Queena remaja berusia 18 tahun yang masih duduk di bangku SMA, Ia di buang oleh keluarga nya karna dianggap membawa sial setelah kematian kedua orang tuanya....Namun tiba tiba setelah 11 tahun di telantarkan, tiba tiba keluarga nya memaksa dia menikah karna alasan wasiat dari alm.Orang tua nya....
Vincent pria dewasa berusia 26 tahun, yang memiliki trauma pada kegelapan, tapi dia juga tak bisa tidur nyenyak dengan lampu terang. dia hanya bisa mengandalkan obat tidur setiap hari
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Surga Dunia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16
"Aku pikir pekerjaan ini sangat mudah, ternyata.......hufttttt melelahkan" kata queena bersandar pada dinding.
"Jika tak kuat, keluar saja" kata Vincent dingin. Ia berjalan melewati queena.
"Bukan kaya gtu om!" queena berlari kecil mengejar vincent, ia pun seketika terdiam di tempat saat Vincent berhenti dan membalikan badan nya.
"Emmmm, maaf tuan.. Maksud saya bukan seperti itu" kata queena langsung menundukan kepala nya.
Vincent diam diam menyungging kan senyum, entah kenapa ia merasa bangga pada dirinya sendiri telah menaklukan gadis menyebalkan itu.
"Buat kan aku lemon tea hangat, bawa kan ke kamar ku" kata Vincent langsung membalikkan badan dan kembali berjalan.
"Katanya tugasku cuman membersihkan toilet, tapi dia banyak mau nya!" gumam queena yang terdengar samar di telinga Vincent.
Vincent tak menghirau kan nya, ia tetap berjalan menaiki anak tangga menuju kamar nya.
Queena membuat lemon tea pesanan tuan baru nya itu, ia pun berpapasan dengan salah satu pelayan yang akan pulang karna tugas membersihkan rumah nya sudah selesai.
"Baru sehari disini, sudah berani membuat minuman untuk diri sendiri" sindir pelayan itu melihat queena dari atas kepala hingga ujung kaki
"Jangan asal bicara! Aku membuatnya untuk tuan vi" ucap queena menahan emosi, ia tak suka di tuduh seperti itu.
"Tuan Vi? Hahaha apa kau bercanda? Dia tak suka di buatkan makanan atau minuman oleh pelayan apalagi orang asing seperti mu!" kata pelayan wanita.
"Terserah! jika kau tidak percaya, tak apa. Aku akan mengantarkan ini ke dalam kamar nya, sesuai perintah tuan Vi!"
"Lihat dirimu! Apa kau berhalusinasi?! Kita di larang keras memasuki kamar tuan Vi, tapi....coba saja, kau akan segera tahu" kata wanita itu dengan sombong.
"Minggir!" kata queena seraya sedikit menyenggol bahu wanita itu
"Dasar bocah rese! Gak ada sopan santun sama sekali.....Sok cantik, liat aja, dia akan segera dipecat dari sini" gumam wanita itu.
Wanita itu terus mengikuti queena diam diam, ia memperhatikan queena dan menantikan Vincent mengusir nya dengan kasar.
*TOK TOK TOK
Queena mengetuk pintu Vincent, lalu ada suara dari dalam sana memerintahkan queena masuk ke dalam.
"Ini lemon tea anda tuan" kata queena meletakkan di meja tepat dihadapan Vincent yang sedang fokus pada laptop nya.
"Terimakasih, kau boleh keluar"
Queena pun mengangguk dan bersiap akan keluar, namun tiba tiba Vincent menghentikan nya.
"Apa kakak mu tahu, kamu bekerja disini? bukan kah kamu masih duduk di bangku sekolah?" tanya Vincent yang masih memegang lengan queena.
"Kak flora nggak tau, tolong rahasia in ini ya om" kata queena seraya melepaskan tangan Vincent dari tangan nya.
"Ehhh, tolong rahasiakan ini dari kakak saya" kata queena mengulangi perkataan nya.
"Ada satu syarat" kata Vincent menyilang kan kedua tangan nya di dada.
"Aku ingin kamu memasak makanan untuk ku, dan kau harus memastikan makanan itu aman untuk ku dengan cara kau juga ikut memakan nya, aku akan menambah gajihmu 2x lipat bagaimana?"
