Menikah karena perjodohan orang tua, tidak menghalangi cinta antara Farrel dan Anastasya. Namun, hubungan yang tadinya sudah indah harus hancur berkeping-keping karena pemuda itu lebih mementingkan sahabat, daripada Tasya istrinya sendiri. Sehingga tidak tahu bahwa istrinya mengidap penyakit mematikan. Segalanya terbongkar setelah Tasya mengalami kecelakaan bermotor yang hampir menghilangkan nyawa gadis itu. Hal itu pula membuat Tasya koma hingga bertahun-tahun lamanya.
Bagaimanakah kisah rumah tangga pasangan remaja tersebut? Akan kah Farrel dan orang tua Anastasya menyesal sudah mementingkan hal lain daripada gadis malang tersebut? Jangan lupa tinggalkan jejak biar Mak Autor semagat nulisnya ya🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zaenab Usman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Demam.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁
...HAPPY READING......
.
.
Ketika jam 9:45 menit. Semuanya bubar dengan kendaraannya masing-masing, begitu pula Farrel yang pergi bersama Renata. Dia harus mengantarkan gadis itu lebih dulu. Setelahnya barulah dia pulang ke rumahnya sendiri. Namun, lagi-lagi Farrel kaget melihat mobil Tasya tidak ada di garasi rumah. Tanpa berpikir panjang pemuda tersebut langsung pergi menyusul ke Club malam. Dia sangat yakin bahwa istrinya ada di sana. Tapi begitu dicari-cari Farrel tidak menemukan sosok sang istri.
"Sya, Elo pergi kemana lagi?"
Batin Farrel karena tempat yang dia kira ada, malah tidak ada sosok yang saat ini duduk sendirian di sisi pantai. Kebetulan malam ini cuacanya begitu indah, tidak sama seperti hati Anastasya yang telah hancur berkeping-keping.
Sejak tadi Tasya begitu betah duduk sendirian tanpa ada rasa takut. Padahal dia berada di tempat sepi. Gadis itu menatap ombak yang datang dan pergi silih berganti. Sesekali Tasya berteriak kencang untuk meluapkan rasa emosi bercampur kecewanya.
Saat jam 12 : 4 tengah malam. Anastasya baru meninggalkan pantai. Itupun karena polisi yang kebetulan melintas tempat tersebut menyuruhnya untuk pulang. Jika tidak, mungkin dia akan tidur di pantai. Semua semangatnya telah sirna dalam sekejap mata.
"Sudah larut malam ternyata." ucapnya tersenyum kecil. Lalu sambil mengendarai mobilnya, Tasya melihat layar ponselnya menyala. Tertera nama orang yang menelepon yaitu Farrel. Tapi Tasya abaikan begitu saja. Lalu dia mengecek siapa saja yang sudah menghubunginya. Ada Farrel, orang tuanya, Rista dan kedua saudari kembarnya yang berada di luar negeri.
"Kenapa mereka menelepon gue? Tumben banget." berkata acuh dan tidak berniat untuk menelepon balik. Malam ini Tasya lagi malas untuk berbicara dengan siapapun.
Hampir 20 menit. Mobilnya sudah memasuki kawasan perumahan GoldenEye. Dia terkejut saat melihat ada beberapa mobil di depan rumahnya. Salah satu mobil tersebut adalah milik orang tuanya. Seakan tidak ada salah sudah membuat semua orang khawatir, dia turun dari mobilnya. Namun, belum berkata sepatah katapun pipinya sudah mendapatkan tamparan yang sangat keras. Saking kerasnya tamparan tersebut membuat tubuh gadis itu langsung tersungkur di halaman rumahnya dan Farrel
Kali ini bukan hanya air matanya yang keluar, tapi juga darah segar. Bibir Tasya pecah akibat tamparan dari Tuan Erwin Herdiana papanya.
"Papa, sudah! Tolong jangan pukul putri kita," seru Nyonya Lela berteriak sambil berlari memeluk tubuh Tasya yang terasa dingin karena duduk di pinggir pantai selama berjam-jam lamanya. Akan tetapi gadis itu langsung mendorong tangan mamanya menjauh.
"Sayang, pipimu be---"
"Ini hanya luka kecil, Ma," sela Tasya berusaha berdiri sendiri. Dia bukan hanya tidak mau dipeluk oleh mamanya. Tapi Tasya juga menepis kasar tangan Farrel. Dengan rasa sakit berkali-kali lipat, dia berjalan mendekati Tuan Erwin sang ayah dan berkata.
"Tampar lagi, Pa! Tampar lagi jika itu membuat papa merasa lega. Kalian pasti menyesal kan sudah memiliki putri sepertiku. Tidak seperti kedua anak kembar kalian yang selalu membanggakan orang tuanya," ucap Tasya sudah tidak tahan memendam semuanya sendiri. Dia tidak peduli jika di sana ada Edo, Kiki dan juga Rista, sahabatnya. Mereka semua ikut mencari Tasya karena Farrel meminta bantuan mencari keberadaan istrinya.
"Apakah kau tidak bisa sehari saja tidak membuat masalah? Kenapa kau selalu membuat orang di sekeliling mu kesusahan? Papa membiayai mu bukan untuk seperti ini, Anastasya. Kau selalu salah paham pada apa yang orang tuamu lakukan," ucap Tuan Erwin yang tentunya sangat menyesal sudah menyakiti putrinya sendiri. Namun, beliau sudah tidak bisa lagi menahan emosinya.
"Aku tidak butuh uang saja, Pa. Tapi aku butuh kalian. Aku butuh perhatian kalian. Aku butu... " belum selesai menjawab perkataan papanya. Tubuh Tasya langsung ambruk tidak sadarkan diri. Untung saja Farrel dengan sigap menangkap tubuh istrinya. Hal tersebut tentu membuat semua orang panik.
"Sya, Elo kenapa? Ayo bangunlah!" seru Farrel menepuk pelan pipi istrinya.
"Dia demam, Nak. Suhu tubuhnya sangat panas," ucap Nyonya Lela sambil menangis khawatir. Tadi wanita itu menelepon Tasya tapi tidak diangkat-angkat. Lalu beliau menelepon Farrel untuk mengetahui keadaan sang putri. Namun, dia kaget saat menantunya mengatakan Tasya tidak ada di rumah dan entah pergi kemana. Sehingga Nyonya Lela mengajak Tuan Erwin ikut mencari putri mereka.
Hal yang membuat Tuan Erwin marah adalah setelah anak buahnya memberi kabar bahwa ada polisi yang menemukan gadis berusia muda duduk di pantai sendirian. Jadi Tasya seperti sengaja membuat semua orang khawatir padanya.
... BERSAMBUNG... ...
kapan mau update lagi selalu aq tunggu😊