Berawal dari menemukan seekor kadal di sawah ladangnya, Kadal yang tak lajim. Ekor ( buntut ) bercabang dua, dan berlekuk seperti lekuk keris.
Bu Surmi, wanita paruh baya yang menemukan kadal tersebut.
Namun naas, bagi hewan tersebut yang dibunuh mati oleh Bu Surmi. entah apa alasannya.
***
Namun siapa sangka.
Ternyata kadal itu kadal Jejadian dari sebuah JIMAT PUSAKA yang akan diturunkan pada Surmi. Sebagai salah satu keturunan dari cerita legenda Eyang Cakra Buana. Ratusan tahun silam.
Karena telah membunuhnya, akhirnya Bu Surmi terpaksa harus meminta maaf pada Eyang Cakra Buana yang akhirnya Bu Surmi pun dimaafkan, bahkan pada akhirnya, Bu Surmi sah diwarisi Keris Jimat Pusaka dari leluhurnya itu.
Namun sayang, Keris Jimat Pusaka itu banyak yang menginginkannya terutama dari kalangan para demit dan siluman.
Apakah Bu Surmi bisa menggunakannya, ketika mendapatkan Jimat tersebut?
Dan siapakah yang akan TERKENA TULAH dari Jimat Pusaka tersebut....!??"
Yuk disimak ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abah NasMuf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TTJL Bab. 33. Bujukan Nenek Tua
"Wuuushhh... Wrrr...wuuussh... weerrrrr.. "
Kembali bola api melesat keluar dari dalam Goa. Kali ini dengan diiringi dengan gemuruhnya Angin yang mendorong bola api itu menyerang Kakek Sura. Dan dengan cepatnya, terdengar suara menggelegar keras sekali.
"Duaaaar...!!"
"Braaaak... Bruuugh"
Bola api yang akan membakar tubuh Kakek Sura mengenai pohon besar di belakang kakek Sura. Karena dengan Ajian Kilat Silantang, Kakek Sura bisa menghindari bola api itu. Bola api dengan seketika menyambar pohon sampai pohon itu roboh dan terbakar. Suasana di sekitar pintu Goa menjadi terang terkena sinar kobaran api. Kakek Sura pun segera pindah duduknya mendekati lawang Goa.
...Bola api yang keluar dari lawang Goa....
"Hai siluman Kera keparat, keluarlah...!! Beraninya kamu datang ke tempatku di saat Aku tidak ada. Dasar siluman Kera pecundang..cuih...!"
Kakek Sura sesumbar, tubuhnya bergetar karena amarah yang bergolak dalam dadanya sudah tak terbendung.
Beberapa detik setelah Kakek Sura sesumbar, tiba-tiba dari dalam Goa keluar ribuan kelelawar dengan gigi bertaring. Sayap nya yang lebar dengan tulang yang tajam juga. Jari-jari kakinya dengan kuku-kuku tajam yang siap menerkam. Benar-benar bentuk badan kelelawar yang tidak sama dengan kelelawar biasa.
Ribuan kelelawar itu menimbulkan bau busuk yang sangat menyengat dari dalam Goa.
Suaranya yang sangat bising memekikkan telinga, dan membuat gendang telinga hancur. Namun tidak bagi Kakek Sakti itu. Ia bahkan terkekeh ketika melihat ribuan kelelawar yang akan menyerang pada nya.
...Kelelawar yang keluar dari Goa Siluman Kera...
"Hmmmm dasar pengecut, pecundang Kau, Kera keparat. Jangan salahkan kalau Aku membasmi mainan Kamu ini.!!"
Bentak Kakek Sura dengan menyodorkan kedua telapak tangannya ke depan. Aneh bin ajaib. Begitu kedua tangan Kakek Sura diarahkan kedepan, dari kedua telapak tangan Kakek Sura keluar Angin yang berhawa panas sekali. Panasnya melebihi dari panas bola api yang tadi keluar dari dalam Goa siluman Kera itu.
"Wuuuuuussssshhh....!!"
"Kuuiiikk... Kuuiiiik...kuiiikkk..kuiiik... Ciiiit...ciiiit...!! "
Angin panas yang berhembus dari tangan Kakek Sura itu menyambar ribuan kelelawar, sontak saja, ribuan kelelawar yang tadinya mau menyerang Kakek Sura kini berjatuhan dengan sayap yang terbakar. Akhirnya habislah binatang itu tak tersisa satu pun.
"Baiklah, kalau Kamu tidak akan keluar, maka Aku akan masuk ke dalam. Dan akan menghancurkan Kamu keparat...!!" Geram Kakek Sura sambil beranjak dari duduknya, dan melesat masuk ke dalam Goa.
*******
Di lain tempat, Bu Surmi sedang menghadapi Nenek bertongkat kepala ular kobra itu. Ia sudah bersiap menerima serangan dari si Nenek berwajah seram itu.

"Kenapa, Nek, Sakit?" Bu Surmi bertanya dengan nada mengejek.
"Kamu jangan merasa senang dulu, Surmi. Aku hanya kaget saja. Mana mungkin Aku kalah sama kamu. Hihihihihi.!"
Nenek tua itu masih cekikikan sambil menatap Bu Surmi. Tatapan yang merendahkan pada Bu Surmi.
"Ooowh.. Gitu yah. Nek..syukurlah kalau nggak merasa sakit mah." Ucap Bu Surmi dengan nada datar.
