NovelToon NovelToon
Terjebak Pesona Paman Mantan Suamiku

Terjebak Pesona Paman Mantan Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Mengubah Takdir
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Sunny Eclaire

"Dia membuang sebuah berlian, tapi mendapatkan kembali sesuatu yang kurang berharga. Aku yakin dia akan menyesali setiap keputusannya di masa depan, Illana."—Lucas Mathius Griggori.

Setelah cinta pertamanya kembali, Mark mengakhiri pernikahannya dengan Illana, wanita itu hampir terkejut, tapi menyadari bagaimana Mark pernah sangat mengejar kehadiran Deborah, membuat Illana berusaha mengerti meski sakit hati.

Saat Illana mencoba kuat dan berdiri, pesona pria matang justru memancing perhatiannya, membuat Illana menyeringai karena Lucas Mathius Griggori merupakan paman Mark-mantan suaminya, sementara banyak ide gila di kepala yang membuat Illana semakin menginginkan pria matang bernama Lucas tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunny Eclaire, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. Sedikit tentang Lucas.

"Cara Nona Illana bermain golf sangat bagus, aku senang mengimbangi permainan. Aku berharap kita bisa bermain golf lagi suatu saat jika ada kesempatan." Thomas Fault beranjak bersama Lucas dan Illana, mereka mengakhiri pertemuan setelah hampir dua jam berada di tempat ini.

"Tentu saja, Anda bisa mengundangku kapan pun. Terima kasih karena telah memberi kesempatan untuk bertemu, Tuan Thomas." Mereka bersalaman.

"Ah ya. Untuk detail kerjasama yang kamu katakan, tolong kirim saja melalui surel pada hari Senin. Aku pasti akan segera memeriksa dan mengurusnya."

"Baik, aku akan mengatakannya kepada sekretarisku."

Tiba-tiba tangan Thomas Fault berniat menyentuh bahu Illana, tapi tatapan dingin Lucas berhasil menggagalkan keinginan pria itu.

"Ayo pulang, Illana," ajak Lucas, ia sudah cukup muak bertahan terlalu lama di tempat ini, ada beberapa wanita caddy golf menggodanya saat Lucas duduk menyendiri seraya menyesap rokok, pria itu tak ikut bermain, ia hanya mengawasi pergerakan Thomas dan Illana dari kejauhan.

Jika bukan karena membantu Illana, ia enggan bersinggungan lebih banyak dengan Thomas Fault.

"Eum, baiklah. Kami harus pulang sekarang, sekali lagi terima kasih untuk waktu yang menyenangkan pada akhir pekan ini, Tuan Thomas. Sampai jumpa."

"Sampai jumpa."

***

"Paman, kamu terus diam selama berada di tempat golf. Apa kamu merasa tidak nyaman?"

"Ya. Terima kasih karena berhasil membaca bahasa tubuhku."

Illana mendengkus, mendengar jawaban itu membuatnya merasa bersalah. "Maaf karena membantuku—membuatmu seperti ini. Lain waktu tolong katakan saja jika kamu merasa tidak nyaman."

"Jika aku mengatakannya? Apa yang akan kamu lakukan? Bergegas pulang, huh?"

"Aku—"

"Bukan masalah besar, Illana. Lagipula ini tidak gratis, aku akan meminta upah darimu."

"Seberapa besar?"

"Aku akan mengatakannya jika kerjasama antara kalian sudah berhasil."

"Baiklah. Kamu bisa mengatakannya pada saat itu, aku harus berterimakasih sebanyak mungkin kepadamu."

Ponsel Lucas berdering, tapi ia hanya menatap benda itu tanpa berniat menjawab telepon, dan hal tersebut terus berulang hingga mencuri perhatian perempuan di sampingnya.

"Mengapa mengabaikan telepon?"

"Aku tidak memiliki sesuatu untuk dikatakan. Aku belum berniat berkunjung ke sana, hatiku takkan goyah."

"Maksudmu? Berkunjung ke mana?"

Lucas tak segera menjawab, ia membuka sekaleng bir yang sempat mereka beli dari sebuah minimarket saat meninggalkan tempat golf. Benda itu tergeletak di sampingnya.

"Rumah Griggori."

"Ah. Keluargamu."

"Tidak. Mereka bukan keluargaku. Bagaimana bisa disebut keluarga, tapi ketika adiknya dipenjara—justru tak seorang pun datang menjenguk, huh? Seolah, aku memang tidak pernah ada di antara orang-orang itu. Aku bisa mengerti bahwa ibu dilarang pergi, aku juga tidak ingin melihat penyakitnya kambuh, tapi bagaimana dengan orang lain?"

Illana bergeming, mendengar perkataan Lucas pada situasi yang terjadi saat itu—membuat Illana mengenang masa lalu. Jika dipikirkan baik-baik, pengakuan Lucas bukanlah sebuah kebohongan, Illana sempat bertanya-tanya saat itu—mengapa antara Mark maupun ayah mertuanya justru bersikap biasa saja ketika mengetahui Lucas masuk penjara.

Tak sekalipun keduanya pergi berkunjung, tapi Illana tak mengizinkan pemikiran liar di kepalanya berkembang, sehingga dia mengabaikan semua itu. Siapa sangka jika hari ini pengakuan tersebut ia dengar dari bibir Lucas.

