NovelToon NovelToon
Dari Cinta Ke Obsessi

Dari Cinta Ke Obsessi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: BadBaby_grils

Mengkisahkan seorang pria dewasa yang menyukai seorang gadis muda yang masih berumur 20 tahun. Jatuh cinta pada pandangan pertama saat sang pria tidak sengaja melihat aksi peduli sang perempuan yang menolong seorang nenek dari tabrak lari di sebuah jalan yang cukup ramai.
PENASARAN KELANJUTANYA ... YUK LANJUT BACA KISAHNYA !!!!!
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK YA_^

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BadBaby_grils, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 11: Follow

Mereka baru saja pulang dari kantor, dan Eun Hye lagi-lagi harus berada di kamar ini sambil menatap foto wajahnya di dinding. Dia baru sadar foto di kamar Jimmy sangatlah banyak sampai-sampai dia tak ingat apa saja yang dia lakukan selama ini. Eun Hye tak sadar jika selama dia pergi kemana pun, ada satu orang yang mengikutinya, menguntit seperti orang gila.

Dia sudah membersihkan tubuh, pakaiannya pun sudah berganti menjadi kaos longgar dan celana panjang yang Jimmy berikan. Beberapa lama terdiam dalam keadaan itu, Eun Hye mendengar suara pintu dan melihat Jimmy yang baru saja keluar dari kamar mandi. Jika saja dia bisa pergi dari kamar itu, dia akan melakukannya dari tadi. Sayang, Jimmy mengunci pintu kamarnya.

Eun Hye pun mendadak panik dan memalingkan wajah. Namun, dia juga sesekali mencuri pandang untuk antisipasi kalau laki-laki itu tiba-tiba melakukan sesuatu. Ternyata tidak mendekat ke arah Eun Hye, Jimmy justru tak melakukan apa pun.

"kenapa kau selalu menampakan wajah murung itu, huh?"

Eun Hye masih tak berani menjawab, tapi makin tak menjawab, Jimmy malah akan makin berani dia malah duduk di hadapannya dan mendekat. " Hei, jalang, kau mendengarkan kuuu, kan?"

Sampai ucapan itu, dia menatap Jimmy. Ingin sekali Eun Hye menampar wajah itu, tapi dia tentu tak berani melakukannya.

"bukankah dulu kau selalu tersenyum? Tersenyum di atas penderitaan orang lain?"

Detik itu juga Eun hye berkaca-kaca matanya, entah kenapa.

"Ratu kampus kini sudah berbeda. Sudah terbuang seperti sampah." Ejek Jimmy dengan pedas, membuat air mata Eun Hye makin tak bisa terbendung. "Kehidupan mu bahkan tak lebih dari seorang pecundang, Eun Hye."lanjutnya.

Eun Hye tak mau mendengar perkataan menyakitkan itu lagi. Dia lebih memilih untuk berbaring dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut agar Jimmy berhenti berbicara.

Eun Hye berusaha memejamkan matanya meskipun sulit. Dia ingin setidaknya Jimmy berhenti untuk saat ini. Tapi saat masih mencoba untuk tidur, Eun Hye tiba-tiba merasakan pelukan dari belakang. Tubuhnya menegang, dia ketakutan. Bukankah Jimmy barusan mentertawakan penderitaannya? Lalu kenapa kini lelaki itu malah memeluknya?

Mencoba melepaskan tangan Jimmy adalah yang di coba saat laki-laki itu cukup lama memeluknya. Belum sempat Eun Hye melepas, Jimmy tiba-tiba berbisik." Aku tak akan melakukan apapun. Sebentar saja. Biarkan seperti ini."

mendengar itu, Eun Hye mengurungkan niatnya, dan membiarkan Jimmy memeluknya dengan erat seperti apa yang di inginkan laki-laki itu.

"Aku ingin tidur nyenyak. Sekali saja." pintanya dengan lirih yang masih terdengar di telinga Eun Hye.