"Hai Surmi...!! sebenarnya, Aku tidak ingin menyakitimu. Dan Aku janji akan mengangkat mu sebagai muridku. Jika Kamu menyerahkan pusaka itu padaku. Aku akan mengajari ilmu bela diri juga. Mau kah dengan tawaranku, hum..!?"
Lantang si Nenek pada Bu Surmi, mencoba membujuk agar Bu Surmi mau menyerahkan jimat pusaka nya pada si nenek.
"Aku tidak akan menyerahkan apa yang Kamu inginkan. Nek. Karena Aku tidak punya apa-apa." Bu Surmi tetap berkilah.
"Baiklah jika Kau tak akan menyerahkan nya. Jangan salahkan kalau Aku berbuat kasar padamu, Surmi.!" si nenek mengancam dengan menghentakkan tongkatnya ke tanah.
"Sebenarnya Nenek ini siapa, dan kenapa tahu namaku. Bukankah kita baru saja bertemu, terus kenapa Nenek ingin mendapatkan Jimat Pusaka?"Bu Surmi mencoba menetralkan suasana dengan memberi tanya tentang si nenek.
"Hehehe kenapa malah kau balik bertanya begitu. Tak penting bagimu tentang siapa Aku. Tapi kalau Kamu memaksa ingin tahu baiklah, Aku akan katakan padamu." Ucap si Nenek.
"Aku adalah seorang pertapa yang lagi menyempurnakan kemampuanku. Ilmu kanuraganku akan sempurna jika Aku mendapatkan jimat pusaka dari bukit Halimun yang Aku tunggu-tunggu selama puluhan tahun. Namun sayang, penguasa Bukit Halimun itu rupanya tidak suka kepadaku. Dan Aku mendapat bisikan Gaib, bahwa ada seseorang yang akan diwarisi Jimat Pusaka itu. Setelah Aku cari informasi pada bisikan gaib itu. Ternyata Kamu orangnya. Hanya orang biasa. Kamu harus tahu tidak sembarang orang yang mampu menguasai kekuatan dari Jimat Pusaka itu termasuk Kamu. Makanya, Aku kasihan padamu. Maka serahkan lah Jimat Pusaka itu." Nenek tua itu panjang lebar menjelaskan siapa dirinya dan juga tentang Jimat Pusaka. Serta mempengaruhi Bu Surmi untuk menyerahkan Jimat Pusaka itu.
Bu Surmi tidak terlalu percaya akan penuturan si nenek. Ia merasakan bahwa si nenek telah membohonginya. Bu Surmi juga merasakan ada aura negatif yang jahat dalam diri si nenek. Tentunya saja, Bu Surmi sudah diberikan kabar dari bisikan kekuatan jimat pusaka yang kini telah menyatu dengan jiwanya.
"Kamu jangan percaya apapun yang dikatakan si nenek tua bangka ini, dia adalah dari bangsa siluman yang dari dulu sangat ingin mendapat Jimat Pusaka." tiba-tiba pada telinga Bu Surmi seolah ada yang berbisik halus.
"Bagaimana Nyi.. serahkan lah pada Nenek, Nak. Nenek merasa khawatir padamu, suatu ketika jimat pusaka itu justru akan membahayakanmu." Kembali si Nenek membujuk Bu Surmi. Malahan kali ini dengan nada kalimat yang rendah. Dengan memanggil Nyi pada Bu Surmi. Hal ini tentunya dengan harapan hati Bu Surmi akan meleleh dan akan menyerahkan jimat pusaka dari dalam jiwanya.
"Maaf, Nek. kayaknya Aku tidak bisa menyerahkannya begitu saja. Karena amanat dari Eyang. Jimat Pusaka ini hanya khusus buat Aku. Dan bahkan sekarang telah menyatu ke dalam jiwaku."Ucap Bu Surmi dengan jelas membuat wajah nenek itu kembali ke mode semula. Dengan sedikit mendengus, nenek tua itu melangkah kan kaki nya mendekat pada Bu Surmi.
"Sekali lagi Aku tegaskan padamu. Mau diserahkan baik-baik atau Aku paksa, hah!?" terdengar nada si nenek mengintimidasi. Bahkan dengan nada sedikit mengancam segala.
"Apa Kamu ingin pulang ke rumahmu hanya tinggal nama saja, Surmi...? Tentunya Kamu juga masih sayang pada suami dan anak-anakmu kan!?"
"Tentu, Nek. Aku sangat mencintai dan menyayangi suami dan anak-anak ku. Dan Aku juga yakin, Aku akan kembali dengan aman, sehat wal afiat. Dan Aku pastikan lagi, tidak ada siapapun yang akan bisa merebut Jimat Pusaka yang telah Aku miliki. Karena Akulah pewaris yang Sah dengan Jimat Pusaka ini.! Maaf, Aku harus pergi.!" Tegas Bu Surmi lagi. Nada bicara nya kini benar-benar tidak menandakan adanya rasa takut sedikit pun. Jiwa Bu Surmi seolah ada yang membimbing dan ada energi kekuatan sehingga Ia merasakan keberanian yang tinggi walau berjalan sendirian di tengah hutan menjelang dini hari. Tekad Bu Surmi sudah bulat, akan menjaga dan mempertahankan Jimat Pusaka yang kini sudah menyatu dalam jiwanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
tolong bantu dari pihak Mangotoon nya....
kayak nama tetangga ku hHaha
lanjut yuk... ber Horor ria.... hehehe