Menurut cerita para tetua, jika menjadi pendamping pengantin lebih dari 3 kali, akan sulit mendapatkan jodoh. Akan kah Lia mengalaminya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Efelin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
“ Emangnya siapa dia, sampe berani menolak putra mama yang tampannya kayak pangeran ini? “ tanya mama Wina bercanda, mencoba mengusir kegalauan hati putranya.
“ Mama, aku lagi gak main-main. “ jawab Dava kesal.
“ Iya deh, tapi kalian ketemunya di mana sih? “ tanya mama Wina.
“ Di pesta anak om Bara tempo hari. Dia yang jadi pendamping pengantinnya Betty. “ jelas Dava.
“ Ohh.. yang waktu itu kamu mendampingi Bimo. Cantik dan sopan kok anaknya. Radar kamu bisa ternyata cari yang bening. “ tanya mama Wina.
“ Iya ma, tapi sebenarnya itu bukan yang pertama kami ketemu. “ jelas Dava.
“ Jadi sebelumnya kalian pernah ketemu, di mana dan ngapain aja? “ tanya mama Wina.
“ Ih.. mama, kok ngapain aja. Emangnya aku mau ngapain sama dia? “ jawab Dava.
" Ya, ngapain aja, mana mama tahu. Salaman mungkin, atau tanya-tanya nama dan nomor telpon. Kan biasanya begitu kalo baru ketemuan. Kamu aja yang mikirnya terlalu jauh. " ujar mama Wina sambil menunjuk dahi Dava.
" Gini nih, judulnya aja eksekutif muda, di takuti para pebisnis, pintar dalam strategi memajukan perusahaan, gaya sok cool, nolak cewek yang cari perhatian denganya tapi begitu terpesona pada wanita, luntur semua ilmunya. Yang ada hanya hati yang berbunga pada pandangan pertama" ucap mama Wina.
" Tau ah.. mama kok jadi malah nyanyi, dari tadi malah ngeledek aja. " kata Dava kesel, memasang muka cemberut.
" Jadi gimana ceritanya, siapa tahu mama bisa bantu. " ucap mama Wina.
Dava pun menceritakan kejadian pertama kali ia bertemu Lia, malam ketika Lia menabrak punggungnya.
“ Jadi ceritanya anak mama ini lagi jatuh cinta pada pandangan pertama, kalo zaman dulu bilangnya fall in love at first sight. " kata mama Wina agak meledek Dava.
" Jadi gimana menurut mama? " tanya Dava.
" Lah, kamu maunya gimana. Minta bantu dalam doa? “ tanya mama Wina setelah mendengar penjelasan Dava.
“ Aku mau dia ma, tapi gak tahu lagi mesti gimana lagi. " ucap Dava.
" Apa yang membuatmu tertarik padanya? " tanya mama Wina.
" Awal lihat karna cantiknya, cantik alami tanpa polesan. Terus setelah kenalan dengannya, dia orangnya sederhana, gak matre. Aku mau beliin apa buat dia, dia gak mau, katanya kalo beli itu yang dibutuhkan. Memang sih kalo Dava ajak dia makan, Dava yang bayarin karna Dava ancam, masa perempuan yang bayarin laki-laki. Dia itu punya naluri keibuan, sayang sama anak-anak. Pernah waktu kami jalan ke taman bermain, kami dapat boneka menang lomba menembak. Terus ketemu sama anak kecil yang nangis, boneka itu dia beri deh ke anak itu dan kami bantuin cari orang tua si anak." cerita Dava.
" Tunggu... tunggu...kamu bilang ke taman bermain, berarti kamu sudah PDKT dong sama dia, kok gak cerita sama mama. " todong mama Wina.
" He...he..he.. Sudah lebih dari enam bulan kami berteman dekat, ma. Bahkan aku sudah dua kali nembak dia, tapi di tolak terus. " ucap Dava sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
" Kamu belajar ilmu nembak cewek dari siapa? " tanya mama.Wina.
" Dari Evan. " jawab Dava.
" Haa...haa..haa.. " mama Lia tertawa.
" Lho, kok mama tertawa, memang ada yang salah? " tanya Dava.
" Memangnya Evan sudah pernah punya pacar. " kata mama Wina.
" Belum. " ucap Dava.
