan menantunya.
"Mas, mau ikut?" Tanya Khanza setelah menerima kartu pemberian Darren dan ditinggalkan oleh putri dan mertuanya beberapa langkah didepannya.
"Ikut.' Jawab Darren singkat. Lalu keduanya melangkah bersama di belakang Naura dan Ny. Prita. Naura bergandengan tangan dengan nenek nya itu.
Ny. Prita mampir di toko baju yang khusus menyediakan pakaian muslimah. Kening Darren mengernyit, buat mommy nya itu memasuki toko pakaian muslimah sedang dirinya tidak berpakaian tertutup alias tidak berhijab.
"Mmy, mommy mau ngapain kesini?" Karena penasaran Darren bertanya. Seketika Ny. Prita menghentikan langkahnya ketika sudah sampai didepan toko pakaian muslimah dengan brand cukup terkenal harga harga premium.
"Kenapa memang kalo mommy berbelanja disini? Ada larangan orang tidak berhijab berbelanja disini?"
Darren gelagapan. "Bukan gitu, Mmy. Darren penasaran aja."
"Udah kamu diem aja. Kalo gak suka gak usah nemenin kita-kita kesini." Usir Ny. Prita laku merangkul punggung menantunya yang semenjak tadi diam saja.
"Bunda, lihat baju-baju nya bagus ya! Pasti cantik banget kalo Bunda pake baju itu." Tunjuk Naura excited pada salah satu patung berhijab.
"Iya, sayang. Bagus bajunya." Senyum Khanza terurai. Bukan hanya di bibir Khanza berkomentar namun di dalam hati dia juga mengiyakannya. Tapi bukan masuk kantong nya pasti harga baju yang dipajang persis didepan kaca toko.
"Iya, sayang. Bunda Khanza pasti makin cantik kalo pakai baju itu. Ayo, kita cari ukuran untuk Bunda." Ny. Prita menggandeng lagi tangan cucunya lalu bertanya pada spg nya.
Khanza langsung panik begitu mendengar ucapan mertuanya. Dia langsung melangkah cepat menyusul. "Maaf, Mah. Mamah mau ngapain?"
Ny. Prita memutar tubuhnya lalu melihat Khanza, menelisik sesaat. Seperti sedang menilai baju yang sedang di pakai nya. "Kamu, pakai size apa, Za? M ya?"
"Buat apa, Mah?"
"Jadi bener pakai size M? Mba, coba carikan size M untuk model yang itu ya!" Tunjuk Ny. Prita pada yang dimaksud. "Sama sekalian ada warna apa saja."
"Yey, bunda mau di belikan baju sama Nenek! Nenek emang terbaik." Seru Naura, berjingkrak.
"Gak, usah, Mah. Baju Khanza udah banyak di lemari." Cegah Khanza. Sedikit panik karena Ny. Protes tidak menggubris larangan nya.
Darren tidak berani ikut berkomentar apalagi sampai ikut melarang dan juga mencegah mommy nya membelikan baju untuk Khanza istrinya.
"Gak papa, sesekali beli baju. Ayo! Sekalian beli baju yang untuk pesta." Ny. Prita kemudian menyusuri gantungan demi gantungan baju yang berjejer hampir memenuhi seluruh ruangan toko. Jika di telisik toko tersebut hampir menyerupai butik pakaian muslimah yang menyediakan baju yang lebih formil. "Mba, dilantai atas itu khusus apa ya?" Tanya nya kemudian.
"Oh itu Bu, dilantai atas kami mengkhususkan baju pesta sarimbit atau baju yang seragam dengan pasangan dan juga untuk anak." Jawab SPG yang juga memakai pakaian tertutup hijab formal.
Kaki Ny. Prita melangkah mengikuti SPG yang menuntun nya menuju lantai dua. Kali ini Khanza bertekad akan mencegah mertuanya untuk menuju lantai tersebut. "Maaf, Mah. Sebaiknya kita lihat-lihat yang disini saja. Bagus-bagus juga bajunya. Ya, kan, sayang?" Khanza meminta pendapat putrinya.
Naura yang di mintai pendapat nampak bingung. "Iya, bagus. Tapi nenek mungkin pengen lihat yang diatas, Bunda. Jadi biarin aja. Kebetulan Naura juga mau punya baju yang seragam sama bunda."
Khanza menghela nafas pendek. Dia terpaksa mengikuti ketiganya ( Naura, Ny. Prita dan SPG) naik ke lantai atas. Begitupun dengan Darren yang tidak berniat memprotes kali ini dengan kemauan sang mommy.
Tiba di lantai atas. Nampak sedikit pengunjung butik yang ada. Hanya ada beberapa itupun berpasangan. Nampak nya mereka memang niat mencari baju couple.
"Za...!"