Novel ini mengisahkan seorang pemuda lugu yang kekuatannya tertutup racun sejak kecil, dia bertemu dengan seorang kakek yang menolongnya dan memberinya kekuatan yang bisa mengalahkan para dewa.
Dia punya tubuh antik yang jarang dimiliki oleh banyak orang, tapi titik kekuatan yang dia punya hanya terbuka satu saja, padahal ada tiga titik kekuatan yang harus dibuka untuk setiap orang yang belajar beladiri.
Pemuda ini tidak tahu siapa kedua orang tuanya, dia berpetualang mengelilingi kerajaan-kerajaan hingga akhirnya dapat menemukan orang tuanya yang saat ini kekuatannya sudah hilang sama sekali karena titik kekuatannya sudah dihancurkan semua oleh seorang yang mempunyai kekuatan super power juga.
Orang yang mempunyai kekuatan super power itu ternyata adalah saudaranya sendiri yang menapaki jalan hitam dalam kehidupannya.
Dengan segenap keinginan dan semangat yang membara, tokoh utama dari novel ini mempelajari ilmu spiritual dan berusaha untuk membuka semua titik kekuatannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aang Albasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rama Dan Pelangi Bulan madu sambil Berperang
Tibalah mereka semua dihadapan Purwati.
“Kakaaaaak”. Teriak purwati dan berlari memeluk Rama
“Bagaimana keadaan disini, adikku yang imut?”. Tanya Rama
“Sudah beres, kak, hanya siluman-siluman kecil saja entheeeeeng”. Jawab purwati sambil mengacungkan jempolnya
“Baiklah, ternyata disini sudah beres, mari kita pergi ke kerajaan Wesi Lunak untuk menolong warga disana”. Kata Rama
“Ehem, menolong warga apa menolong someone????”. Kata Sukmawati sedikit meledek yang membuat wajah pelangi berubah.
“apaan sih, termasuk somewan itu juga harus kita tolong jugakan?”. Jawab Rama
“Someone siapaaaaaaaaaa? Orang spesialkah diaaaa?”. Teriak Pelangi yang sudah tidak kuat menahan rasa penasarannya.
“Nanti aku ceritakan lengkap plus plus juga”. Kata Sukmawati.
Merekapun langsung berteleportasi menuju kerajaan Wesi Lunak dan muncul dihadapan ki Tunggak yang sudah terkapar tak berdaya dan Intan yang sedang kewalahan bersama Grindi dengan kekuatan mereka yang sudah hampir habis.
“Kak Ramaaaa”. Teriak intan dan langsung memeluk Rama yang membuat Pelangi menjadi memasang wajah seram.
“Siapa dia!”. Bentak Pelangi
“Dia orang yang aku tolong disebuah alam ilusi, istriku”. Jawab Rama
“Kak Rama, kak Rama sudah menikahkah? Apa dia Istrimu?”. Tanya Intan
“Benar, dia istriku, cantikkan?”. Tanya Rama
“Benar-benar seperti bidadari kak, wajar saja kak Rama menolakku saat itu”. Kata Intan
“Baiklah, waktunya kita bersenang-senaaaang”. Kata Rama sambil mulai mengeluarkan auranya, diikuti Sukmawati yang sudah mulai bisa menguasai kekeuatan iblis menjadi kekuatan spiritualnya, tapi terlihat Purwati malah sedang mengambil permen yang berbentuk bebek disebuah kedai makanan yang ditinggalkan oleh pedagangnya.
“Sekarang gantian kalian saja yang menghabisi para siluman itu kakak-kakakku”. Kata Purwati sambil duduk menonton pertunjukan berbagai macam aura yang keluar dengan sangat luar biasa.
Tiba-tiba muncul siluman raksasa yang lebih besar daripada siluman beruang yang pernah dihadapi Rama digunung panjang.
“Bocah-bocah kecil!, berani sekali kalian menghabisi anak buahku!”. Teriak raksasa itu sambil menghentakkan kakinya ketanah membuat bumi bergoyang seketika.