" Nah, itu dia. Gimana Evan bisa ngajarin kamu kalo dia sendiri aja belum pengalaman, kecuali ia cari ilmu dari mbak gugel. " jelas mama Wina.
Dava hanya terdiam merutuki kelakuannya, berguru pada yang amatir.
" Sekarang, coba jelasin ke mama, apa alasan dia nolak kamu? " tanya mama Wina.
" Dia itu punya trauma punya hubungan dengan laki-laki yang status ekonominya seperti orang berada, karna dulu pernah ditolak oleh orang tua laki-laki itu dan laki-laki itu meninggalkan dia. Waktu aku mendekati dia, aku tidak menceritakan siapa aku, berlaku seperti orang biasa. Tapi ternyata aku ketahuan bahwa aku adalah seorang CEO. Dia malah minta aku cari yang lain, kami gak sepadan katanya, terlalu timpang perbedaannya. “ jelas Dava frustasi.
“ Emangnya dia kerjanya apa? “ tanya mama Wina.
“ Dia itu sekretarisnya om Bara. “ jelas Dava.
“ Lha, tidak ada buruknya jadi sekretaris, apalagi kita kenal om Bara. Terus letak salahnya di mana? “ tanya mama Wina.
Akhirnya Dava menceritakan kisah hubungan Lia dan Chandra yang kandas dan hubungan Lia dan Martin berbau kedok tidak bisa LDR, semua karna tak ada restu dari orang tua laki-laki. Mereka menganggap status sosial berbeda.
“ Jadi kesimpulannya, dia sekarang minder dengan keadaannya dan keluarganya, takut hubungan kalian tak di restui. “ tebak mama Wina.
“ Iya ma, padahal aku sudah meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja tapi ia takut gagal lagi. Mitos sering jadi pendamping pengantin juga merusak pikirannya. “ jelas Dava.
“ Emang sudah berapa kali dia jadi pendamping pengantin? “ tanya mama Wina.
“ Sudah tiga kali. Sebenarnya dia mau menolak yang ketiga, tapi karna yang minta om Bara, gak enak dia nolaknya. “ jelas Dava.
“ Tapi karna dia tidak menolak, kamu jadi ketemu dia kan. “ goda mama Wina.
“ Mama ini guyon terus, aku bingung nih. “ sebel Dava.
“ Dari pada kamu bingung, mending makan dulu terus istirahat. Urusan Lia, serahkan saja pada mama. “ putus mama Wina.
“ Jadi mama merestuinya. “ ungkap Dava senang karna mamanya mau turut membantu.
" Tadi katanya yakin mama akan setuju, kok sekarang jadi goyah. " ucap Mama Wina.
" Mama...pokoknya aku harus dapatin Lia. " ujar Dava.
“ Mama liat dulu anaknya, dia seperti apa sih sehingga membuat putra mama galau. Sekarang kamu makan. Itu makanan sudah dingin, mau di panasin atau gimana?. “ seru mama Wina meninggalkan Dava.
“ Mama gak asik. Aku makan yang dingin aja.“ gerutu Dava.
Mama Wina hanya tersenyum berlalu keluar dari kamar Dava.
Setibanya di kamar, mama Wina yang masuk kamar sambil tersenyum, kaget dengan pertanyaan papa Wira,
“ Kamu ngapain senyum-senyum ma.”
“ Oh.. papa. Itu pa, putramu ternyata sudah besar. “ ujar mama Wina.
“ Kamu ada-ada aja ma, Dava memang sudah besar. Apa maksud kamu bilang begitu. “ tanya papa Wira menghampiri mama Wina yang duduk di sofa di kamar mereka.
“ Putramu lagi jatuh cinta tapi cintanya di tolak. “ jelas mama Wina.
“ Siapa yang membuat bocah itu bisa jatuh cinta? “ tanya papa Wira.
“ Sekretarisnya Bara yang jadi pendamping pengantin si Betty, putrinya Bara waktu nikah tempo hari. “ kata mama Wina.
“ Kenapa dia nolak Dava? “ tanya papa Wira.
“ Dia trauma punya hubungan dengan orang yang status sosialnya lebih dari keluarganya. Keluarganya hanya keluarga biasa saja, orang tuanya hanya karyawan biasa. “ jelas mama Wina.