The Queen Of Drama

Vyora, melirik Caelus yang sedang menyetir. Sesekali Vyora juga melihat ke arah cermin untuk melihat pamannya di belakang, entah sejak kapan mereka berdua terdiam.

"Hati-hati di jalan." Ucap Kariel setelah mobil tersebut berhenti didepan apartemen, dia pergi dan melambaikan tangannya pada Vyora yang tersenyum.

Kini, didalam mobil hanya ada mereka berdua.

"Aku akan pulang ke apartemen?" Tanya Vyora menatap Caelus.

"Ya, nama mu sudah tercatat sebagai aktris pendatang baru. Acara Grand opening juga sebentar lagi, sebaiknya kau berjaga-jaga untuk istirahat sebelum jadwal mu padat." Jelas Caelus.

"Baiklah, tapi aku harus pulang dulu. Ada beberapa barang yang ingin aku bawa, tidak banyak kok." Ucap Vyora yang menatap lurus ke depan.

Caelus tidak menjawabnya, namun mobil tersebut melaju menuju alamat kediaman Vyora. Vyora keluar dari dalam mobil dengan Caelus dibelakangnya, Caelus menatap punggung Vyora yang cantik.

Langkah kaki Vyora terkejut, dia melihat Gloria yang lari terburu-buru bahkan tidak menghiraukan keberadaan nya. Ekspresi wajahnya terlihat serius dan khawatir.

"Apa yang terjadi?" Tanya Vyora pada pelayan.

Para pelayan langsung menundukkan kepalanya, mereka saling pandang dan mengangguk.

"Nyonya mendapatkan kabar mengenai nona Mecca, katanya nona Mecca di temukan tak sadarkan diri di salah satu hotel. Menurut pemeriksaan dokter, nona Mecca telah menghabiskan waktunya dengan banyak pria sehingga kondisinya langsung drop dan dilarikan ke rumah sakit terdekat." Jelas salah satu pelayan.

"Apa?" Kaget Vyora, dia benar-benar shock dengan hal ini. Tapi, siapa yang melakukan itu? setahunya, Mecca sangat menjaga reputasi dan citranya. Dia tidak mungkin melakukan hal tersebut secara terang-terangan, tapi....

Vyora melirik Caelus, laki-laki itu masih berdiri dengan ekspresi wajah yang santai dan tenang. Sama seperti biasa, Caelus tidak terlihat shock ataupun terkejut, dia seperti robot.

Karena sudah tidak penasaran, Vyora segera pergi menuju kamarnya. Dia benar-benar tidak mengerti dengan apa yang terjadi sekarang, Caelus semakin mengerikan. Dia tahu, itu adalah pembalasan yang dilakukan Caelus karena sikap lancang Mecca padanya, jika di pikirkan lagi, Caelus merasa di rendahkan karena sikap Mecca yang menjijikkan itu.

"Mereka sedang pergi, apa kau tidak berniat untuk membakar rumah ini?" Tanya Caleus.

"Aku tidak segila itu, masih banyak pembalasan yang belum aku lakukan." Ucap Vyora dengan santai, dia memasukkan foto ibu nya kedalam tas. Hanya itu.....

"Ayo." Ajak Vyora, mereka kembali turun. Tapi, Caelus justru mencekal tangannya sehingga langkah kaki Vyora terhenti, Vyora menatapnya heran.

"Ada apa?" Tanya Vyora penuh keheranan, dia menatap lengannya yang dipegang oleh Caelus.

"Kau akan segera menjadi aktris, jangan biarkan barang-barang mu terlihat dengan bebas. Suruh para pelayan untuk membakarnya..." Jelas Caelus, Vyora menaikan sebelah alisnya heran.

Haruskah seperti itu?

"Baiklah." Angguk Vyora.

Mereka kembali turun, Caelus tersenyum puas saat melihat Vyora menyuruh para pelayan untuk membakar semua barang-barang nya, setidaknya Vyora akan mengenakan pakaian dan barang-barang baru dari nya di apartemen nanti, itulah tujuan utamanya.

"Sudah, ayo..." Ajak Vyora dengan tersenyum.

Caelus mengangguk, namun ekspresi nya langsung berubah ketika dia melihat Vyora berbelanja dengan begitu banyaknya. Cara yang dia usulkan tadi benar-benar sia-sia, karena percuma saja jika Vyora membeli banyak barang dan pakaian baru sekarang.

"Ini dari paman Kariel, benar-benar lucu!!" Senang Vyora, dia membawa banyak sekali barang belanjaan, begitu pun dengan Caelus.