“Purwati!, apakah kamu sanggup menghabisi siluman raksasa ini!”. Teriak Rama
“Sanggup kak, tapi aku lagi menikmati permen yang sangat manis ini, jadi kakak saja yang menghadapinya ya”. Jawab Purwati.
“Ah sialan adik kecilku sudah mulai berani menolak permintaanku”. Gumam Rama.
“Baiklah”. Kata Rama sambil mengeluarkan Sembilan aura yang berbentuk dewa Perang, Dewa penjaga Surga, Dewa Penjaga Neraka, Dewa Penghukuman, Dewa peradilan, Dewa Penguasa Bumi, Dewa Penguasa Langit, Dewa Pengatur Dunia dan Dewa Penghabisan dengan cahaya emas yang sangat menyilaukan mata yang langsung menyerbu Siluman raksasa itu, terlihat satu persatu aura dewa itu menghilang membuat rama sedikit terheran.
“Cukup merepotkan juga siluman ini”. Gumam Rama.
“Baiklah”. Kata Rama sambil menunjuk dewa perang dengan menyalurkan kekuatan raja dewa kepada aura itu dan langsung memenggal kepala siluman Raksasa itu yang membuat siluman itu terjatuh, sayangnya kepala siluman itu tiba-tiba muncul lagi dari lehernya.
“Haish, ternyata bisa relokasi tubuh dengan sangat cepat dia”. Benar-benar merepotkan sekali.
“Suamiku, apa kau butuh bantuanku?”. Tanya Pelangi
“Jangan kakak ipar, biarkan kakakku mengeluarkan kekuatannya yang sebenarnya”. Jawab Purwati yang mencegah
“Sialan, adik kecilku ini!”. Gumam Rama.
“Okeee, Okeeee, kamu memang cukup tangguh siluman tapi bagaimana dengan yang satu ini!”. Teriak rama sambil mengacungkan jarinya kelangit dan membuat awan menjadi hitam pekat letusan-letusan petir besar berwarna merah mulaih menghujam kearah siluman raksasa membuat siluman raksasa tersebut hangus dan berasap terkapar tak berdaya lagi dan mengeluarkan inti kekuatan siluman yang benar-benar luar biasa dan langsung diambil oleh Rama.
“Ah, kakak, kenapa tiak mengguanakan kekuatan aslimu kak?”. Tanya Purwati
“Kalau pakai petir saja cukup, ngapain buang-buang tenaga adikkuuu”. Jawab Rama.
“Kak Rama, Pamanku adalah seorang raja di kerajaan Tirta Reja, dia saat ini sedang mengidap penyakit, kerajaannya sedang diserang oleh para Siluman bisakah kakak membantuku untuk menghabisi semua siluman yang ada disana?”. Tanya Intan yang ternyata adalah keponakan dari Raja Tirta Wangsa yang saat ini berkuasa di kerajaan Tirta Reja.
“Tanyakan kepada istriku, kalau istriku mau membantu, aku akan siap meluncur kesana”. Jawab Rama.
“Bagaimaka kakak ipar?, bisa membantukan? Bisa dong, bisa dong”. Tanya Intan sambil menarik-narik tangan Pelangi yang sedang memasang wajah cemburu.
“Aku dan Rama saja yang akan pergi kesana, kalian tetaplah disini dan merawat orang-orang yang terluka ini”. Jawab Pelangi
“Okeeeeeeey, yuk mariiii”. Kata Rama sambil memeluk Pelangi dan terbang menuju kerajaan Tirta Reja.
“Suamiku, malui-maluin ah, berpelukan didepan banyak orang!”. Bentak Pelangi lirih tapi dengan muka yang bahagia.
“Aaaah, salah siapa coba, kita mau enak-enak malah diganggu, harusnya kita bertarung diranjang, malah kita bertarung beneran dengan para siluman kurang ajar ini”. Jawab Rama.
“Iya juga yah suamiku”. Jawab Pelangi sambil tersenyum.