Eun Hye terdiam mendengar kalimat terakhir itu. Sekali saja? Apa itu berarti Jimmy tak penah tertidur nyenyak?

"Jika aku terbangun saat malam, aku ingin memelukmu lagi. Aku ingin tidur tanpa obat-obatan itu."

\*\*\*\*\*\*

"Turun."

Eun Hye menatap Jimmy saat laki-laki itu memberhentikan mobilnya di perempatan jalan. Mereka sudah tinggal di satu atap, jadi sudah pasti jika Jimmy akan mengantarkan Eun Hye ke kantor. Meski begitu, Jimmy tetap tak mau membawa Eun Hye sampai parkiran PARK Corp. Alasanya, karena dia tak mau ada orang yang melihat mereka datang bersama.

"Turun di sini."

Mendengar perintah Jimmy, Eun Hye segera keluar dari mobil mewah itu. Dia mengambil tasnya sebelum membuka pintu. Tapi sebelum itu, Jimmy menahan pergelangan tangan Eun Hye, membuat gadis itu menoleh.

"Jangan coba-coba kabur. Kau tahu aku bisa menemukan mu jika kau kabur." Kalimat itu seperti ancaman bagi Eun Hye. Dia ingat bagaimana Jimmy bisa menemukannya saat dia mencoba kabur." Aku akan mengobrak-abrik seluruh kota jika tak menemukanmu di kantor."

Eun hye mengangguk sebelum akhirnya keluar. Dia berdiri menunggu Jimmy melajukan mobilnya dan benar-benar pergi. Eun Hye tak bisa pergi kemana pun. Jika jimmy mengatakannya maka dia akan melakukannya. Dan tak ada yang bisa Eun Hye lakukan selain menuruti perkataan laki-laki itu. Dia akhirnya menyusuri jalan untuk sampai kantor.

Di tengah perjalanan menuju kantor, Eun Hye yang menunduk tiba-tiba mendongak saat seseorang menepuk pundaknya.

"Hei, kau sekretaris baru Tuan Park itu,kan?"

Ada ekspresi bingung. Eun Hye tak tahu kenapa laki-laki itu mengenalinya.

"Aku Min jaeil. Aku juga bekerja di PARK Corp."

"Min jaeil?"

"Ya, kau naik bus juga?"

Eun Hye menganguk berbohong.

"Ah tapi kenapa tadi aku tak melihatmu, ya?"

tak ada jawaban dari Eun Hye. Jelas mereka tak bertemu karena Eun Hye pergi bersama jimmy.

"Ayo kita berjalan bersama ." ajaknya dengan senyum ramahnya.

Mereka mengobrol singat untuk mencerahkan suasana. Mengobrol basa-basi seperti nama, dan perkenalan pada umumnya.

"kau bisa memanggilku Jaeil. Kita pernah bertemudi ruangan briefing, Eun Hye. Kalau mau kita bisa istirahat bersama mungkin?" tawarnya dan hanya di tanggapi dengan senyum ramah Eun Hye.

" Kita bisa makan dengan teman-teman saja."lanjutnya.

Harusnya Eun Hye bisa melakukan inni jika ini bukan perusahaan milik Jimmy. Sayang, bahkan saat istirahat Jimmy selalu memanggilnya ke ruangan, menyuruhnya makan di ruangannya dengan makanan yang suah di sediakan.

" A-aku bisa makan sendiri."

"Ah begitu? Tak apa, mungkin lain kali." ujarnya dengan senyum garingnya.

Jaeil menghentikan langkah begitu sampai di depan pintu masuk gedung." Eun Hye, kita bisa bertukar nomor ponsel mungkin?" pintanya.

Eun Hye bingung merespon permintaan itu.

"Ayo beri tahu aku nomor ponselmu."

Agak ragu, Eun Hye menyebutkan nomornya, membuat Jaeil buru-buru mengambil ponsel untuk segera mencatat.

