NovelToon NovelToon
Suami Pilihan Abi Apa Salah?

Suami Pilihan Abi Apa Salah?

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / CEO / Kehidupan di Kantor / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:13.6k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Rakina Yura Izzati hadis 22 tahun harus menelan pil pahit dalam pernikahan yang dia jalani.
Lahir dari keluarga yang taat agama. Yura di jodohkan Abinya dengan teman Abi dan yang tak lain adalah bos Yura di kantor.
Aviansyah Rayyn Biadama. Putra satu-satunya dari Biadama yang mau tidak mau harus mengikuti perjodohan yang di tentukan untuknya.

Avian yang awalnya tertarik dengan Yura sebelum pernikahan. Tetapi entah apa yang membuat Avian berubah menjelang pernikahan dan bahkan menikah dengan Yura karena membenci Yura.

Pernikahan yang indah seperti bayangan Yura ternyata berbanding terbalik. Air mata serta hati yang semakin sakit yang dia terima dari suaminya yang sangat membenci dia.
Apakah Yura sanggup menjalani pernikahan itu?
Lalu bagaimana dengan Avian. Apakah Avian akan berubah dengan seiring waktu berjalan.
Mari kita baca ceritanya dan mohon untuk semua dukungan para readers untuk subscribe, like, koment dan vote yang banyak. Terima kasih.

Follow Ig saya.
aninunharahap12

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 11. Luka Pertama.

Kata-kata yang di terima Yura membuat tubuh itu bergetar dengan wajah yang di basahi air mata. Memandang pria yang dari tatapan bola mata itu sangat jelas telah membenci dirinya.

"Apa yang kau harapkan dari pernikahan ini, kebahagiaan, keharmonisan ... malam ini malam pertama pernikahan kita. Kau berpenampilan seperti ini, sangat menggoda diriku agar terjebak kembali ke dalam rencana yang kau susun,"

"Jangan bermimpi. Aku tidak akan menyentuh wanita bekas seperti kau. Wanita yang aku tidak tahu berapa laki-laki yang sudah menjamah tubuhmu. Jadi jangan kau harapkan pernikahan ini akan sesuai dengan impian dan rencana kotor mu!" tegas Avian

Kata-kata itu semakin menusuk dengan butir air mata kembali jatuh saat mendapatkan penghinaan tanpa alasan dari Avian. Rasa sakit yang tidak pernah di dapatkan Yura sebelumnya dalam hidupnya.

"Air mata buaya!" desis Avian.

"Dalam hidupku baru pertama kali aku menemukan wanita yang munafik seperti dirimu!" tegas Avian.

"Aku tidak seperti itu. Kenapa menuduhku dan menganggapku terendah itu," suara bergetar itu baru keluar ketika sudah tidak tahan mendapatkan penghinaan itu.

"Tapi itulah kenyataannya yang sudah terlihat jelas di depan mataku!" tegas Avian.

Avian menelan salivanya yang seakan tidak tahan melihat air mata itu. Untuk mengontrol hati yang bertolak belakang dengan semua yang dia ucapkan. Avian langsung memilih pergi dari hadapan Yura.

"Jika kamu menilaiku seburuk itu. Lalu kenapa kamu mau menikah denganku?" tanya Yura yang membuat langkah Avian terhenti.

Avian mendengus kasar, "pertanyaan yang bagus. Aku menerima pernikahan ini karena ingin mengetahui rencana apalagi yang akan kamu buat dan aku ingin memberi pelajaran kepada wanita yang sudah menipu keluargaku seperti dirimu!"

"Rakina Yura Izzati yang baru saja aku nikahi tadi subuh mulai saat ini, detik ini, kau akan terjebak sendiri dalam pernikahan yang kau rencanakan. Kau akan menderita dengan pernikahan ini!" tegas Avian seolah bersumpah.

"Kau nikmati saja bagaimana kamar pengantin yang sudah disiapkan untuk kita. Karena aku tidak akan sudi menyentuh wanita sepertimu!" tegas Avian yang langsung pergi.