Tak lupa sebelum rama terbang sudah memberikan beberapa buah dewa kepada Purwati untuk mengobati luka-luka para penatua di kerajaan Dadung Mbulet dan kerajaan Wesi Lunak.
Sesampainya di kerajaan Tirta Reja Rama dan Pelangi melihat banyak sekali orang-orang yang sudah tidak bernyawa tergeletak dijalanan, dan banyak sekali rumah-rumah yang sudah hancur.
“Istriku, apakah kita sudah telat datang kemari?”. Tanya Rama
“Mudah-mudahan belum, suamiku, ngomong-ngomong, kapan kamu mau melepas pelukanmu ini?”. Jawab Pelangi yang memasang wajah malu-malu meong
Masih terdengar jelas teriakan-teriakan warga yang membuat Rama dan Pelangi langsung mendatangi mereka, terlihat banyak siluman yang sedang memakan mayat manusia yang sudah tidak bernyawa.
“Dasar siluman tak beradab!”. Teriak Rama
“Suamiku, memangnya ada siluman yang punya adabkah?”. Tanya Pelangi sambil cengar cengir
Rama langsung mengaktifkan sebuah kekuatan yang auranya benar-benar memenuhi seluruh kerajaan Tirta Reja hingga terlihat di kerajaan Wesi Lunak.
“Kak Sukma, lihatlah aura itu, itu aura milik kak Rama, mereka sudah mulai menyerang siluman-siluman yang ada disana”. Kata Purwati yang masih ngemut permen dimulutnya.
“Benar, Andai saja kita bisa berada disana bersama Rama dan Pelangi, mungkin kita akan membantunya juga”. Jawab Wicaksana
“Ah, tidak dibutuhkan kak, Kak Rama dan Kak Pelangi saja sepertinya sudah cukup untuk menghadapi siluman-siluman kecil itu”. Jawab Purwati.
“Cleb!, Kruwek!”. Suara serangan-serangan yang dikeluarkan oleh Rama sambil memeluk istrinya yang dibawanya terbang kelangit sambil sesekali menciumi pipi Pelangi
“Ayaaaang, ah kamu ternyata genit juga ya”. Kata Pelangi manja
“Sepertinya cukup menarik juga yah istriku, bercinta sambil berperang seperti ini”. Kata Rama yang masih mengarahkan serangan-serangannya kepada siluman-siluman yang berada dibawahnya sambil menciumi istrinya yang sangat cantik itu.
“Mwah, Mwah, Mwah”. Beberapa kali juga Pelangi membalas ciuman dipipi Rama yang membuat Rama semakin bersemangat mengeluarkan auranya.
Setelah beberapa lama kemudian musnahlah sudah seluruh siluman yang terlihat sudah menghancurkan lebih dari sebagian kerajaan Tirta Reja.
“Yah, sudah selesai ternyata, istriku”. Kata Rama yang masih memeluk istrinya itu.
“Kenapa memangnya, bukankah akan lebih baik, semakin cepat kita mengalahkan semua siluman, tugas kita semakin cepat selesai juga?”. Tanya Pelangi
“Kita tidak bisa berciuman lagiiiiiiiiii”. Jawab Rama sambil menggertakkan giginya dengan wajah yang terlihat sebel.
“Hahahaha, kamu lucu juga ya suamiku, kan bisa kita lanjutkan lagi setelah ini”. Kata Pelangi sambil menggoda Rama
“Baiklah klau begitu, kita langsung ke istana kerajaan saja,melihat apakah disana banyak pasukan yang sudah tewas atau yang membutuhkan bantuan kita”. Jawab Rama
“Okey!”. Kata Pelangi yang masih terbang bersama Rama dipelukannya, Rama masih saja sesekali menciumi Pelangi sambil terbang.
“Aaaah, kamu ini, bisa berhenti menciumiku terus-terusan tidak sih?”. Kata Pelangi.
“Ah, kamu juga suka kan?”. Tanya Rama meledek.
