Ayah adalah sosok orang yang selalu berjuang untuk membahagiakan putrinya. Kebahagiaan akan selalu dirasakan seorang anak jika ayah selalu disampingnya.
Tapi, siapa sangka jika kebahagiaan itu tiba tiba harus hilang dengan sekejap.
Bisakah rasa bahagia itu hadir kembali seperti dulu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nindy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali ke sekolah
Pagi ini, Naura mulai masuk ke sekolah lagi. Naura mulai memasukan beberapa buku baru ke dalam tasnya. Kurang lebih sudah satu bulan lamanya Naura tidak masuk sekolah. Naura bergegas mandi dan menggunakan seragam barunya. Ayah Naura bersiap untuk mengantarkan Naura ke sekolah, karena masih ada kehawatiran jika Naura pergi ke sekolah sendiri dengan angkutan umum.
Saat sampai di sekolah, teman-temannya menatap Naura. Mereka sangat senang Naura bisa kembali ke sekolah lagi. Teman-temannya menanyakan bagaimana keadaan Naura, apakah semua baik-baik saja ?
Penampilan Naura yang memiliki rambut panjang hari ini agak berbeda. Ia menutupi bagian rambutnya yang botak dengan rambut sebelahnya, lalu diikatnya di bagian bawah supaya tidak terlihat. Dengan begitu teman-temannya tidak akan melihat rambut botak Naura. Ibu guru datang menghampiri Naura.
"Naura, mulai bagaimana keadaanmu sekarang ?" tanya guru Naura.
"Alhamdulillah sudah membaik bu, saya sudah baik-baik saja". jawab Naura.
"Alhamdulillah kalau begitu. Tetapi, Naura sudah tertinggal banyak pelajaran. Bagaimana jika Naura mengikuti les pribadi dengan ibu, supaya Naura tetap bisa mengikuti pelajaran seperti teman-teman yang lain" ucap bu guru menawarkan les pada Naura.
"Baiklah bu, saya akan mengikuti les sesuai dengan saran ibu. Mulai kapan saya bisa mengikuti les?" tanya Naura pada bu guru.
"Mulai besok siang saja ya Naura, untuk berapa lama ibu belum bisa tentukan. Nanti tergantung cepat tidaknya Naura mengerti pelajarannya" kata bu guru.
"Ok siap bu.....Naura akan belajar dengan giat supaya tidak tertinggal oleh teman-teman " ucap Naura dengan semangat.
Saat pulang sekolah, ayah Naura sudah siap siaga menunggu Naura di depan pintu gerbang. Ayah yang sangat menyayangi Naura tidak ingin terjadi hal buruk lagi pada Naura. Menjemput Naura membuat perasaan ayah menjadi tenang dan tak khawatir.
Semenjak saat itu, kemanapun Naura pergi ayah selalu siap siaga mengantarkannya dengan senang hati. Naura memberitahukan akan mengikuti les seusai pulang sekolah agar ia tidak tertinggal pelajaran terlalu jauh.
Ayah sangat senang mendengar berita itu. Ayah berharap Naura bisa kembali mengikuti pelajaran sekolah seperti biasa. Setelah mengikuti les, ternyata hanya dalam waktu 3 hari Naura sudah dapat mengejar ketertinggalannya dalam peajaran. Ia sudah bisa mengikuti pelajaran seperti teman-teman yang lainnya.
Beberapa bulan telah berlalu, kini saatnya Naura mengikuti ujian semester 1. Naura selalu mempersiapkan ringkasan kecil untuk ia gunakan belajar saat malam hari. Jadi, ketika mengikuti ujian Naura sudah siap. Ujian ini berisi pertanyaan esay. Sehingga, dapat benar-benar terlihat siswa yang menguasai pelajaran dan siswa yang tidak. Satu demi satu pertanyaan mulai dijawab Naura dengan lengkap. Namun, ada salah satu ujian yang Naura merasa dirinya belum begitu menguasai.
Terlihat dipikiran Naura untuk membuat contekan pada satu kertas kecil yang ia letakkan di sakunya. Saat memasuki ruangan Naura sangat ketakutan, jantungnya berdetak kencang. Saat ibu guru mulai membagikan soalnya, Naura begitu gemetaran. Badannya mengeluarkan keringat dingin. Sangat takutnya Naura karena ia tidak pernah mencontek sebelumnya.
Pertanyaan demi pertanyaan mulai dibaca. Mata Naura melirik kesana kemari melihat keadaan. Naura yang duduk di kursi paling depan, berkali kali melihat ke arah ibu guru. Keringat dingin mulai bercucuran dan akhirnya Naura memutuskan untuk tidak jadi mencontek. Naura berusaha menjawab semua pertanyaan dengan jawaban sebisa Naura. Ia pasrah berapapun nilai yang akan ia dapatkan nantinya. Setelah selesai, Naura keluar ruangan dan membuang kertas contekannya tadi di tempat sampah.
