Bau bangkai menyengat selalu datang setiap mau maghrib sampai nanti menjelang isya, Kadang bayangan merah juga melintasi jendela. Lita terpaksa menyewa tempat yang paling ujung karena harga nya yang murah dan ukuran rumah ini lumayan besar, Namun rasa takut Lita berkurang ketika ada seorang pria bernama Sam juga menghuni rumah ini di bagian atas.
Yang membuat Lita merasa aneh, Sam datang nya selalu sore setiap mau maghrib.
Siapa Sam sebenar nya?
Kenapa Sam mau tinggal bersama Lita?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2. Nenek tua
Kepergian Lita dan Bu Melati menuju rumah paling ujung mengundang banyak mata yang menatap nya, Kost kostan yang banyak ragam orang ini pasti juga banyak pemikiran nya. Sebab yang kost di sini bukan hanya anak kuliah saja, Bahkan ada juga PSK yang tinggal di sini. Banyak yang kost tempat Bu Melati karena harga nya yang sangat murah, Beda jauh dengan tempat lain yang harga nya pasti sangat mahal di kota besar ini. Di depan kost wanita adalah kost pria, Bangunan yang lebih mirip rumah susun sebenar nya, Mereka berbaur dan saling menjaga saja, Bila sampai ketahuan melakukan hubungan terlarang, Maka mereka akan langsung di usir.
Bangunan yang terlihat sudah sangat tua karena cat tembok nya saja banyak yang mengelupas sehingga menimbulkan kesan kian seram, Apa lagi masih banyak pohon yang ada di sana. Di antara nya adalah pohon sawo dan pohon mangga, Mereka tumbuh dengan pohon yang sangat besar menjulang tinggi. Akar akar yang menjulur terlihat seperti rambut kuntilanak bila di malam hari, Sebenar nya jarang ada yang keluar di malam hari. Karena mereka ngeri dengan pemandangan luar rumah, Bila tidak sangat mendesak, Maka mereka akan menunda nya saja sampai esok, Tapi beda hal dengan para PSK yang memang mereka kerja nya di malam hari.
"Ada anak baru lagi yang di bawa Bu Melati kerumah ujung." Bisik Laura.
"Paling juga cuma lihat doang, Siapa yang berani tinggal di rumah yang bersatu dengan kuburan." Sahut Andrea.
"Tapi kalau dia memikirkan harga nya yang murah, Siapa tahu saja dia mau." Andi juga membuka suara.
Bila siang hari dan mereka sedang tidak ada jadwal kuliah atau pun pekerjaan, Mereka akan nongkrong di depan kost bersama dengan para gadis dan para bujang untuk menghibur diri.
"Aku yakin sih dia tidak akan berani, Itu seram banget loh." Andrea bergidik ngeri.
"Itu karena elo penakut, Siapa tahu saja dia mental baja." Sanggah Laura.
"Tapi aku sendiri pun enggak akan berani tinggal di sana, Seram banget pokok nya." Andi juga takut.
"Sebenar nya yang seram itu bukan cuma di sana saja, Rumah itu lebih menonjol seram nya karena ada kuburan di depan." Lirih Andrea.
"Inti nya kost ini memang seram, Andai saja aku anak orang kaya. Maka aku tak akan kost di sini!" Laura berkeluh kesah jadi nya.
Mereka pekerja paruh waktu dan sekalian kuliah, Orang tua mereka memang bukan lah orang kaya. Sehingga mereka cukup sadar diri saja tinggal di kost ini untuk menghemat pengeluaran yang sangat besar ketika hidup di kota ini.
"Kemarin malam Caca ngomong sama aku." Andrea sedikit berbisik.
"Ngomong apa?" Laura dan Andi jadi penasaran.
Andrea menatap kanan kiri dulu untuk membuka cerita, Takut bila sampai ada yang dengar dan mengadukan nya pada Bu Melati. Pemilik kost akan sangat marah bila mereka bergosip tentang ada nya hantu, Padahal jelas sekali kalau tempat ini memang sangat angker dan menyeramkan.
