Pelakor Itu Adik Ipar Ku. ( Ipar Adalah Maut Bagi Rumah Tangga Ku ).

Setelah kepergian Glen, Alexsa meremat kuat tanganya. Dan tersenyum miring, selayaknya seseorang yang sedang merencanakan sesuatu.

"Lihat saja Glen, aku pastikan kau akan menjadi milik ku selamanya!" ungkap Alexsa. Dengan senyuman jahatnya.

Sementara di kediaman Ronal, di mana pria muda itu sedang terbaring lemah di atas ranjang miliknya, yang di temani sang kaka ipar cantik, dan baik hatinya.

"Sebaiknya aku menghubungi Glen saja, agar tidak mencari keberadaan ku saat ini!" jelas Azhara.

"Ka, jangan bilang sama ka Glen jika aku sedang sakit! Aku tidak ingin dia khawatir dengan keadaan ku saat ini, apa lagi ka Glen sedang menangani proyek besar yang akan di menangkan nya minggu depan. Jadi aku tidak ingin dia sampai gagal dalam memenangkan proyek itu!!. Jelanya lagi. Sembari menatap sendu ke arah wanita yang usianya sedikit di atasnya.

"Baiklah!" ucapnya. Dan langsung mencari kontak nomor suaminya itu.

Tringgggg,,,,, tringgggg,,,,, suara dering ponsel seorang pria tampan, yang barusaja keluar dari dalam perusahaan yang di pimpinya.

Akhhhhh,,, "Apa, dia lagi!" kesal nya. Dan meraih ponsel miliknya dari saku celana kantornya.

"Azhara?" heranya. Dan langsung menerima panggilan dari wanita yang sangat di cintainya itu, apa lagi dirinya yang sedang dalam ke adaan buruk. Jadi Glen merasa sangat beruntung karena sang istri tau perasaan nya yang sedang membutuhkan dirinya.

"Halo sayang!" ucap nya.

"Sayang, maaf kan aku. Karena, aku tidak bisa kembali ke rumah kita, aku ada urusan mendadak. Jadi, jangan khawatirkan aku ya, aku akan baik-baik saja!" jelasnya dan langsung memutuskan panggilan secara sepihak.

"Halo, halo sayang!" akh,,, ada apa sih dengan nya? Heran Glen. Yang merasa perubahan sang istri yang biasanya, Azhara akan selalu menunggu persetujuan darinya terlebih dahulu untuk menginap ataupun terlambat pulang."

"Urusan mendadak apa?" batin heran nya Glen.

"Ka, ada apa? Kenapa kaka diam?" tanya Alexsa. Yang sudah keluar dari dalam perusahaan, dan langsung mengejar kaka ipar tampan nya itu.

Glen yang masih hanyut dalam fikirannya pun tidak menghiraukan kehadiran wanita itu.

"Ada apa dengan nya? Apa, Azhara membuat masalah, sampai ka Glen terlihat murung?". batin Alexsa. Yang melihat kaka iparnya itu tidak menghiraukan kehadiran nya sama sekali.

"Ka, ada apa dengan mu?" tanya Alexsa. Dengan menyentuh pundak pria tampan itu, agar Glen sadar dari lamunan nya.

"Ah, tidak ada! Mengapa kau ada di sini?" tanya heran Glen.

"Aku ingin pulang bersama kaka, karena aku tidak membawa mobilku!" jelasnya. Dengan tatapan harap.

"Masuklah, aku lagi malas berdebat!" ucap dingin Glen. Dan langsung masuk ke dalam mobil pribadi miliknya, yang di susul Alexsa yang sudah masuk ke kursi sebelah kemudi.

Tampa basa-basi lagi, Glen melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, tampa memperdulikan mobil yang lalu-lalang di sekitarnya saat ini.

Azhara yang sudah memutuskan panggilan secara sepihak, langsung keluar dari dalam kamar sang adik iparnya itu. Dan berjalan menuruni anak tangga yang menuju lantai bawah.

"Selamat sore nona muda!" sapa bibi Surti. saat melihat nona mudanya sedang berjalan ke arah dapur utama yang ada di kediaman tuan mudanya itu.

"Selamat sore juga bi!" jawab Azhara. Sembari tersenyum manis ke arah wanita paruhbaya itu.