"Wahhh dia tak hanya akan merahasiakan ini, tapi dia akan menambah gajih ku? Bagaimana mungkin aku melewatkan kesempatan emas ini" batin queena
"Baik tuan" kata queena tersenyum manis
"Satu lagii, kamu tidak perlu memanggilku seperti itu. Berbicaralah santai seperti biasa yang kamu lakukan padaku" kata vincent.
"Makasih om baik" kata queena yang tiba tiba memeluk vincent karna merasa senang, tak hanya menambah gajih, tapi Vincent juga membuat nya nyaman dan tak ada tekanan.
"oh, maaf om" queena baru sadar saat sudah 1 menit ia memeluk Vincent.
"Kenapa rasanya sangat nyaman" batin Vincent.
Jantung nya berdegup dengan kencang, wajah nya memerah, tubuh nya mendadak kaku. Entah kenapa Vincent merasa seperti itu ketika queena memeluk nya. Tak seperti biasa, Vincent akan mengamuk jika ada wanita yang memeluk nya sembarangan.
"Aku mau nyiapin makan malam dulu ya om" kata queena berpamitan dan langsung bergegas keluar dari kamar Vincent, ia juga merasa malu karna tiba tiba memeluk pria untuk pertama kali nya.
Saat queena keluar dari kamar Vincent, wanita itu masih mengawasi nya di dekat tangga. Wanita itu terkejut kenapa queena keluar hanya dengan nampan kosong, wanita itu berharap queena keluar dengan membawa nampan berisi gelas yang pecah karna Vincent mengamuk, namun kenyataan nya berbeda. Wanita itu kesal, dan langsung menghampiri queena.
"Apa yang kau lakukan padanya! Kau berusaha merebut hati tuan Vi?!"
"Pulang lah, jam kerja mu sudah habis. untuk apa masih disini? Butuh uang lemburan?" kata queena dengan tenang, ia berusaha sebisa mungkin menahan amarah nya.
"Jangan lupa! Kau ini masih bocah! Kau mau berusaha mencari perhatian tuan Vi?! Jangan mimpi!" kata wanita itu dengan nada tegas nya.
"Apa kau cemburu? Kita lihat Kedepan nya, tuan Vi akan tergila gila padaku" kata queena semakin membuat wanita itu cemburu.
*PLAKKKKKK
"Rasakan!" kata wanita itu menampar queena.
*PLAKKKKKK
Queena tak mau kalah, ia menampar nya bukan dengan tangan nya Melain kan dengan nampan yang di bawa nya tadi.
Wanita itu tersungkur ke lantai, ia memegangi pipinya yang kian terasa memanas.
"Aku akan mengadu pada tuan Vi! Dia tak suka ada kekerasan dirumah nya!"
"Pergilah, bilang pada tuan mu itu" kata queena dengan tatapan mengejek, lalu ia pergi ke dapur dan mulai memasak untuk makan malam.
Wanita itu jengkel, namun ia juga tak bisa mengadu pada Vincent, sejujurnya Vincent tak pernah peduli apa yang terjadi di rumah nya, jika itu tidak mengusik nya, Vincent tak akan ikut campur.
"Ini tidak bisa di biarkan! Jika terus seperti ini, dia akan merebut Vincent dari ku" batin wanita itu.
Wanita itu pun memutus kan untuk pulang, ia akan menyiapkan rencana agar queena segera keluar dari sana.
Queena bersenandung menikmati pekerjaan nya itu, masakan nya hampir selesai. Ia juga mulai menyiapkan minum untuk Vincent.
Tak lama kemudian, queena pun berjalan menuju kamar Vincent untuk memberitahu nya bahwa makanan sudah siap.
Vincent pun menyuruh queena turun lebih dulu dan menunggu nya di meja makan. Vincent membawa alat deteksi racun nya karna trauma masa kecil yang membuat nya tak bisa mempercayai siapapun selain Willy.
Vincent sangat tersiksa, ia belajar masak setelah kematian orang tua nya, Bahkan dulu ia tak berani memakan makanan dari luar selain roti fav nya.
Willy selalu mengajari nya masak, ia juga selalu berada di samping Vincent, Willy lah yang membuat Vincent bangkit, tak heran Marvin membenci Willy dan menyebut nya 'sok menjadi pahlawan'