"Jam setengah tujuh kan Caca pulang kuliah, Dia enggak langsung mandi dan malah tidur. Tapi tak lama setelah dia tidur, Kata nya ranjang dia di goyang goyang oleh mahluk berambut putih panjang." Bisik Andrea.
"Yang bener kau!" Laura paling takut memang.
"Aku enggak bohong, Kata nya itu Nenek tua yang sudah bungkuk dan tubuh nya sangat kurus tapi kuku tangan nya sangat panjang." Andrea memang sedang tidak berbohong.
"Mungkin karena Caca pulang maghrib, Jadi setan luar ikut." Sahut Andi.
"Nah bisa jadi gitu, Harus nya kan Caca mandi dulu supaya bersih." Timpal Andrea.
Laura sudah pucat karena ketakutan untuk tidur nanti malam, Apa lagi sekarang hari sudah mau sore. Andrea jadi kasihan melihat teman nya yang ketakutan begini, Menyesal sudah cerita kepada Laura. Andi masih tampak tenang karena dia sudah sering mengalami hal seperti itu.
"Ada satu obat nya agar kau tidak takut, Lau." Ujar Andi.
"Apaan?" Laura jadi semangat mendengarkan nya.
"Kau harus sering bertemu dengan mahluk itu, Supaya tidak takut lagi." Jawab Andi.
"Gila kau ya! Sekali saja aku tak akan mau, Malah kau suruh pula aku sering bertemu." Kesal Laura.
Andi tertawa melihat teman nya yang sewot bukan main, Laura memang tak pernah melihat hal yang seperti itu. Jangan sampai dan jangan pernah, Entah bagai mana reaksi nya bila itu sampai terjadi.
"Nah ini orang nya, Sini duduk." Andrea menarik tangan Caca.
"Ada apa sih?" Caca yang baru pulang kuliah menjadi heran.
"Benar ya kalau kamu habis di ganggu hantu?" Laura bertanya penasaran.
"Iya, Aku jadi takut mau masuk kedalam kamar." Lirih Caca.
Bahkan sekarang saja Caca jadi merinding tidak karuan karena mengingat kejadian tadi malam, Wajah Nenek tua dengan gigi runcing itu masih mengusik mata nya. Caca tak akan bisa untuk tidur tenang lagi, Bahkan untuk duduk sendirian pun dia merasa merinding.
"Kalau udah punya uang aku bakal pindah saja." Ujar Caca.
"Sayang uang nya, Ca. Kamu rajin sholat dan ngaji saja, Supaya dia tak betah di kamar kamu." Saran Andi.
"Atau kamu bisa minta ganti kamar pas nanti ada yang kosong." Andrea juga memberikan saran.
"Terus gimana kalau kamar baru itu ternyata ada hantu nya juga?" Cetus Laura.
Sontak semua menatap Laura yang sudah ketakutan dan tidak tenang duduk nya, Benar juga ucapan gadis satu ini. Bagai mana bila kamar yang lain juga ada hantu nya dan mereka pindah karena tidak kuat menahan rasa takut, Semua nya bisa saja terjadi bila masih ada di lingkungan kost nya Bu Melati.
"Kalian perhatikan lah bila sesepuh Bu Melati datang, Mereka pasti akan menaruh kembang dan sesajen di belakang sana." Bisik Caca.
"Kau pernah lihat, Ca?" Tanya Andi menatap Caca serius.
"Pernah, Waktu itu aku tidak sengaja melihat arah belakang lewat jendela. Dan ku lihat mereka membawa sesajen yang di letak kan di makam tua sendirian itu." Bisik Caca.
"Kost ini banyak sekali kuburan nya." Laura kian merinding.
"Jika mereka datang lagi, Coba lah kalian intip dari jendela kamar." Ujar Caca.
"Enggak mau ah, Takut ketahuan dan malah jadi berabe urusan nya." Tolak Andrea.
"Iya! Gimana kalau ternyata setan itu datang karena kau mengintip?" Cetus Laura.
Caca juga tersentak karena itu bisa saja terjadi, Memang dia usai mengintip sesepuh nya Bu Melati. Tapi dia juga mengintip karena tidak sengaja, Bukan karena niat ingin mengintip.
Selamat membaca guys, Semoga suka ya.