"Aku buang saja kamu ya,,, aku tidak jadi menggunakan kamu, hehe" gumam Naura sendirian kepada kertas contekannya itu.
Beberapa hari kemudian hasil Ujian dibagikan, ternyata untuk mata pelajaran yang Naura takuti ia mendapatkan nilai 80.
"Alhamdulillah,, nilaiku bagus ternyata. Walaupun aku mengerjakannya sesuai dengan kemampuanku" ucap Naura sambil memegang kertas hasil ujian.
"Hebat kamu Naura, baru masuk sekolah beberapa hari saja nilai kamu sudah bagus" ucap salah satu teman Naura memujinya.
"Hehe... enggak juga kok" jawab Naura sambil bercanda.
"Hai Naura..." panggil salah satu teman Naura yang lain.
"Hai....ada apa ? " tanya Naura.
"Bagaimana kalau kita mengadakan perlombaan Naura? " ucap teman Naura.
'' Lomba ???? lomba apa ????" kata Naura.
" Lomba, siapa yang mendapatkan nilai lebih tinggi di pelajaran matematika, dia akan di traktir sepuasnya" kata teman Naura.
"Siapa yang mau traktir ?" tanya Naura.
"Yang kalah dong... yang kalah harus bayarin" kata teman Naura.
Hari berikutnya adalah waktu pembagian hasil nilai matematika. Naura dan temannya itu duduk bersebelahan untuk menunggu hasil ujian mereka. Setelah mereka mengambil hasil ujian masing-masing, ternyata teman Naura mendapatkan nilai 75. Padahal bisanya ia selalu ikut ujian remidi. Hasil ujian matematika milik Naura adalah 100. Naura mendapatkan nilai sempurna.
"Waaahh.... nilaimu 100. Hebat sekali kamu Naura, padahal aku sudah belajar dengan bersungguh-sungguh" kata teman Naura.
"Kamu juga hebat, untuk kali ini kamu lolos dan tidak perlu ikut ujian remidi. Selamat ya" ucap Naura memuji temannya.
"Besok pagi aku traktir kamu deh, jajan sepuasnya" kata teman Naura menepati janji.
"Tidak usah tidak apa-apa. Sayang uangmu, lebih baik digunakan untuk hal yang bermanfaat saja " ucap Naura.
"Janji adalah janji. Aku harus menepatinya'' kata teman Naura.
"Ya sudahlah kalau begitu, terimakasih banyak ya...." ucap Naura sambil tersenyum.
*
*
*
Hari sabtu minggu ini adalah hari pengambilan raport semua murid. Seperti biasanya ayah Naura yang menghadiri acara tersebut. Semua wali murid memasuki ruangan masing-masing. Ibu guru mulai memberikan pengumuman hari libur sekolah. Setelah itu, dilanjutkan dengan pembagian raport semester 1.
Untuk kali ini Naura mendapatkan nomor absen 7 dari 35 murid di kelasnya. Saat orang tua dipanggil oleh ibu guru, murid-murid diperkenankan mendampingi orang tuanya untuk melihat hasil belajar mereka. Tak lupa juga, ada amplop putih yang di persiapkan oleh ibu guru untuk memberitahukan peringkat berapakah mereka?
Ibu guru juga mempersiapkan hadiah untuk anak yang mendapatkan peringkat 1,2, dan 3. Bukan hadiah mahal, hanya alat tulis lengkap yang dapat digunakan oleh murid-murid ketika nanti mulai masuk sekolah kembali di semester 2.
"Naura....." kata ibu guru memanggil nama Naura.
"Iya bu...." jawab Naura berjalan menuju ibu guru bersama ayahnya.
"Naura, anak yang hebat pak. Walaupun ia sempat tertinggal pelajaran selama 1 bulan, namun ia bisa mengikuti semua pelajaran dengan baik seperti teman-temannya yang lain. Bahkan hasil ujian Naura jauh lebih unggul. Selamat ya Naura" ucap ibu guru.
" Terimakasih atas bimbingannya ya bu, tanpa bantuan dari ibu Naura pasti tidak akan seperti sekarang" kata ayah Naura.
" Oh ya,, ini hasil peringkat Naura semester ini" kata ibu guru sambil memberikan amplop putih kepada Naura.
"Waaahhh Naura jadi takut" ucap Naura sambil gemetar.
Saat dibuka amplop itu, ternyata..........