"Terima kasih Eun Hye, aku sudah mengirimu pesan, simpan nomorku, ya?" permintaan itu di jawab Eun Hye dengan anggukan kecil." Ya sudah, aku duluan!"

Pertemuan singkat dengan JAeil sedikit menaikkan sesuasana hati Eun Hye meski sementara. Di tengah diamnya menunggu lift, Eun Hye belum menyadari jika sebenarnya ada sepasang mata yang tak lepas menatapnya dengan tatapan tajamnya.

\*\*\*\*\*

"Eun Hye, Tuan Jimmy memanggil."

Eun Hye mendongak saat seorang perempuan menghampirinya dan menyuruhnya datang ke ruangan Jimmy. Ini salah satu mimpi buruk rutin saat dia harus masuk ke ruangan itu. Tapi mau tak mau, Eun Hye menuruti. Dia tak punya pilihan.

Sesampainya di ruangan, laki-laki itu terlihat seperti biasanya ... Menyeramkan. Bahkan tak sedikit pun matanya berpaling dari Eun Hye.

"Duduk." ujarnya ." Kenapa kau terlambat masuk kantor tadi?" tanyanya.

Eun Hye mengerutkan keningnya." terlambat? A-aku tidak terlambat." balasnya dengan sedikit gugup.

"Benarkah? Lalu kenapa aku tak melihatmu saat sampai?" Eun Hye tak menjawab lagi. Seharusnya, Jimmy tahu jika mereka tidak akan sampai di kantor bersamaan. Eun Hye berjalan kaki beberapa meeter dari kantor, sedangkan Jimmy mengunakan mobil.

"Aku berjalan_"

"Berikan ponselmu."pintanya dengan nada tegasnya.

Peremuan itu terlihat kebingungan karena Jimmy yang tiba-tiba meminta ponselnya. Tapi dari pada Jimmy marah, Eun Hye lebih baik memberikannya.

Segera Jimmy mengulir ponsel seperti mencari sesuatu." Siapa Min Jaeil?" tanya Jimmy dengan suara marahnya.

Eun Hye tak menemukan hal yang bisa memicu kemarahan jimmy, karena Jaeil adalah teman sekantornya. Lagi pula laki-laki itu juga tak melakukan kesalahan pikirnya.

"Dia.... Bekerja disini juga, dia teman_"

"Kenapa kau punya teman ponselnya?" cecarnya.

Ah, Eun Hye mulai menyadari jika dia salah di mata Jimmy. " Aku... Dia yang memin-"

"Jadi kau memberikan nomor ponselmu kepadanya?" pertanyaan di sertai dengan cengkraman tangan Jimmy di rahang Eun Hye. Sejak tadi meminta sekretarisnya duduk di sofa, jimmy memang langsung mendekatkan jadi sangat mudah meraih Eun Hye saat ini. "Jawab aku, Jalang, kau memberikan nomor ponselmu, huh?"

Eun Hye mengangguk kecil dengan wajah ketakutannya . Seperti hal itu membuat jimmy tak senang. Sesuatu yang di takutkan Eun Hye benar-benar terjadi. Jimmy membanting ponselnya sampai hancur.

PRANG!!!!

Tapi tak sampai di situ, jimmy yang masih menahan emosinya kini berjalan ke arah meja kerjanya dan meraih ganggang telepon. Dia menghubungi seseorang.

"Pecat pegawai yang bernama Min Jaeil sekarang juga." perintahnya begitu telepon tersambung dan langsung menutup dengan kasar. Eun Hye yang mendengarnya syok, dia tak percaya apa yang barusan saja Jimmy lakukan kepada Min Jaeil.

Sementara Eun Hye, masih berada di sana. Dalam benaknya Eun Hye bertanya-tanya apakah semudah itu bagi Jimmy untuk menyingkirkan seseorang hanya karena mendekatinya.