“Iiiiih, apaan sih?”. Jawab Pelangi sedikit ketus.
Sampailah mereka berdua di istana kerajaan, terlihat banyak sekali pasukan yang sedang memegang dadanya sambil terbaring kesakitan, dan banyak juga terlihat pasukan yang sudah tak bernyawa disana.
“Apakah raja baik-baik saja?”. Tanya Rama kepada salah seorang pasukan yang sedang duduk menahan rasa sakit ditubuhnya
“AKu tak tahu, raja saat ini masih berada didalam kerajaan”. Jawabnya
“Baiklah, aku izin masuk ke kerajaan dulu”. Kata Rama sambil berjalan dan mengeluarkan aura healing untuk mengobati semua pasukan yang sedang terluka itu.
“Apah!, Lukaku sudah sembuh semua?, siapa kedua orang itu?”. Banyak sekali pasukan yang bertanya-tanya.
“Tuan muda, tuan muda!”. Teriak salah satu pasukan yang berlari menghampiri Rama dan Pelangi yang masih bergandengan tangan.
“Ada apa?”. Tanya Rama
“Raja sedang mengalami sakit yang sangat parah, bahkan sudah memanggil tabib dari berbagai kerajaan, masih saja belum bisa menyembuhkan penyakitnya”. Kata Pasukan itu.
“Baiklah, tidak masalah, aku akan melihatnya dulu”. Kata Rama sambil berlalu menuju ruang Raja yang sudah tidak ada lagi penjaga disana karena seluruh pasukan ikut mengamankan istana kerajaan diluar.
“Si, siapa kamu anak muda?”. Tanya Raja Tirta Wangsa
“Namaku Rama dan ini Istriku, Pelangi Namanya”. Jawab Rama.
“Kami kesini karena permintaan seorang gadis dari kerajaan Wesi Lunak untuk membantu sang raja menangani masalah kesehatan sang raja dan menghabisi siluman yang menyerang kerajaan ini”. Jawab Rama.
“Ooooh, apakah Intan yang menyuruh kalian kemari?”. Tanya Raja kembali
“Benar, raja”.
“Baiklah, aku sudah mengidap penyakit ini selama dua belas tahun, dan belum ada satu orangpun yang mampu mengobati penyakitku ini, aku sudah bersumpah, siapapun yang bisa mengobati penyakitku ini, aku akan menjadikannya orang terpenting dikerajaan ini, dia akan menjadi wakilku yang ku berikan hak penuh untuk memerintahkan seluruh kerajaan ini”. Jawab Raja
“Itu tidak kami butuhkan raja, kami hanya ingin raja sembuh dari penyakitnya dan kembali bisa memimpin kerajaan ini”. Kata Rama yang masih saja menggandeng tangan Pelangi (Kayak ga mau jauh-jauh dari istrinya itu).
“Baiklah, aku lihat dulu penyakitmu raja”. Lanjut Rama sambil memfokuskan sebuah kekuatan dimatanya untuk melihat organ dalam dari sang raja.
“Waduh, benar-benar sangat parah sekali, seluruh titik kekuatannya sudah hancur, bahkan ada beberapa titik kekuatan yang sudah terlihat mulai membusuk”. Gumam Rama dalam hatinya.
“Ah masih bisa diobati”. Kata Rama kepada raja Tirta Wangsa yang membuat wajah sang raja menjadi terlihat bahagia karena ada sebuah harapan lagi setelah berkali-kali mencoba pengobatan dari berbagai tabib terbaik namun tetap tidak bisa menyembuhkan penyakitnya itu.
“Apakah raja pernah bertempur melawan siluman sebelumnya?”. Tanya Rama
“Itu sudah lama sekali, saat kerajaan ini diserang oleh banyak siluman dan aku harus turun tangan langsung menangani serangan itu, hingga akhirnya ada beberapa siluman ulat yang saat itu menyerangku”. Jawab Raja
“Ooo, begitu rupanya, baiklah, tapi ini akan sedikit sakit raja, mohon ditahan ya”. Kata Rama
“Baiklah”.