"Mereka pasti malu terhadapku, bukan? Bahkan di antara keempat saudaraku, hanya aku yany belum menikah, karena apa? Masa depanku tidak seterang orang lain. Aku telanjur masuk pada kerumitan hidup yang seperti ini, aku yakin tak ada seorang pun wanita bersedia menikah denganku jika mereka tahu latar belakang pekerjaan serta masa lalu yang kelam. Sementara aku tak bisa meninggalkan dunia gelap itu karena telah menjadi bagian yang melekat selamanya."

Illana masih bergeming, ia sekadar mendengarkan setiap kalimat seraya menatap Lucas dari samping. Terlihat tak ada kecemasan atau raut kesedihan pada wajah pria itu. Illana memang tidak mengenal Lucas dengan baik, mereka baru bersinggungan lebih banyak akhir-akhir ini.

"Mengapa. Kamu." Illana menarik napas panjang, ia sampai terbata-bata ketika berbicara. "Mengapa kamu memasang ekspresi seperti itu?"

Lucas menoleh, ia tersenyum. "Bukan apa-apa, aku tidak senang mendramatisasi ceritaku, cukup kamu mendengarnya agar mengerti bahwa keluargaku sangat rumit." Ia meneguk lagi birnya. "Aku takkan bercerita lagi."

Sekitar setengah jam melewati perjalanan, kendaraan tersebut berhasil memasuki basement tempat tinggal Illana, mereka keluar bersama.

"Terima kasih telah mengantarku pulang, Paman Lucas."

"Ya, kamu bisa segera beristirahat pada akhir pekan."

"Aku pasti akan menghubungimu jika telah mendapat kesepakatan terbaik."

"Tentu. Aku akan menagih hak yang harus aku dapatkan dari bantuan ini."

Illana mengangguk, lantas melambaikan tangan sebelum berjalan menghampiri lift di sana. Lucas berdiam di samping mobilnya seraya memperhatikan wanita itu memasuki lift dan menghilang.

"Ini aneh, aku bahkan tak bisa memasang ekspresi melankolis di depan wanita itu, apa karena terlalu sering bersikap kasar terhadap orang lain, sehingga otot-otot di wajahku begitu kaku untuk sekadar terlihat menyedihkan?" Ia berdecak seraya mengusap tengkuknya, tatto matahari sangat cocok menempel di sana.

Ia kembali duduk di jok mobil dan menerima telepon, tapi bukan dari Naomi atau anggota keluarga Griggori lainnya.

Ini Beny.

"Aku segera kembali ke sana, apa terjadi sesuatu yang buruk, hm? Jika tidak, biarkan aku mengemudi dengan tenang, aku sudah lelah bersinggungan selama dua jam dengan Thomas Fault. Tunggu saja aku kembali."

Ia melempar ponsel pada jok kosong tempat Illana sebelumnya duduk, lalu menyadari benda lain tergeletak di sana.

"Apa ini?"

Sebuah anting perak berbentuk bunga. "Benda ini milik Illana?"

Ia segera keluar, berniat mengembalikan benda itu, tapi tiba-tiba sesuatu mengubah keinginannya.

"Tidak. Hanya sebuah anting, bukan masalah jika wanita itu sedikit kesal saat berusaha mencarinya, aku bisa mengembalikan benda ini kapan saja?"

Illana sudah pasti kebingungan, tapi membayangkan bagaimana wanita itu repot mencari barang miliknya—membuat Lucas tersenyum geli. Hal sederhana saja membuatnya merasa senang.

Sementara di dalam unit apartemen, Illana telah berganti pakaian, ia baru menyadari perbedaan dari sepasang telinganya ketika bercermin.

"Apa ini? Anting-antingku hilang satu, huh?" Ia melepas yang tersisa. "Sangat tidak sinkron, sebanyak apa anting yang hilang setelah menempel di telingaku. Haruskah memasang lem tikus agar bertahan di sana? Ini menyebalkan."

Ternyata sudah terbiasa, bukan hanya hari ini Illana kehilangan anting. Ketika orang lain berpikir Illana sangat kerepotan mencari, pemiliknya justru mengabaikan dan bersikap biasa saja.

"Aku masih bisa membelinya lagi setelah ini, untuk apa menangisi barang yang hilang? Majalah fashion edisi minggu lalu belum dibuka, ada banyak rekomendasi perhiasan terbaru menanti di sana. Jadi, tenanglah Illana, sebuah anting takkan memperkeruh kehidupanmu."

Ia memasukan satu antingnya pada sebuah laci berisi banyak perhiasan lain. Illana memiliki ruangan tersendiri untuk memilih perhiasan, jam tangan, sepatu, tas, hingga outfit yang sesuai digunakan untuk bekerja atau menghadiri acara-acara penting.

***

1
D_wiwied
gercep sekali paman satu ini, takut illana berubah pikiran ya /Joyful/
D_wiwied: nah itu, suka2 authornya sih
Sunny Eclaire: mumpung author belum berubah pikiran kak /Facepalm//Proud//Joyful/
total 2 replies
D_wiwied
ga usah cemburu mark, salahmu sendiri yg melepas illana demi masa lalumu
Belinda Dayes
Duh, thor. Update dong, gak bisa tidur nih gara-gara penasaran 🙄
Niki Fujoshi
Pengalaman yang luar biasa! 🌟
ADZAL ZIAH
lanjut kak... dukung juga novel ku ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!