Brukkk.

Suara pintu kamar terdengar kuat yang menunjukkan kemarahan Avian.

Suara tangis yang tersedu-sedu terdengar begitu kuat. Yura yang tidak percaya mendapatkan kata-kata sangat kasar. Yura membenamkan wajahnya dengan kedua tangannya yang menangis dengan terisak-isak yang merasakan kehancuran hati yang telah mendapatkan tuduhan yang sangat keji.

Bagai seorang wanita yang tidak pernah menangis dan sekarang menangis untuk menumpahkan apa yang dia rasakan.

Avian yang ternyata belum pergi berdiri di depan pintu kamar yang mendengar jelas suara tangis itu. Dengan wajah yang sangat dingin Avian menelan saliva dengan memejamkan mata sebentar, lalu membuka dengan menghela nafas. Dari wajah itu terlihat ada sedikit penyesalan saat berbicara seperti itu. Tetapi Avian tetap pergi dan tidak peduli pada Yura di dalam sana.

********

Malam pengantin yang seharusnya sangat indah dengan penuh keromantisan dan sekarang berbanding terbalik dengan penuh air mata. Yura yang berdiri di depan jendela dengan memeluk lengannya sembari mengusap-usap seolah menguatkan diri sendiri.

Wajah itu terlihat sangat murung dan penuh dengan kesedihan, air mata itu masih saja jatuh dan langsung dihapus. Yura merasa jika dia sedang mengalami mimpi buruk yang tidak percaya jika malam pernikahannya akan menjadi sebuah tangisan.

Dia masih mengingat bagaimana kata-kata Avian menilai dirinya begitu buruk dan bahkan tidak ada harganya sama sekali. Yura mengingat bola mata Avian yang sangat indah penuh dengan rasa jijik dan kebencian. Tidak ada yang tahu apa kesalahan yang sudah dia lakukan. Dia terus bertanya-tanya dan mengalami pergejolakkan batin.

"Ya Allah jawaban yang aku minta kepadamu telah engkau berikan. Tetapi, kenapa semua ini menjadi seperti ini. Aku tidak tahu apa yang membuat kak Avian begitu membenci diriku dan sampai menuduhkan segala sesuatu yang sama sekali tidak aku lakukan. Aku bingung ya Allah," batin Yura.

***********

Pernikahan sudah selesai, malam pertama yang tidak terjadi, acara di Mekkah berakhir dengan ibadah umroh yang sudah di lakukan bersama-sama dua keluarga.

Yura yang sekarang pulang bukan lagi ke rumah orang tuanya, buka ke kos, tetapi sudah ke rumah keluarga baru nya yaitu rumah Avian.

"Selamat datang Yura di rumah kami dan juga menjadi rumah kamu," ucap Biadama yang selalu menyambut baik sang menantu.

"Terima kasih Om," sahut Yura dengan tersenyum tipis yang tidak memperlihatkan wajah yang bahagia.

Sama dengan Avian yang sejak tadi berdiri dengan wajah datar yang terlihat begitu muak.

"Yura ada apa? kenapa Om melihat wajah kamu seperti itu. Apa ada sesuatu yang membuat kamu tidak nyaman?" tanya Biadama.

"Tidak apa-apa kok Om," sahut Yura.

"Mas kamu itu sangat berlebihan, dia baik-baik saja sejak tadi," timpal Artika.

"Aku hanya bertanya saja. Karena aku tidak ingin orang baru di rumah kita menjadi tidak nyaman," sahut Biadama.

"Mas, Yura baru menikah, Dia anak perempuan satu-satunya di dalam keluarganya, dia baru saja diantarkan orang tuanya ke rumah kita. Jadi jelas Dia terlihat sedih yang akan berpisah dari orang tuanya," sahut Artika.

"Benar Om apa yang dikatakan tante Artika. Jika Yura hanya sedih saja," jawab Yura dengan tersenyum tipis agar orang-orang tidak terlalu mempertanyakan bagaimana dia yang memang tidak baik-baik saja.

