Dara tinggal bersama Fira di sebuah desa. Kakak beradik itu mengontrak karena hanya tinggal sementara dengan tujuan untuk melanjutkan sekolah Fira pada jenjang SMA. beberapa tetangga tidak menyukai hingga selalu menghina serta menggangu mereka yang dianggap miskin. Padahal kenyataan nya, mereka adalah orang kaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elinazy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
"Miskin banget sih gak mampu beli makanan, udah sana kamu beliin aja Hesti, anggap saja beramal dengan orang yang tidak mampu" Ujar Gita tidak berhenti menghina mereka.
"Dengerin tuh apa kata mbak Gita, Saya itu orang miskin dan kalau tiga juta lebih ada di kantong mbak Hesti. Saya harus makan apa? " Ujar Dara melenggang masuk ke dalam kamar. Ia sebenarnya sudah kehilangan selera makan karena kekacauan yang terjadi seharian ini.
"Cepat mbak Hesti beliin makanan, harus dua macam lauk seperti yang mbak Hesti makan! " Fira mengikuti Hesti hingga depan kontrakan. Ia ingin memastikan jia dia benar benar pergi untuk membeli makanan.
Gita menatap sinis ke arah Fira yang berani melawan siapapun tanpa terkecuali. Ia masuk ke dalam rumah daripada menjadi santapan amukan dari Fira.
***
"Selamat pagi semua, saya ingin mengumumkan jika posisi pak Bayu sekarang diturunkan menjadi seorang pelayan" Ujar Ivan memberikan pengumuman kepada semua karyawan.
Mereka saling menatap bingung dengan keputusan yang disampaikan oleh Ivan. Pasal nya, selama ini Bayu dikenal sebagai pemilik DResto.
"Maaf pak, kami kira kalau pak Bayu adalah pemilik DResto" Ujar salah satu karyawan.
"Bukan, dia hanyalah orang yang ditugaskan untuk mengelola DResto. Sebuah kesalahan yang dia lakukan itu membuat nya turun jabatan" Balas Ivan.
Luna tidak berani menatap ke arah Ivan karena kenyataan yang dibeberkan ini cukup mengejutkan. Ia pasti akan terseret juga karena ada hubungan nya dengan masalah Bayu.
"Lalu siapa pemilik DResto? " Tanya karyawan lain.
"Calon istri saya, untuk identitas nya masih dirahasiakan. Nanti kalian juga akan mengetahui nya. Dan untuk Hesti, posisi kamu naik menjadi seorang kasir untuk menggantikan kasir lama kita yang resign"
Luna memegang dada nya karena merasa syok atas pernyataan Ivan. Ia tidak percaya jika Dara lah yang menjadi pemilik DResto sebab sempat dikenalkan sebagai calon istri Ivan.
"Mulai sekarang, panggil Bayu tanpa sebutan pak. Cukup untuk perhatian nya, silahkan bubarkan diri" Ujar Ivan sambil memperhatikan semua karyawan yang berjalan melakukan pekerjaan masing masing, terutama Luna yang akan segera dijebloskan ke dalam penjara.
"Luna, kamu ikut ke ruangan saya" Ivan berjalan memasuki ruangan diikuti oleh Luna dari belakang.
Luna masih menundukkan kepala dengan sedikit gemetar. Ia gugup menghadap Ivan yang sepertinya akan berbicara serius.
Ivan tetap diam tidak memulai pembicaraan sampai menunggu Sukma datang. Setelah beberapa saat situasi hening, Sukma masuk membuat Luna kembali senam jantung.
"Silahkan duduk Sukma" Ujar Ivan.
Luna semakin dibuat ketakutan tidak tertahan. Bahkan air mata nya hampir terjatuh namun coba ditahan. Ia tahu betul kalau kejahatan yang dilakukan itu pasti sudah diketahui oleh mereka.
"Ini semua bukti yang berhasil saya kumpulkan pak Ivan. Maaf kalau kurang lengkap karena sulit untuk mencari semua nya" Sukma memberikan berkas berisi bukti kejahatan Luna yang menuduh dirinya telah mencuri berkas penting di ruangan Bayu.
Ivan membuka semua bukti yang dianggap cukup untuk dibawa kepada kepolisian. Ia tersenyum penuh arti ke arah Luna yang masih diam tidak berani menatap nya.
"Baiklah Sukma, tunggu sampai semua nya terungkap maka kamu akan saya angkat menjadi manager lagi" Ujar Ivan.
