Ica semenjak di tinggal oleh Azzam tanpa alasan akhirnya memilih menikah dengan pria lain, syukurnya pernikahannya dengan suaminya yang awalnya tak begitu di cintainya berjalan dengan harmonis dan bahagia.
Tapi ternyata Ica di tipu mentah-mentah oleh sikap baik suaminya selama ini, justru suaminya ternyata pria yang suka berselingkuh dan gonta-ganti pasangan untuk memuaskan nafsu birahinya.
Bagaimana dengan rumah tangga Ica dan suaminya selanjutnya?
Apakah Ica tetap bertahan atau justru memilih berpisah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
"Ada buktinya?" hanya itu yang lolos dari bibir Ica
"Ada, Mbak. Saya kirim ke nomor Mbak Ica saja ya"
Ica hanya mengangguk lalu selang berapa detik, HP-nya yang ada di atas meja berdenting pertanda ada pesan masuk. Ada tiga buah foto yang di kirim oleh Loli, kemudian Ica kembali mengambil HP-nya dan membukanya dan terpampang dengan jelas foto suaminya.
Yang bermesraan dengan seorang wanita, dan tentu wajah wanita itu berbeda dengan wajah Loli. Lalu Ica menggeser layar HP-nya, terlihat kembali sebuah foto dengan pose yang sama tapi dengan wanita yang beda lagi. Saking terkejut dan tidak percaya, tangan Ica sampai gemetar.
Ica berkali-kali mengucap istighfar di dalam hati, dirinya benar-benar tak bisa berkata-kata saat ini. Tak menyangka jika suaminya ternyata sudah berkali-kali melakukan pengkhianatan selama ini, ini yang di ketahui saja tidak tahu yang sebelum-sebelumnya lagi.
"Jika kamu sudah tahu Mas Hendra sebajingan ini, suka gonta ganti wanita. Kenapa kamu begitu mengharapkannya?" tanya Ica sembari meletakkan kembali HP-nya di atas meja lalu beralih menatap Loli
"Ya karena saya hamil anak Mas Hendra dan saya juga mencintai Mas Hendra, terus Mbak tahu sendiri siapa sih yang menolak pria kaya, tampan mapan dan begitu royal. Saya juga yakin bisa membuat Mas Hendra berubah, jika bersama saya pasti Mas Hendra tidak akan lagi bermain wanita"
Ica tersenyum manis mendengar ucapan Loli wanita bodoh, kenapa Ica mengatakan bodoh. Tentu saja mana ada wanita yang bisa menerima pria yang doyan sekali berselingkuh? Di otak Ica bukan karena Loli benar-benar mencintai suaminya, tapi karena embel-embel materi.
Ingin rasanya Ica mengatakan isi surat perjanjian pra-nikah mereka dulu yang sudah di tandatangani bahkan di sahkan oleh pihak notaris, akan tetapi Ica memilih menahannya. Ica akan memberikan kejutan pada selingkuhan suaminya ini, jika berhasil mendapatkan suaminya tapi tidak dengan hartanya.
"Baiklah, semoga saja apa yang kamu pikirkan benar-benar bisa merubah Mas Hendra yang doyan selingkuh" ucap Ica
"Tapi apa setelah ini Mbak Ica akan benar-benar meninggalkan Mas Hendra?"
"Tentu saja, saya tidak akan ingkar janji. Tapi saya mint tolong, jangan kamu katakan apapun tentang pertemuan kita dan semua bukti yang kamu berikan padaku"
Loli mengangguk dengan wajah berbinar, dirinya merasa menemui Ica adalah keputusan yang sangat tepat. Andai Loli tidak nekat menemui Ica, pasti hubungannya dengan Hendra terombang-ambing tidak jelas dan tidak bisa bertemu lagi dengan Hendra.
Seketika suasana kembali hening, hanya terdengar hembusan napas berat dari Ica. Kali ini Ica semakin yakin, dan sangat yakin untuk meninggalkan suaminya adalah keputusan yang telat setelah melihat dan dapat semua bukti pengkhianatan yang di lakukan oleh suaminya.
Setelah itu Ica pamit pulang lalu Ica berdiri dari tempat duduknya dan berjalan meninggalkan meja sembari menggendong Senja dan menggandeng Mentari. Tapi Ica tak langsung pulang, dirinya mampir sejenak ke minimarket miliknya untuk belanja dan meminta karyawannya mengantarkan ke rumahnya.