Rama mulai mengeluarkan aura kuning emas miliknya yang menyerap sesuatu dari dalam tubuh raja Tirta Wangsa yang membuat sang raja berteriak kesakitan dan membuat para pasukan mulai khawatir dengan keadaan raja mereka.
“Apa yang sedang dilakukan pemuda itu? Jangan sampai pemuda itu akan membunuh raja kita, raja kita adalah orang yang paling baik di seluruh kerajaan ini, dia selalu memberikan bantuan kepada siapapun yang membutuhkannya”. Kata seorang prajurit kepada prajurit yang lain.
“Tapi sang raja belum memerintahkan apapun kepada kita, kita tidak mungkin bertindak seenak sendiri pastinya”. Jawab pasukan lainnya.
Terlihat keluar seekor ulat berwarna hitam yang mengeluarkan asap hitam pekat dari tubuhnya, ulat itu keluar melalui ulu hati sang Raja yang membuat sang raja tak kuat menahan rasa sakit dan pingsan deeeeh.
“Yah, malah tidur”. Kata Rama kepada istinya yang berada disampingnya itu.
“Hus, dia itu seorang raja, kamu malah meledeknya”. Kata Pelangi
Dan “Mwah, Mwah, Mwah” Rama kembali menciumi istrinya di depan raja yang sedang pingsan itu sambil memasukkan Ulat yang keluar dari tubuh raja kedalam sebuah kantong yang sudah disiapkan oleh Rama sebelumnya.
“Ehem, Ehem”. Terdengar suara ditelinga rama yang masih saja menciumi istrinya, membuat rama kaget, malu dan salah tingkah
“Eeeeeh, ternyata sudah bangun”. Kata Rama
“Anak muda, apa yang keluar dari tubuhku tadi?”. Tanya raja penasaran
“Ini raja”. Jawab rama sambil mengeluarkan seekor ulat yang sangat menjijikan dan bau bangke.
“Masih ada dua ulat lagi yang berada ditubuh raja yang harus aku keluarkan”. Kata Rama kembali
“Apaaaa?, walaaaaa, satu saja membuatku pingsan, kalau dua lagi aku tak tahu masih bisa hidup atau tidak nantinya!”. Teriak raja ketakutan
“Tenang saja raja, raja tidak akan meninggal dengan begitu mudahnya, ini baru langkah awal penyembuhanmu raja, setelah ulat-ulat ini aku keluarkan, kemudian aku akan mengaktifkan lagi semua titik kekuatanmu raja, ada satu titik kekuatanmu yang sudah mulai membusuk dimakan oleh ulat ini, makanya ulat ini aku keluarkan dulu biar yang lainnya akan lebih mudah dan tidak begitu terasa sakit”. Kata Rama
“hm….. baiklah, ambillah kedua ulat yang masih tersisa itu”. Kata Raja
Rama kembali memejamkan matanya dan “Mwah, Mwah, Mwah” beberapa ciuman dari pelangi menghampiri pipi rama yang sedang berfokus untuk mengeluarkan sisa ulat yang masih ada didalam tubuh raja.
Dan keluarlah dua ulat dengan bentuk dan bau yang sama dengan ulat sebelumnya.
Lagi dan lagi.
“Maaf, aku pingsan duluuuuu”. Raja kembali tidak sadarkan diri.
Kesempatan itu kembali digunakan untuk saling beradu bibir antara Rama dan Pelangi didepan raja Tirta Wangsa Yang kembali pingsan itu.
Lagi dan lagi Rama dan Pelangi dikagetkan dengan suara dari sang raja.
“Yaaah, agak lamaan dikit kek pingsannya, mengganggu kenikmatan saja”. Gumam Rama didalam hatinya
“Apakah dua ulat yang tersisa sudah dikeluarkan semua anak muda?”. Tanya raja
“Sudah raja, ini ulat-ulat yang memakan kekuatan raja selama ini dan menjadikan raja semakin hari akan kehabisan kekuatan dan tubuh raja menjadi kurus”. Kata Rama
“Baiklah, apakah penyakitku sudah disembuhkan?”. Tanya Raja.