Sukma mengangguk lalu keluar dari ruangan Ivan dengan bahagia. Meskipun tatapan semua karyawan melihat nya sebagai seorang pencuri. Ia tidak menghiraukan itu karena semua akan segera terungkap kebenaran nya.
"Kenapa gak bicara Luna? Kamu gak mau bertanya atau sekedar berbasa basi? " Ujar Ivan senang melihat kondisi Luna yang ketakutan.
"Sa-saya dipanggil kesini untuk a-apa pak Ivan? " Balas Luna terbata bata.
"Tolong kamu jujur sama saya, kejahatan apa saja yang kamu lakukan di DResto ini" Ujar Ivan mencoba menggali informasi dari orang yang bersangkutan langsung.
"Kejahatan apa pak? Saya gak ngelakuin apapun" Balas Luna mengelak padahal kejahatan nya sudah terdeteksi oleh Ivan.
"Yasudah, kamu boleh keluar" Ivan membiarkan Luna pergi dan akan mencari tahu sendiri. Ia yakin jika kejahatan yang Luna lakukan tidak hanya korupsi saja, tetapi ada yang lain namun belum diketahui.
Ivan keluar dari ruangan nya untuk melihat para karyawan bekerja. Beberapa pelanggan perempuan banyak yang melirik ke arah nya namun tidak dihiraukan. Ia memperhatikan Hesti yang justru sedang menggosip dengan pelayan.
"Gak nyangka banget ya pak Bayu jadi pelayan sekarang" Ujar Hesti.
"Iya, kalau bukan dia terus siapa pemilik DResto? " Balas pelayan dengan penasaran.
"Pak Ivan mungkin..."
Obrolan mereka terhenti saat Ivan datang menghampiri.
"Kalau gak niat kerja, silahkan keluar dari restoran ini" Seru Ivan menatap tajam. Ia akan sangat tegas dalam menghadapi para karyawan yang kurang serius bekerja.
"Maaf pak" Balas mereka serempak.
"Kamu baru saya angkat menjadi kasir, jadi jangan macam macam atau posisi kamu akan saya turunkan lagi"
Hesti menundukkan kepala sampai Ivan beranjak pergi dari hadapan nya. Ia takut dengan ancaman yang dilayangkan barusan karena ketegasan Ivan mampu menggeser posisi siapapun yang dia mau.
"Mbak Hesti jadi kasir sekarang? " Ujar Dara yang baru saja datang.
"Kamu kalau mau pesan makanan, duduk aja di sana. Jangan ajak aku ngobrol daripada nanti dimarahin sama pak Ivan" Balas Hesti tidak ingin menanggapi Dara karena posisi nya terancam.
Dara mengedarkan pandangan ke sekeliling restoran untuk mencari keberadaan Ivan. Namun tatapan nya tertuju pada Luna yang sedang duduk santai sambil menelepon seseorang.
"Kamu jangan sembarangan mutusin aku dong, ini aja sekarang susah kalau mau korupsi lagi" Ujar Luna lirih namun terdengar oleh Dara yang mendekat.
Dara tersenyum mengerti dengan maksud perkataan Luna di sambungan telepon kepada seorang pria yang sudah pasti merupakan pacar nya. Ternyata selama ini, dana yang dikorupsi mengalir ke rekening pria itu. Dengan penuh keberanian, Dara merebut ponsel Luna dan langsung membawa nya jauh keluar restoran. Ia mengirim nomor pacar Luna ke nomor nya agar bisa menghubungi pria itu.
"Hei Dara! Ngapain kamu ambil ponsel ku! " Luna mengejar Dara hingga membuat perhatian para pelanggan DResto.
Dara berlari ke arah belakang restoran agar keributan nya dengan Luna tidak terlihat oleh pelanggan.
"Kembalikan ponsel ku! "
"Ambil saja kalau bisa" Dara mengangkat tangan nya yang menggenggam ponsel Luna.
Ivan tiba tiba keluar dari pintu belakang lalu mengambil ponsel yang direbutkan oleh kedua nya.
Luna terdiam saat Ivan mengambil ponsel nya karena tidak berani meminta untuk dikembalikan.
"Simpan saja ponsel Luna, jangan biarkan layar nya mati karena ada banyak rahasia yang bisa kita ketahui untuk masalah nya dengan DResto" Dara membisikkan perkataan di telinga Ivan.
Luna menatap kesal saat Dara terlihat dekat dan akrab dengan Ivan bahkan sudah seperti sepasang kekasih. Ia menjadi tidak bisa berkutik kalau sudah disangkutkan dengan Ivan.