Istri Pilihan Anak (Cinta Lama Belum Kelar)
"Ayah mau kemana?"
Naura heran melihat ayah nya di hari minggu memakai pakaian kantor.
Darren sibuk dengan jas yang melekat ditubuhnya yang dirasa belum rapi namun sesekali melihat jam dipergelangan tangannya.
"Ayah harus ke kantor, sayang." jawabnya akhirnya.
"Kok hari libur masuk sih, Yah?" Protes Naura.
"Hmm...sayang, mungkin Ayah banyak kerjaan." Khanza menjawab pertanyaan anaknya Naura mewakili suaminya. "Mas, tidak sarapan dulu?" tanya nya pada sang suami.
"Tidak usah. Aku sarapan dikantor saja nanti." Jawab Darren datar.
Cup!
Darren mencium dahi Naura sekilas. Sempat heran sejenak melihat sang istri sebelumnya akhirnya Khanza mengulurkan tangan hendak mencium punggung tangan suaminya.
Khanza melihat kepergian suaminya dari balik meja makan hingga badan Darren menghilang dari balik pintu depan. Tidak seperti biasa Khanza tidak menghantar kepergian suaminya hingga didepan mobil sambil membawakan tas kerja.
"Bunda!"
Seruan Naura menyadarkan Khanza dari lamunannya.
"Ya, sayang?"
"Ini kan hari libur, kok Ayah ke kantor? Biasanya Ayah selalu mengajak Naura main dirumah." Naura kembali melayangkan pertanyaan sekaligus rasa kecewanya. Terlihat sekali dari raut wajahnya.
Khanza memberi senyuman kecil untuk sang putri. "Mungkin Ayah sedang banyak kerjaan sayang. Naura main sama bunda saja ya! atau kita jalan jalan sehabis sarapan , bagaimana?
"Mau Bunda.... Kita ke mall aja ya, ke Time Zone." Seru Naura kembali semangat hingga melupakan kesedihan nya tadi.
"Siap, Princess! sekarang habiskan dulu sarapannya." Ucap Khanza sambil membelai rambut panjang Naura yang masih sedikit lembab karena habis keramas.
Naura lantas menyantap sarapan kesukaannya yakni nasi goreng sosis lengkap dengan telor mata sapi yang digoreng setengah matang dengan lahap.
"Pelan pelan sayang makannya. Bunda gak akan minta jatah Naura." Khanza memandang lembut anak sambung nya namun dengan pikiran menerawang.
"Nasi goreng Bunda memang terbaik." Ucap Naura dengan mulut penuh dengan kunyahan nasi goreng.
Khanza tersenyum haru mendengar pujian tulus anaknya.
**
"Sayang, aku ikut ya makan satu meja sama kamu."
"Sayang...aku tuh makan sambil meeting sama klien."
"Aku janji kok gak akan ganggu kamu. Janji!" Felicia mengangkat kedua jarinya ke udara tanda berjanji. "Please...!" Kembali Felicia memohon pada Darren agar mengizinkannya ikut meeting kali ini. Jujur dia penasaran dengan klien Darren kali ini yang konon sang CEO perusahaan dimana kekasihnya akan bekerja sama terkenal dengan ketampanannya. Jauh lebih tampan dari Darren, kekasihnya.
"Felicia..."tekan Darren.
Dengan wajah di tekuk, Felicia akhirnya gagal dengan niat terselubung nya itu.
"Nih!" Darren menyerahkan kartu sakti miliknya pada Felicia. "Sambil menunggu aku meeting mending kamu shooping."
Wajah Felicia seketika secerah mentari. "Uh sayang, kamu memang yang terbaik."
Cup!
Felicia mengecup pipi Darren. Tidak peduli mereka dimana saat ini.
Di restoran, diruang vvip.
"Maaf...," ucap Darren terhenti saat dirinya membuka pintu ruang vvip restoran. "Maaf saya tadi saya sempat ke toilet sebentar Tuan Toni. Hm...Tuan Lintang nya?" Tanya Darren tidak berani lebih lanjut.
"Silahkan duduk Tuan Darren." Toni mempersilahkan terlebih dahulu untuk Daren duduk ketimbang menjawab pertanyaan dari kliennya itu.
Rasa penasaran Darren masih bergelayut. Dimana pemilik FN Group tersebut pikir nya.
"Tuan Lintang kebetulan berhalangan hadir, Tuan Darren. Saya selaku asisten pribadinya mewakili beliau untuk membicarakan perjanjian yang sebelumnya kita telah sepakati. Bagaimana Tuan Darren?" tanya Toni penuh penekanan. Dirinya sebagai asisten pribadi sudah biasa mewakili atasan jika pimpinannya berhalangan hadir. Namun sepertinya di lihat dari sikap yang ditujukan oleh klien barunya itu, Toni dapat menilai jika maunya Darren agar atasan nya tersebut langsung yang menghandle jalannya pertemuan. Karena itulah sengaja Toni bertanya dengan penuh penekanan.
Dengan sedikit gelagapan Darren menjawab pertanyaan Toni. "Oh tidak apa Tuan Toni, saya rasa Tuan Lintang sudah memberi amanat serta mempercayakannya kepada anda."
Dasar manusia sombong batin Toni.
***
"Bunda, ayo cepat!" Seru Naura tidak sabar begitu mereka sudah sampai di lobby salah satu mall terbesar di pusat kota.
Dengan langkah sedikit lebar karena Khanza mengimbangi jalannya Naura yang sedikit berlari. "Sabar, sayang. Kita naik dulu ke lantai atas."
"Naik lift aja Bunda. Kalo naik eskalator nanti lama sampai nya." Dengan tidak sabaran, Naura menuntun Khanza dimana pintu lift berada.
Khanza geleng-geleng kepala mengikuti langkah putri yang sudah dia anggap layaknya anak sendiri itu.
Masuk pintu lift hanya ada mereka berdua, namun begitu tiap lantai di lewati satu persatu pengunjung mall yang hendak memakai fasilitas lift mulai masuk ke dalamnya.
Naura terus berceloteh didalam karena tak sabar ingin segera ke pusat permainan. "Bunda lama sih sampai nya?" Tanya Naura dengan tidak sabar.
Khanza tersenyum mendengar pertanyaan Naura. Dengan lembut dia menjawab, "sebentar lagu sayang, tuh baru lantai 5, satu lantai ya!"
Orang-orang didalam lift tampak cuek dengan celotehan Naura namun ada pula yang memperhatikan interaksi antara Khanza dan Naura. Khanza dengan lembut dan sabar selalu menjawab tiap tiap pertanyaan yang dilontarkan anaknya. Hingga kembali lift berbunyi tanda ada seseorang dari luar hendak masuk kedalam lift juga. Khanza sempat melirik seseorang yang masuk tersebut namun kembali dia berfokus dengan celotehan Naura.
"Sayang kamu udah selesai meetingnya?"
["............."]
"Jadi Mas Darren tidak ketemu dengan pemilik FN Group?"
Deg!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
🌷💚SITI.R💚🌷
perselingkuhan itu penyakit memang
2024-10-15
0
Wy Ky
k
2024-09-04
1