“Ya belom laaaaah, kan baru diambil ulatnya??!”. Gumam rama dalam hatinya
“Belum raja, setelah ini nanti akan aku obati penyakit raja sekaligua aku pulihkan titik kekuatan yang sudah dirusak oleh ulat-ulat ini”. Kata Rama
“Ba, baiklah kalau begitu, kalau bisa lakukan secepatnya agar aku bisa memenuhi kewajibanku lagi untuk memimpin kerajaan ini”. Kata Raja dengan memohon kepada Rama.
“Santai saja sih, nanti juga akan saya obati”. Kata Rama ketus.
“Baiklah anak muda, aku benar-benar tidak bisa membalas apapun padamu, aku akan memenuhi semua permintaanmu jika memang penyakitku ini bisa disembuhkan”. Kata Raja
“Baiklah, baiklah, tidak usah berfikir terlalu kesana dulu raja, yang terpenting nanti akan saya obati semuanya”. Jawab Rama sambil berpamitan ingin keluar.
“Anak muda, menginaplah disini hingga penyakitku bisa kau sembuhkan”. Raja menawarkan penginapan yang berada di istana kerajaan
“Boleh juga, baiklah kami akan menginap disini”. Kata Rama.
Malam haripun datang, terlihat Rama dan Pelangi sudah bersiap untuk bertempur diranjang, mereka sudah tidak mengenakan sehelai kainpun ditubuhnya, Rama mulai menciumi tubuh indah Pelangi hingga gunung kembarnya pun tidak luput dari jilatan lidah Rama.
“Tok, tok, tok!”. Terdengan ketukan pintu kamar dimana Rama dan Pelangi baru saja akan memulai pertempuran.
“Siaaaaaaaaaaaal, jancoooooooook, siapa lagi yang mengganggu iniiii!”. Teriak Rama didalam hatinya.
“Mohon maaf tuan Rama, Raja memanggil anda untuk menemuinya”. Kata orang yang berada didepan pintu
“YA!!!!, AKU AKAN MENEMUINYA SEKARANG!”. Bentak Rama yang terlihat sangat marah karena pertempurannya digagalkan kembali.
“Haruskah aku obati dahulu raja sialan ini, biar tak menggangguku lagi nanti!?”. Gumam Rama sambil berjalan menuju sang raja.
“Ada apa raja memanggilku?”. Tanya Rama
“Apakah aku mengganggu kalian berdua?”. Tanya raja
“Pastiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii, itu pastiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii, dan sangat benaaaaaaaaaaaaar”. Teriak rama dalam hatinya.
“Kenapa raja tiba-tiba memanggilku?”. Tanya Rama
“Bisakah kau obati penyakitku malam ini juga?”. Tanya raja
“Baiklah, raja duduklah menghadap kesana”. Kata Rama sambil menunjukkan arah raja akan duduk.
“Baiklah”. Rama mulai memfokuskan kekuatannya dijarinya dan terlihat jarinya mengeluarkan cahaya purih yang sangat terang dang langsung ditempelkan kepunggung raja terlihat sang raja yang lagi-lagi menggerutkan giginya.
“Aura ini benar-benar masuk kedalam titik kekuatanku, apakah aku benar-benar akan sembuh sekarang?”. Gumam raja didalam hatinya.
“Puk….., Puk……, Puk………….,”. Suara hentakan tangan rama yang mengenai beberapa bagian dari tubuh raja dan
“Sudah raja, semuanya sudah selesai, sekarang kau sudah bisa berlatih lagi untuk meningkatkan kekuatanmu kembali, kakuatanmu yang dahulu hilang akan aku kembalikan besok pagi”. Jawab Rama.