"Ya sudah Om juga sangat berharap kamu tidak sedih lagi. Yura kamu hanya menikah dan bukan berpisah dari orang tua kamu. Kapanpun kamu mau, kamu bisa mengunjungi orang tua kamu dan mintalah pada Avian, maka Avian akan mengantarkan kamu," ucap Biadama.

"Kamu bisa melakukan semua itu Avian?" tanya Biadama memastikan.

"Iya!" jawab Avian dengan datar dan terkesan begitu terpaksa.

"Sudahlah sekarang kalian berdua istirahat, mama juga capek," sahut Artika.

Avian yang tidak banyak bicara langsung pergi begitu saja dengan membawa kopernya.

"Permisi Om!" ucap Yura yang langsung pergi.

"Aku berharap Yura dan Avian bisa menjalani rumah tangga mereka dengan baik," batin Biadama yang selalu berdoa dengan penuh harapan yang positif.

********

Yura dan Avian yang sudah berada di dalam kamar dengan Yura yang memasuki kamar dengan penuh kegugupan. Kepala Yura berkeliling melihat isi kamar Avian yang luas dan juga sangat rapi.

Memiliki tempat tidur king size dengan sofa di dalam kamar itu dan juga terlihat meja kerja yang tepat di depan jendela di samping pintu menuju rooftop. Kamar dengan desain klasik Eropa.

"Kau pintar sekali bersandiwara di depan papa. Apa maksud mu. Supaya papa menyalahkanku!" Avian yang langsung marah-marah pada Yura yang masih sibuk melihat isi kamar itu.

"Aku tidak bersandiwara dan apa yang aku katakan sampai membuat kamu marah seperti ini," sahut Yura.

"Kamu masih bertanya. Kamu sengaja mencari simpatik dari papa dengan menunjukkan wajah pura-pura mu itu hah," kesal Avian.

"Aku tidak melakukan apa yang kamu tuduhkan kepadaku," sahut Yura membela diri.

"Kau memang tidak akan pernah mengakui apa yang sudah kau lakukan!" tegas Avian yang langsung pergi dari hadapan Yura menuju kamar mandi.

"Kenapa salah lagi. Aku bahkan tidak melakukan apapun," batin Yura dengan mengusap wajahnya menggunakan kedua tangan yang menghela nafas yang mulai merasa lelah.

Bersambung.

1
Wiwit Wilowati
setelah tau fakta nya tinggalkan ja si Avian biar tahu rasa...gak jelas asal nuduh ja...bukan dicari kebenarannya..😇😇
Bandar Jayalampung
makanya jgn tolol
Holipah
yura bego masih bertahan d situ
Bandar Jayalampung
udah deh Yura pisah aja dulu. biar tau rasa suami kmu yg goblok tolol itu 😡
Wiwit Wilowati
klu bicara pakai akal sehat Avian bukan emosi yg gak jelas...
Bandar Jayalampung
nah Lo mampus kau Alvian ayo Adam bawa Yura pergi . biar dia nyesel
Siti Khoiriah
kesel banget thor sama avian
gedeg....
Bivendra
syirik aja lu knp lu tkt tersingkir dgn kdtgn yura drmh ortunya
menantu koq belagu bgt
Milla
next
Milla
next
Zenakhayra
penulisan nama kadang salah...novelnya menarik
ainuncepenis: Kak boleh di kasih tahu di bagian mana kak. biar di revisi kak
total 1 replies
Milla
min doubel up donk
Dian Fitriana
up
Lebrianty ayu
mampir ya Thor
Milla
min doubel up yaa
Bivendra
syira ini manipulayif palingan dy suka suka sm cat avian ini mknya gatel
ni pun cat avian ladenin
Milla
next min
Saini Jamudin
lanjuuut
Bivendra
ini penyebab salah paham nya ternyata
muna aprilia
lnjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!