Bukan Kamu

" Oke aku tulis namanya" Silvi menulis nama Fattan di bukunya.

"Tapi kalau dia nggak datang! Kamu yang harus tanggung jawab! Aku nggak mau kelas kita kalah tanpa berjuang".

Artinya belum sempat mencoba perlombaan sudah dinyatakan kalah. Alasannya nggak datang dan tidak ada yang mau menggantikan. Pada akhirnya di diskualifikasi dan kelas jadi malu.

" Pasti Fattan datang kok, Yumi bakal tanggung jawab kalau Fattan nggak datang" Menunjukan jari jempolnya ke arah Silvi untuk meyakinkan.

"bisa gambar apa kamu Yum? bicara seenak jidat. kamu pikir menggambar hal yang mudah? emang bener yang di bilang Ahdi kalo aku bodoh" batin Yumi.

Sebenarnya dalam hati Yumi ada rasa khawatir jika Fattan tidak datang. Apalagi Yumi tidak pintar dalam menggambar, tapi untuk tidak mempermalukan kelasnya dia juga harus mempersiapkan diri untuk menggantikan.

Rezza tersenyum melihat Yumi. Dia suka dengan karakter Yumi yang banyak menerima tantangan. Hidupnya tidak hanya berada di zona nyaman terus adakalanya dia memilih untuk menanggung resiko perbuatannya.

"perempuan yang susah di tebak! " batin Rezza.

"Dasar anak baru cari muka! " ucap marsya dengan suara pelannya.

Sementara Ahdi hanya mendengarkan sambil mengerjakan soal matematika. Kadang dia menunjukkan senyum menyeringai mendengar suara Yumi yang terlihat berani.

"Dasar murid baru sudah bisa cari muka kesana kesini ya, aku berdoa supaya kamu kalah dan bisa jadi budak suruhan Marsya hehehe" Batin Silvi.

Setelah menyelesaikan misinya, Yumi kembali ke kursinya. Dia merasa haus mengambil botol minumnya namun kosong. Dia pergi untuk mengambil minum di depan ruang kantor. Di sekolah sudah disediakan air putih dispenser. Siswa boleh mengambil sesuai kebutuhannya agar tidak dehidrasi.

"Yah.. Airnya habis! " Ucap Yumi dengan nada lesu melihat galon dispenser habis.

Yumi melihat sekitar ingin mengganti air galonnya. Ketika Yumi sudah ingin mengangkat galonnya, sebuah tangan lebih dulu mengambil alih.

"Cepetan aku juga haus! " Mengangkat galon keatas dispenser dengan kuat.

"Ini juga lagi diganti,Sabar sedikit kan bisa".

Yumi bingung sejak kapan Ahdi ada disini. Yumi tidak menyadari kalau Ahdi sudah berada dibelakangnya sejak tadi.

Ahdi mengisi botolnya hingga penuh kemudian berjalan kembali ke kelas meninggalkan Yumi.

"Terimakasih! " Mengucapkan dengan lantang disela Ahdi berjalan.

Ahdi menghentikan langkahnya membalik badannya kearah Yumi.

"Hmm.. " Menjawab sambil menganggukkan kepalanya.

"Aneh ngapain ngucapin terimakasih, aku kan juga ingin minum" ucap Ahdi.

***

"Rezza kamu yakin mau ikut lomba makan kerupuk? " tanya Silvi yang sudah duduk di kursi milik Yumi.

"kenapa memangnya? " jawab dengan ketus.

"tapi kamu kan dari dulu nggak pernah mau ikut kegiatan kayak gini. ya wajar dong kalo aku tanya. "

"kamu siapa sih? "

Silvi terkejut mendengar kata *siapa*. Jadi selama ini Rezza benar-benar sudah melupakan hubungan mereka. Hanya Silvi yang masih menganggap hubungan ini masih ada. Silvi membuang nafas dengan pelan.

"Za, salahku apa sih sampai kamu nggak mau maafin aku? coba kamu kasih tahu aku, aku pasti akan berubah. I am promise with you" menunjukan angka 2 dengan jarinya.

"kamu tanya ke diri kamu sendiri pernah ngelakuin kesalahan apa! dan untuk lomba kamu tahu kan kondisiku sekarang? aku sudah baik baik saja, nggak perlu ada yang di khawatirkan. Dan ingat! jangan pernah mengganggu ku lagi, sebelum aku tambah marah! " tegas Rezza.

"Aksa... " panggilnya.

"jangan pernah panggil nama depanku lagi!! "