“Baiklah, terima kasih sekali anak muda, aku benar-benar tidak dapat membalah budi baikmu ini”. Jawab raja.
“Ya, tapi jangan ganggu Honey mooonku yaaaaaa!”. Kata Rama sedikit membentak
“Honey moon?, makanan apakah itu?”. Tanya raja didalam hatinya
“Baiklah anak muda, besok aku akan membuat sebuah pesta besar untuk merayakan kesembuhanku ini”. Kata raja.
“Tak perlulah membuat pesta yang besar raja, kau harus melihat kondisi masyarakatmu saat ini, baru saja kemarin diserang oleh banyak monster yang membuat banyak rumah mengalami kerusakan parah, dan banyak janda-janda muda juga anak-anak yatim baru”. Kata rama dengan wajah judesnya.
“Benarkan para siluman sudah menyerang kerajaan ini lagi?”. Tanya raja
“Yoi, makanya besok pagi aku kembalikan kekuatanmu lagi, baru kau benahi kembali keadaan kerajaan ini agar tertata kembali”. Jawab rama
“Baiklah anak muda”
“Baik, jika tidak ada urusan lagi aku akan pergi menemui istriku dulu, dan tolong jangan diganggu yaaa”. Kata rama sambil berlalu dengan lompat-lompat dengan perasaan yang sudah plong karena tidak akan mungkin ada yang mengganggunya lagi.
Sesampainya dikamar, terlihat Pelangi yang sudah tertidur pulas karena terlalu lama menunggu suaminya kembali.
“Waduh, istriku sudah tidur sangat nyenyak sekali, aku tak mungkin mengganggu tidurnya, biarlah malam ini masih gagal bertarung dengan istriku tidak masalah, masih banyak hari-hari besok lagi”. Gumam rama sambil tidur disebelah istrinya.
Keesokan harinya rama terlihat keluar dari kamar bersama istrinya yang kembali memperlihatkan kemesraan mereka berdua dihadapan raja.
“Kalian, apakah kalian pengantin baru?”. Tanya Raja
“Benar sekali, kami adalah pengantin baru lima hari yang lalu, dan hingga saat ini kami belum sempat melakukan pertempuran diranjang karena selalu ada saja gangguan yang datang”. Jawab Rama ketus.
“Hahahahaha, begitukah, apakah semalam juga aku mengganggu pertempuran kalian?”. Tanya raja sambil tertawa
“Ini orang, andai saja dia bukan seorang raja sudah aku tampol mulutnya itu”. Gumam Rama
“Sangat mengganggu sekaleeeeeeeeeee”. Jawab Rama sambil memasang wajah judesnya
“Maaf, maaf, aku tak tahu kalau kalian adalah pengantin baru”. Jawab raja.
“Baiklah, tak masalah, untuk mengembalikan kekuatan raja yang sudah hilang, raja harus memakan kembali ulat-ulat ini yang sudah aku bakar menjadi ulat bakar”. Kata Rama sambil menyodorkan ulat hitam yang baunya minta amplop itu kepada raja.
“Haruskah aku memakan ulat yang bau busuk ini?”. Tanya Raja
“HARUS!”. Jawab rama memaksa
“Ba, baiklah”. Kata raja sambil menelan ulat bakar yang bau e’e itu, terlihat raja akan memuntahkan ulat itu kembali tapi rama tiba-tiba langsung menutup bibir raja dengan tangannya dengan sedikit tekanan yang membuat ulat bakar itu langsung masuk kedalam perut sang raja.
Terlihat luapan cahaya dari tubuh sang raja mulai keluar, dan aura-aura kekuatan sudah mulai muncul dari tubuh sang raja.
“Apakah kekuatanku sudah kembali lagi?”. Tanya raja dengan kegirangan
“Benar raja, kekuatanmu kini sudah kembali lagi” jawab rama
“Kini kau sudah bisa memimpin kerajaan ini lagi, dan jangan sampai membuat rakyat menderita, kalau sampai kau membuat rakyatmu menderita, aku Rama dan istriku tidak akan mengampunimu dan akan langsung menggaplok kepalamu nanti”. Kata Rama dengan menindas seorang raja
“Baiklah anak muda, aku bersumpah akan selalu mendahulukan rakyatku daripada kepentingan yang lainnya”. Jawab Raja.