"Nona, mau bibi buatkan menu makan malam apa?" tanya bibi Surti.

"Aku, hanya ingin memasak menu makan malam untuk Ronal bi! Apa lagi Ronal tidak bisa memakan masakan yang mengandung lemak, seperti santan, daging-dagingan. Jadi aku akan membuat masakan yang tidak memakai cabai, minyak goreng, santan, dan daging!" jelanya lagi.

"Mau bibi bantu non?" tanya bibi Surti.

"Tidak perlu bi, biar aku saja! Sebaiknya, bibi istirahat saja, jika aku membutuhkan bantuan bibi aku akan memanggil bibi secepatnya." ucap Azhara. Sembari memetik sayuran segar yang baru saja di beli bibi Surti dari swalayan terdekat.

"Kalau begitu bibi permisi dulu non!" ucapnya. setelah mendapatkan anggukan kecil dari Azhara, bibi Surti pun langsung melenggang pergi meninggalkan kawasan dapur utama.

☆☆☆☆☆

"Pah, mama kangen deh dengan anak kita!" jelas wanita parubaya. Yang usianya saat ini telah memasuki kepala 6, namun wajahnya, dan tubuhnya yang selalu terawat membuat tubuh ataupun wajah nya tidak terlihat jika wanita itu sudah memasuki usia kepala 6.

"Papah juga mah, tapi mau gimana lagi, sudah jadi keputusan nya untuk melanjutkan S3 nya di luar negri! Mama yang sabar ya, beberapa bulan lagi Leon akan balik ko ke rumah kita. Dan kita akan kumpul bersama-sama lagi, seperti sebelum nya." jelas pria parubaya itu. Yang melihat expresi sedih sang istri.

"Iya pah. Tapi waktu tidak terasa sudah berlalu begitu cepat, perasaan Leon baru saja melanjutkan pendidikan nya, kini beberapa bulan lagi akan wisuda dan mendapat gelar Dr ( Doktor In Managemen ) mama bangga banget sama Leon pah." jelas wanita parubaya itu, dengan senyuman yang memancar di wajah cantiknya.

"Papah juga bangga mah, apa lagi dia anak satu-satunya kita! Papah" akan lakuin apa saja, asal kan Leon bisa bahagia!". Jelas tuan Narendra William.

"Pah, apa Leon sifatnya akan sama seperti dulu ya? Yang selalu manja sama mama, mama kangen Leon yang dulu pah. Saat dia masih kecil, yang selalu mengadu sama mama ataupun sama papah, jika terjadi sesuatu dengan nya." Naura pun menangis dalam pelukan suaminya, kala mengingat perubahan anak tunggalnya itu.

"Mah, sudah lah! Tidak perlu di pikirkan, apa lagi Leon sudah dewasa mah. Dia tidak ingin mengingat masalalu nya kembali!. Jelas Narendra. Dan membalas pelukan sang istri di dalam dekapan nya.

"Maafkan papah mah, jika dulu itu tidak terjadi mungkin anak kita tidak sedingin sekarang!" batin Narendra. Yang mengingat kejadian beberapa tahun silam, di mana Leon yang periang, ceria, semangat, manja, dan selalu ada untuk orang tuanya. Kini semuanya sudah berubah total, semenjak kejadian itu.

"Sudah, sebaiknya kita istirahat mah! Agar, besok kita bisa pergi ke butik. Mamah, mau kan penampilan mama saat Leon wisuda itu menarik dan memancarkan aura istri dari Narendra William." gombal Narendra. Yang sangat suka sekali memuji wanita itu, Narendra yang sangat menyukai senyuman istrinya itu akan selalu mencari cara untuk melihat senyuman yang terukir di bibir manis istrinya.

"Papah ada-ada saja, kan mamah jadi malu!" ucap Naura. Sembari memukul lengan suaminya.

Narendra yang mendapat pukulan kecil dari sang istri pun langsung tertawa, karena tingkah lucu istrinya itu. Apa lagi sudah sangat jarang pria itu melihat senyuman lebar sang istri, apa lagi semenjak Leon putra tunggal mereka lebih memilih kuliah di luar negri, jadi kedua orang tuanya pun ikut serta pindah ke luar negri, namun jauh dari kampus anak nya itu.