Seumur hidupnya, baru kali ini dia membawa barang belanjaan wanita. Terlebih, wanita muda yang sudah menggodanya sejak awal bertemu.

••••

"Mr, anda sudah kembali?" Tanya Arthur yang menatapnya heran, biasanya Caelus tidak akan pulang.

"Kau tidak senang jika aku kembali?" Heran Caelus, dia mengambil alkohol di tangan Arthur dan segera meneguknya dengan santai.

"Ahh, apa karena nona Vyora sudah tinggal apartemen sehingga anda tidak...."

"Aku akan tinggal di samping apartemen nya..." Sela Caelus, Arthur mengangguk dengan ekspresi wajah yang bodoh, dia sudah tahu mengenai rencana Caelus.

Laki-laki ini benar-benar licik jika sudah menginginkan sesuatu!

"Hubungi Kariel, katakan padanya bahwa aku memiliki kartu as yang bagus untuk membuat mereka kalah." Jelas Caelus dengan seringai mengerikan nya.

"Baik Mr." Angguk Arthur, inilah sifat asli mereka berdua!

Ahh tidak, dia juga teringat akan sosok Vyora yang asli. Mereka bertiga sama persis, benar-benar mengerikan.

•••

"Bagaimana?"

"Nona, semuanya sudah berjalan sesuai rencana anda. Ini adalah kartu atas nama anda, semua uang perusahaan akan masuk ke sana tanpa terdeteksi oleh siapapun." Jelas seorang wanita dengan sorot mata yang datar.

"Terimakasih Karin, berkat kau semuanya berjalan dengan lancar." Senang Vyora, dia melihat data-data ditangannya yang lengkap.

Karin, merupakan anak dari sekertaris ibu nya yang sudah lama bekerja dengan mereka. Tidak ada yang tahu sosok Karin karena menurut mereka itu tidak lah penting semenjak kematian sang ibu, namun Vyora sudah lama mengenal nya dan menganggap nya seperti saudara.

"Nona, apa anda yakin ingin menetap disini dan menjadi aktris? bagaimana jika mereka kembali mencelakai anda?" Tanya Karin.

"Kemana pun aku pergi jika takdir ku sudah di tentukan, itu sama saja. Karin, aku akan merasa lebih baik jika kau berhenti bekerja di perusahaan dan memulai kehidupan mu yang baru bersama ku." Jelas Vyora.

"Nona, menjadi sekertaris nona Mecca sangat menguntungkan bagi anda, saya bisa melihat pergerakannya sedetail mungkin." Jujur Karin, Vyora terdiam dengan menatap Karin. Itu adalah bagian dari rencana nya juga, dia menempatkan Karin di sisi mereka sebagai mata-mata. Bahkan, yang memberikan racun padanya juga itu Karin atas perintah Mecca dan Gloria, karena itulah sampai sekarang Karin menjadi sekertaris dan orang kepercayaan mereka.

Karin tidak ingin usaha Vyora selama ini menjadi sia-sia, terlebih Vyora juga sampai koma selama satu tahun karena dirinya menuruti perintah bodoh mereka.

"Baiklah, jika keputusan mu sudah bulat. Katakan padaku jika kau membutuhkan sesuatu..." Senyum Vyora dengan menatap Karin.

"Terimakasih nona." Tunduk nya.

Karin sangat tahu bagaimana kehidupan Vyora setelah sang ibu tiada, sosoknya yang manis dan lembut bahkan sangat penurut langsung berubah setelah kematian sang ibu. Vyora terlihat licik, jahat, bahkan begitu menyeramkan jika sudah berhubungan dengan orang yang ingin menyakitinya.

Tidak ada yang tahu sosok aslinya seperti apa, Vyora lebih senang di kenal sebagai sosok wanita cantik yang lemah, hal itu bukan karena semata-mata ingin mendapatkan perlindungan dari para laki-laki yang menginginkan nya, melainkan agar para musuhnya lengah.

Membuat musuh lengah dengan sikapnya adalah keahlian nya, dia tidak masalah jika mereka mengenal nya dengan julukan apapun itu, yang terpenting dia benar-benar puas jika mereka menikmati karma yang telah mereka lakukan.

Dirinya hanya perlu menyaksikan momen menyenangkan saat mereka menangisi dan menyesali perbuatannya, karma mereka sangat dinantikan oleh dirinya. Dan tentunya, itu adalah pertunjukan yang sangat menyenangkan!!