“Baiklah urusan kita sudah selesai, aku harus pulang ke kerajaan Dadung Mbulet untuk menemui adik dan kakakku disana”. Kata rama yang langsung akan berpamitan.
“Sebentar anak muda, bermalamlah disini satu malam lagi, sambil aku akan mempersiapkan hadiah, setidaknya untuk hadiah pernikahan kalian itu”. Kata Raja.
“Baiklah kalau begitu, kami akan menginap dikerajaan ini satu malam lagi, dan toloooooooooong jangan digangguuuuuu, aku belum sempet mencicipi apem empuk punya istrikuuuuuuu”. Kata rama
“Ya, ya, yaaaaa”. Kata raja.
Malam haripun kini mulai datang, Kembali Rama dan Pelangi akan melakukan sebuah pertempuran diranjang, Rama mulai mencium bibir Pelangi yang merah merona dan seakan sedang meronta-ronta ingin segera melahap sesuatu.
Sambil satu persatu baju yang sedang dikenakan Pelangi dilucuti oleh tangan Rama yang sudah mulai kesana kemari menggerayangi tubuh indah Pelangi.
“Aaah”. Desahan kecil mulai terderngar dari mulut Pelangi
Lidah rama tidak henti-hentinya menjilati kulit halus yang ada dileher Pelangi yang membuat Pelangi merasa geli-geli enak.
“Aaah, enak Rama”. Kata Pelangi lirih.
“Tok, Tok, Tok!. Terdengar lagi ketukan pintu
“Kakaaak, apakah kakak sudah tidur?”. Terdengar suara Purwati yang sedang mencari kakaknya.
“Halaaaaaaaaaaaaah, kenapa gustiiiii, kenapaaaaa?”. Gumam Rama yang sudah sangat geram sekali.
“Sebentar, Kakak keluar!”. Jawab Rama.
Diluar kamar terlihat Sukmawati, Wicaksana, Intan dan Purwati sedang berdiri menunggu Rama keluar dari kamarnya.
“Kalian? Kapan sampai kemari?”. Tanya Rama
“Baru saja sampai, dan kami langsung mencari keberadaan kalian”. Jawab Sukmawati
“Tadi kalian lagi enak-enak yaaaaa?”. Kata Sukmawati sambil meledek Rama
“Brisik!, kalian mengganggu kenikmatan orang saja”. Jawab Rama.
“Kalian juga datang kemari, ada masalah apakah yang membuat kalian harus datang kemari?”. Tanya Pelangi kepada rombongan itu.
“Ya, kami khawatir, kalian sudah berhari-hari tak ada kabar berita sama sekali, Purwati juga menghubungi Rama tidak pernah ada balasan darinya”. Jawab Wicaksana
“Ooo, begitukah, kalian lihatkan? Kami baik-baik saja?”. Jawab Pelangi
“Bagaimana keadaan raja sekarang kak Rama?”. Tanya intan dengan wajah imutnya
“Sekarang raja sudah pulih total, seluruh kekuatannya juga sudah kembali, jadi tidak usah khawatirkan dia, lagian dia juga sudah tua, pasti tau apa yang harus dilakukan selanjutnya”. Jawab Rama
“Kak, bolehkah aku tidur dikamarmu mala mini?”. Tanya Intan.
“Hey bocah gadis sialan, kamu tidak melihatku ada disampingnyakah? Ngapain kamu mau tidur dikamar kita?”. Teriak Pelangi yang memperlihatkan muka marah dan cemburunya.
“Hahahaah, mulai, mulai, mulaiiii mending kabur deeeeh”. Kata rama sambil berlari menjauh dari kumpulan cewek-cewek itu.
atas bawah... yg baca jdi rada bingung.