\*\*\*\*\*

"Masuk."

"Jimmy jangan!"

"MAsuk!"

"Please! Aku takut!"

Baru saja mereka pulang dari kantor, Eun Hye sudah di tarik paksa oleh Jimmy ke sebuah ruangan di lantai bawah. Dia ditarik paksa ke sebuah gudang gelap. Seolah tuli dengan permohonan Eun Hye, Jimmy masih terus menarinya tanpa peduli jika gadis itu ketakutan juga kesakitan.

"Tidak, kumohon jang-"

"Masuk!"

BRAK!!!

Eun Hye sudah pernah mengatakan jika tak akan ada yang bisa menebak isi pikiran laki-laki itu. Bahkan hanya karena Eun Hye yang mengobrol dengan teman kantor laki-lakinya, Jimmy melakukan ini.jimmy pikir Eun Hye berusaha pergi darinya bersama laki-laki itu.

"Jimmy! Aku taku !"

Jimmy sama sekali tak peduli dengan teriakan Eun Hye di dalam. Memohon bebrapa kali pun dia tak menggubrisnya dan malah berdiri terdiam di depan pintu gudang.

"Jimmy... Please...." Eun Hye menangis sambil memohon agar Jimmy mau membukakan pintu." Jimmy...." Gadis itu terus memohon meskipun dia tahu semuanya hanya sia-sia."Jimmy-".

"Teruslah memohon sampai kau mati." ucapnya.

"Apa salahku? Kumohon keluarkan aku dari sini, aku takut..."

"Kau tak tahu salah mu? Kau memberikan nomor ponselmu kepadanya Eun Hye!"

"Dia memintanya, aku hanya-"

"kau tak seharusnya memberikan nomor ponselmu! Siapa yang menyuruhmu melakukan itu, huh? Kenapa kau melakukannya ? Kau ingin pergi dari ku bersama laki-laki itu?!" ucapnya marah menjelaskan dengan mengebu-gebu.

Eun Hye tak ada niat sedikitpun untuk melakukan itu.

"Aku tidak-"

"Aku tak suka Eun Hye. Aku tak suka jika ada seseorang yang mau mengambilmu dariku." akunya .

"Dia tak melakukan-"

"dia berencana melakukan itu!" entah apa yang membuat Jimmy begitu yakin dengan pemikirannya itu. "Aku tahu, Eun hye, aku tahu jika dia tertarik denganmu. Maka dari itu dia berusaha mendekatimu. Dan dengan bodohnya kau malah memberikan dia kesempatan!"

"Kumohon..."

"Aku tak akan membiarkanmu keluar. Kau harus berada di sini."

Setelah kalimat itu, Eun Hye makin menangis sementara Jimmy masih berdiri disana. Laki-laki itu masih terlihat marah.

"Aku tak akan diam saja. Aku akan menyingkirkan siapa saja yang berusaha mengambilmu dariku. Kau harus menerima konsekuensinya. Kau disini smpai pagi, dan jangan harap aku akan membuka pintunya sebelum besok."

Jimmi pun beranjak meninggalkan Eun Hye di ruangan yang gelap itu. Sendirian, tanpa cahaya sedikitpun.

1
Tati Prabowo
makasih ya sudah dukung karya aku
Iren Nursathi
nyesek banget kenapa harus tamat gak rela harus happy ending
Iren Nursathi
lanjut thor penasaran
Iren Nursathi
syedih banget aku kasih vote utk ceritanya bagus
Tati Prabowo: terima kasih kka...
total 1 replies
Iren Nursathi
aku kasih vote utk othor ceritanya bagus
Tati Prabowo: makasih banyak
total 1 replies
Iren Nursathi
lanjutkan thor
Iren Nursathi
makin seru lanjuuut
Iren Nursathi
lanjut thor ceritanya seruuuu
Tati Prabowo: ok .... di tunggu ych /Bye-Bye//Bye-Bye/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!