Sore harinya suara deru mobil memasuki halaman rumah, Ica bisa menebak itu mobil yang di kendarai suaminya. Ketika masuk rumah Hendra mengerutkan keningnya saat melihat ada enam kantong plastik ukuran besar di ruang tamu, Hendra membukanya ternyata berisi barang belanjaan.
"Ma, Mama...." panggil Hendra sembari melangkah mencari keberadaan istrinya yang ternyata berada di dapur
"Ma, itu belanjaan siapa di ruang tamu?"
"Belanjaan Mama, kenapa?"
"Kok tumben belanja sendiri, biasanya bareng Papa?" tanya Hendra merasa heran
Karena biasanya setiap akhir bulan Ica akan selalu bersama suaminya membeli belanjaan stok di rumah meski di minimarket mereka sendiri, bahkan bertahun-tahun membina rumah tangga Ica selalu saja meminta antar dengan suaminya jika ingin pergi kemana pun.
"Iya, membiasakan diri saja" sahut Ica seadanya
"Maksudnya?" tanya Hendra dengan kening yang mengkerut
"Tidak ada maksud apa-apa, Pa"
.
.
.
Satu minggu kemudian.....
Setelah kejadian Ica menemui Loli waktu itu, selama itu juga tak ada yang janggal dengan sikap suaminya. Suaminya tetap bersikap biasa saja, seperti tak ada yang di sembunyikannya. Andai wanita selingkuhan suaminya tak hamil, mungkin pengkhianatan suaminya tak akan terbongkar.
"Masak apa, Ma?"
Tiba-tiba Hendra datang dari arah belakang lalu memeluk tubuh Ica yang sedang berdiri di depan meja kompor, membuat tubuh Ica terlonjak kaget karena kedatangan Hendra secara tiba-tiba apalagi Hendra memeluk tubuh Ica dari belakang dan Hendra meletakkan kepalanya di pundak Ica.
"Masak sayur asam sama sambal terasi"
Ketika keduanya terlibat obrolan di dapur, tiba-tiba terdengar suara tangisan Senja di kamar utama. Tanpa di minta Hendra langsung menuju kamar utama lalu meraih tubuh Senja, Hendra menggendong Senja menghampiri istrinya yang masih di dapur.
"Baru jam enam, tumben banget sih putri Papa ini sudah bangun" ucap Hendra sembari menghujani ciuman di pipi gembul Senja, sementara Mentari masih tertidur nyenyak di kamarnya.
"Ma, Papa ajak Senja jalan-jalan ya mumpung Papa lagi libur kerja"
"Jalan-jalan kemana?" tanya Ica melirik suaminya sekilas
"Keliling komplek aja, Ma"
Ica hanya mengangguk sebagai jawaban, Hendra pun melangkah pergi dari dapur dan keluar rumah dengan menggendong Senja. Sementara Ica selesai memasak bergegas ke kamar utama, Ica mencari HP milik suaminya yang ternyata terletak begitu saja di atas tempat tidur.
HP milik suaminya memang biasa di letakkan suaminya begitu saja, bahkan tak layar Hp itu tak memakai kunci jadi memudahkan Ica membukanya. Ica membuka riwayat panggilan di HP itu tapi tak ada yang mencurigakan, lalu membuka aplikasi hijau.
Mencari nomor HP Loli tapi tak ada di kontak HP milik suaminya itu, akhirnya Ica mengambil HP-nya untuk mencari nomor HP Loli. Kemudian angka demi angka di ketiknya di layar HP milik suaminya, namun saat Ica menunduk dirinya melihat benda yang muncul dari bawah ranjang.
"Apa ini milik Mas Hendra, sepertinya iya karena HP ini berada di posisi Mas Hendra tidur" gumam Ica dengan jantung berdegup kencang
Ica membuka HP asing milik suaminya itu dan kebetulan layarnya tidak di kunci, lalu Ica membuka aplikasi hijau terlihat ada riwayat pesan Hendra yang berbalas dengan Loli. Terlihat ada rentetan pesan mereka, yang sangat menjijikan membuat Ica mual membacanya. Si embu sedang online, segera Ica mengetik sebuah pesan
[Sayang, nanti jam 9 datang ke rumah Ica mau bertemu denganmu. Dia sudah setuju jika kita menikah, jadi tak masalah meski kamu akan menjadi istri kedua]